Sunday, November 29, 2015

Demand Management


Demand Management merupakan proses mengetahui semua kebutuhan produk atau jasa dari pelanggan yang mencakup aktifitas mengenai kebutuhan yang akan direncanakan dapat terealisasi dan memprioritaskan kebutuhan apabila terjadi kekurangan supply baik material maupun sumber daya.

Demand Management terdiri dari 2 bagian yaitu :
  1. Demand Planning
  2. Demand Control dan Execution


Demand Planning

Demand Planning mencakup proses forecasting, hubungan pelanggan dengan rencana kebutuhannya, perencanaan produk atau jasa baru dan inventorinya, serta strategi kapasitas. Kualitas informasi hasil rencana kebutuhan produk dan jasa yang paling utama dimana dalam prosesnya harus dapat didefinisikan dan dapat disanggupi dalam satuan waktu dan dalam proses reviewnya nanti dapat dipertanggung jawabkan.

Beberapa perusahaan memerlukan satu orang khusus untuk menangani hal ini dan biasanya disebut demand koordinator yang mempunyai tugas utama yaitu melakukan fasilitasi atau koordinasi pembuatan rencana kebutuhan produk atau jasa . Dalam tugasnya harus ada secara formal review bulanan untuk selalu meng-update kesesuaian rencana kebutuhan produk atau jasa yang telah dibuat.

Demand Management mencakup masalah yang berkaitan dengan bagaimana perusahaan mengintegrasikan informasi dari dan tentang konsumen, internal dan eksternal perusahaan, kedalam sistem perencanaan dan pengendalian manufaktur.

Manajemen permintaan termasuk aktivitas yang berkisar dari menentukan atau memperkirakan permintaan dari konsumen, dengan mengkonversi pesanan-pesanan spesifik konsumen ke tanggal pengiriman yang dijanjikan, untuk membantu menyeimbangkan permintaan dengan persediaan. Jadi, manajemen permintaan digunakan untuk menggambarkan kegiatan peramalan permintaan, perencanaan, dan pemenuhan pesanan.


Perencanaan dan Pengendalian

Bagian perencanaan dari perencanaan manufaktur dan kontrol melibatkan penentuan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan masa depan yang sebenarnya. Bagian kontrol menentukan bagaimana kapasitas akan dikonversi menjadi produk sebagai pesanan masuk.

Perusahaan mengeksekusi rencana sebagai informasi permintaan aktual yang telah tersedia. Fungsi kontrol menentukan bagaimana perusahaan akan memodifikasi titik terang kesalahan perkiraan dari rencana dan perubahan dalam asumsi lainnya.

Forecast dan Rencana

Perbedaan antara pola permintaan dan respon oleh perusahaan menunjukkan perbedaan penting antara proyeksi dan rencana. Dalam manajemen permintaan, perkiraan jumlah & waktu permintaan pelanggan dikembangkan. Ini adalah perkiraan apa yang mungkin terjadi di pasar. Manufaktur rencana yang menentukan bagaimana perusahaan akan merespon didasarkan pada ramalan-ramalan tersebut.


Make-to-stock (MTS) Environment

Di dalam MTS environment, kunci fokus aktivitas manajemen permintaan adalah pada pemeliharaan persediaan barang jadi. Di lingkungan ini, ketika konsumen membeli langsung dari persediaan yang tersedia, pelayanan pelanggan ditentukan dengan apakah jumlah mereka di dalam stok atau tidak.

Aspek kunci dari manajemen persediaan barang jadi adalah penentuan kapan, berapa banyak, dan bagaimana mengisi kembali stok di lokasi spesifik. Ini adalah perhatian distribusi fisik di dalam manajemen permintaan.

Beberapa perusahaan MTS mempekerjakan perencana gudang, pusat distribusi, gudang lokal, dan bahkan vendor-managed inventory didalam lokasi konsumen mereka. Manajemen dari rantai pasokan memerlukan informasi dalam status persediaan di dalam berbagai lokasi, hubungan dengan penyedia transportasi, dan mengestimasikan permintaan konsumen berdasarkan lokasi dan jumlah.

Assemble-to-order (ATO) Environment

Dalam lingkungan assemble-to-order, tugas utama manajemen permintaan adalah untuk menetapkan pesanan konsumen di dalam komponen alternatif dan pilihan. Itu penting untuk  memastikan bahwa mereka dapat dikombinasikan kedalam produk yang dapat terus berjalan di dalam proses yang dikenal sebagai configuration management.

Satu dari kapabilitas yang diperlukan untuk sukses dalam lingkungan ATO adalah rekayasa desain yang dapat fleksibel di dalam mengkombinasikan komponen, pilihan, dan modul kedalam barang jadi yang memungkinkan.

