Sunday, July 28, 2019

VUCA

Istilah VUCA pertama kali digunakan dalam dunia militer pada era sembilan puluhan untuk menggambarkan situasi medan tempur yang dihadapi oleh pasukan operasional dimana informasi medan yang ada amat terbatas. Bertempur dalam keterbatasan informasi serasa berjalan dalam kebutaan dan bisa menimbulkan chaos. Keadaan ini diistilahkan sebagai medan perang kabut (fog war).

Sekolah bisnis masa 1980-90an banyak mengajarkan cara mengelola situasi bisnis yang relatif mudah diprediksi. Rutinitas dan stabilitas menjadi dasar asumsi. Resep sukses di masa lalu dianalisa dan dicari formulanya lalu menjadi acuan untuk perencanaan. Goal dan sasaran kinerja ditetapkan oleh perancang strategi perusahaan dengan alat semacam PDCA. Pada periode itu fokus organisasi adalah mengelola sumberdaya dengan efisien guna mencapai sasaran kinerja.


VUCA yang merupakan singkatan dari Volatile (bergejolak), Uncertain (tidak pasti), Complex (kompleks), dan Ambigue (tidak jelas) merupakan gambaran situasi di dunia bisnis di masa kini. Lebih jelasnya, sebagai berikut :
  • Volatility berarti sebuah perubahan dinamika yang sangat cepat dalam berbagai hal seperti sosial, ekonomi dan politik. 
  • Uncertainty bermakna sulitnya memprediksi isu dan peristiwa yang saat ini sedang terjadi. 
  • Complexity adalah adanya gangguan dan kekacauan yang mengelilingi setiap organisasi. 
  • Ambiguity didefinisikan sebagai beban berat realitas dan makna yang berbaur dari berbagai kondisi yang ada atau sbuah keadaan yang terasa mengambang dan kejelasan masih dipertanyaakan.

Bob Johansen, dalam bukunya Leaders Make the Future: Ten New Leadership Skills for Uncertain World (San Fransisco, 2009) mengingatkan gejolak VUCA perlu dilawan dengan VUCA. VUCA yang kedua ini kependekan dari Vision, Understanding, Clarity, dan Agility. Pemimpin masa depan perlu memiliki keempat hal tersebut untuk menghadapi era VUCA.
  • Vision adalah sesuatu yang hendak kita wujudkan dimasa yang akan datang. Sesuatu yang layak diperjuangkan. Sesuatu yang menjadi legacy kita di semesta. Visi inilah yang membedakan antara seorang pemimpin dan pengikut. Orang yang memiliki visi lebih besar akan menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bervisi lebih kecil. Ibarat magnet, kebesaran visi akan menarik berbagai kekuatan yang ada di sekitarnya. 
  • Understanding, pemahaman akan perubahan dan hal-hal yang perlu disiapkan untuk menghadapinya perlu dipahami dengan baik dan benar. Gaya dan cara hidup generasi yang lahir di era VUCA atau berdekatan dengan era VUCA sungguh sangat berbeda. Saat ini, ada anak muda yang tiba-tiba bisa kaya raya, tiba-tiba popular. Cara belajar sudah berbeda. Model bisnis banyak yang berubah. Semua perlu dipahami agar kita tidak menjadi katak rebus. 
  • Clarity, kemampuan seseorang melihat masa depan dengan jelas dan yakin yang tidak dilihat oleh lainnya. Seorang pemimpin mempunyai kemampuan yang sangat jelas mengenai apa yang sedang dibuat untuk mewujudkan visinya namun sangat luwes dan flexible mengenai bagaimana cara membuatnya. 
  • Agility, kelincahan menghadapi perubahan, menghadapi tuntutan konsumen, perkembangan baru yang tiba-tiba muncul wajib melekat ada pada pemimpin di era sekarang. Apabila Anda tidak lincah, maka Anda kalah. Apabila Anda sulit berubah maka Anda musnah.


Sumber :
https://leksanath.wordpress.com/2018/01/27/mengenal-dunia-vuca-dan-tantangannya/
http://binakarir.com/volatility-uncertainty-complexity-ambiguity-vuca/
https://kumparan.com/jamil-azzaini/vuca-vs-vuca

No comments:

Post a Comment

Related Posts