Make (Engineer)-to-order (MTO) Environment

Di dalam lingkungan make-to-order dan engineer-to-order, ada sumber daya lain yang diperlukan untuk diambil kedalam akun yaitu engineering (keahlian teknik). Perpindahan customer order decoupling point ke bahan mentah atau bahkan pemasok menaruh informasi permintaan independen lebih lanjut ke dalam perusahaan dan menurunkan cakupan informasi permintaan dependen.

Oleh karena itu, yang diperlukan untuk mendapatkan spesifikasi produk dari konsumen dan mengartikannya kedalam istilah manufaktur di dalam perusahaan. Ini berarti bahwa tugas manajemen permintaan di dalam lingkungan ini adalah untuk mengkoordikasikan informasi dalam produk yang dibutuhkan konsumen dengan keahlian teknik.

Kebutuhan untuk sumber daya keahlian teknik di dalam kasus engineer-to-order sedikit berbeda dengan di dalam kasus make-to-order. Di dalam lingkungan make-to-order, keahlian teknik menentukan material apa yang akan diperlukan, langkah apa yang akan diperlukan di dalam manufaktur, dan biaya yang dilibatkan. Material dapat datang dari persediaan perusahaan atau dibeli dari pemasok.

Di dalam lingkungan engineering-to-order, kebanyakan informasi yang sama ini diperlukan dari konsumen, meskipun kebanyakan detail desain mungkin ditinggalkan untuk teknisi dari pada konsumen. karena kebutuhan sumber daya keahlian teknis di dalam lingkungan ini, tugas peramalan manajemen permintaan sekarang termasuk menentukan berapa banyak kapasitas keahlian teknis yang akan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen di masa depan.


Sumber :
http://sistemterintegrasi.blogspot.co.id/2009/02/demand-management.html
http://kuliahekonomi.blogspot.co.id/2013/09/demand-management.html

Thursday, November 5, 2015

Kampus Jurusan Teknik Industri

14 Kampus dengan Jurusan Teknik Industri Terbaik di Indonesia


Seiring berjalannya waktu, industri selalu berkembang dan nyaris tidak ada habisnya. Nah, perkembangan ini membuat banyak sekali kebutuhan terhadap sarjana-sarjana muda khusunya di bidang teknik industri. Inilah yang kemudian mendorong banyak universitas memunculkan teknik industri sebagai salah satu jurusannya. Akan tetapi mencari jurusan teknik industri yang baik bukanlah perkara mudah. Untuk itu, kami membuat daftar 14 jurusan teknik industri terbaik di Indonesia buat kamu yang ingin memasuki bidang ini.

Daftar ini memang tidak mutlak dan sangat relative, bergantung penilaiannya. Bahkan kamu sendiri bisa memberikan penilaian dan memutuskan mana yang terbaik dari daftar ini lho… Karena itu, jangan lupa ikuti voting yang kita buat di akhir artikel ini ya!


Institut Teknologi Telkom

Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Telkom adalah salah satu jurusan yang telah terakreditasi dengan peringkat A melalui SK nomor 006 pada tahun 2009. Di perguruan tinggi ini, Jurusan Teknik Industri dirancang dengan total beban 145 sks untuk lama studi 4 tahun/8 semester. Bagi para mahasiswa yang dapat mempertahankan IP Semester tidak kurang dari 3,00 pada setiap akhir semester telah disediakan perencanaan studi melalui Skema Kurikulum Akselerasi 3,5 tahun/7 semester.


Universitas Trisakti

19 November 1965 menjadi hari lahir dari Jurusan Teknik Industri Universitas Trisakti. Ya, jurusan ini memang terbilang tidak muda. Maka tak heran jika jurusan ini menjadi salah satu jurusan yang berpengalaman dan bahkan telah terakreditasi A oleh BAN PT pada tahun 2014 dengan SK nomor 199/SK/BAN-PT/Ak-SURV/S/VII/2014.


Universitas Telkom

Jurusan Teknik Industri yang dimiliki Universitas Telkom adalah salah satu jurusan yang paling unggul di Universitas yang berloaksi di Bandung ini. Hal itu tidak terlepas dengan akreditasi A melalui SK bernomor 065/SK/BAN-PT/Akred/S/II/2015 yang diperolehnya pada tahun ini. Perlahan tapi pasti, jurusan yang berdiri tahun 1992 ini makin popular di kalangan calon mahasiswa baru.


Universitas Surabaya

Pada tahun 2009, beberapa jurusan yang ada di Universitas Surabaya mendapatkan akreditasi dari BAN PT. Salah satu jurusan yang mendapatkan akreditasi terbaik alias nilai A adalah Teknik Industri. Akreditasi tersebut diberikan melalui SK BAN PT bernomor 089/SK/BAN-PT/Akred/S/III/2015. Jadi jangan heran jika banyak calon mahasiswa baru yang berlomba-lomba untuk masuk ke jurusan ini.


Universitas Kristen Petra

Tahun 2014 adalah salah satu tahun yang membanggakan bagi Universitas Kristen Petra. Pasalnya, pada tahun tersebut, salah satu jurusan di univeritas ini di anugerahi akreditasi A oleh BAN PT melalui SK nomor 364/SK/BAN-PT/Akred/S/IX/2014. jurusan tersebut adalah Teknik Industri. Jadi jangan heran melihat ketatnya persaingan memasuki jurusan ini.


Universitas Katolik Parahyangan

Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan didirikan pada 20 April 1993 berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia No. 34/D/O/1993. Sejak didirikan, jurusan ini terusa berkembang dan berusaha menjadi unggulan. Sampai akhirnya pada tahun 2010 BAN PT mengganjar jurusan ini akreditasi A. Akreditasi A tersebut berlanjut hingga tahun 2015 dengan SK nomor 773/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2015.


Universitas Islam Indonesia

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) berdiri sejak tahun 1982. Sekretariat Jurusan Teknik Industri sendiri berlokasi di Jl. Kaliurang Km.14.5 Sleman, D.I. Yogyakarta. Jurusan ini adalah satu diantara banyak jurusan unggulan lain di UII. Itu semua karena akreditasi A yang diberikan oleh BAN PT untuk jurusan ini melalui SK bernomor 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013.


Universitas Gunadarma

Sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di Indonesia, tentunya Universitas Gunadarma mempunyai banyak jurusan unggulan yang ditawarkan pada para calon mahasiswa baru. Salah satunya adalah jurusan Teknik Industri. Jurusan yang berada dibawah naungan Fakultas Teknik ini menjadi salah satu favorit para calon mahasiswa baru karena akreditasi A yang disandangnya. Akreditasi A tersebut diberikan BAN PT melalui surat keputusan nomor 157/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/VII/2013.


Universitas Sebelas Maret

Akreditasi A untuk Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret baru saja di terima pada tahun ini dengan SK bernomor 042/SK/BAN-PT/Akred/S/II/2015. Ya, tahun 2015 bisa dibilang menjadi salah satu tonggak sejarah keberhasilan dari Jurusan yang bernaung dibawah Fakultas Teknik ini. Tidak mengherankan jika sekarang jurusan ini makin populer dikalangan calon mahasiswa baru Universitas Sebelas Maret.


Universitas Indonesia

Universitas Indonesia (UI) baru mempunyai Jurusan Teknik Industri pada tahun 2001. Jurusan ini menjadi salah satu jurusan yang dinaungi oleh Fakultas Teknik. Meskipun usianya terbilang muda, Jurusan Teknik Industri UI telah mampu membuktikan diri. Sejak tahun 2010 jurusan tersebut sudah terakreditasi A oleh BAN PT dengan SK nomor 032. Saat ini jurusan Teknik Industri UI sedang mengajukan proses re-akreditasi.


Universitas Gadjah Mada

Jurusan Teknik Industri adalah salah satu jurusan yang bernaung dibawah Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM). Jurusan tersebut secara resmi lahir pada 1 Agustus 1998. Sebagai salah satu jurusan yang ada di Universitas ternama, jurusan ini telah mendapatkan akreditasi A dari BAN PT pada tahun 2013 dengan SK nomor 227/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013.


Universitas Diponegoro

Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang – Semarang adalah lokasi dari secretariat Jurusan Teknik Industri Universitas Diponegoro. Jurusan tersebut merupakan salah satu jurusan yang diunggulkan dari Universitas terbaik di Jawa Tengah ini. Jadi jangan heran jika jurusan ini mendapatkan akreditasi A dari BAN PT pada tahun 2012 dengan SK No. 030.


Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Sebagai salah satu perguruan tinggi bonafide di Indonesia Institut Teknologi Sepuluh Nopember mempunyai banyak jurusan unggulan. Salah satunya adalah Jurusan Teknik Industri. Jurusan ini memang salah satu jurusan dengan reputasi sangat baik, dibuktikan dengan akreditasi A dari BAN PT dengan SK bernomor 014 pada tahun 2011.


Institut Teknologi Bandung

Menjadi jurusan yang terdepan di kawasan Asia-Pasifik adalah salah satu visi dari Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB). Maka jangan heran jika jurusan ini memang sudah dirancang dengan sangat baik oleh perguruan tinggi di Bandung ini. Buktinya, sekarang Jurusan Teknik Industri ITB telah mengantongi akreditasi A dari BAN PT dengan nomor SK 328/SK/BAN-PT/Akred/S/V/2015.


Sumber :
http://www.kuliahabroad.com/p/seiring-berjalannya-waktu-industri.html

Wednesday, August 12, 2015

Produktifitas vs Efisiensi

Pada artikel Produktifitas dan Efisiensi dalam blog yang sama, telah kita bahas perbedaan yang mendasar antara Produktifitas dengan Efisiensi.

Berikut adalah pembahasan yang diambil dari whatsapp group Surabaya Study Group dengan topik Produktifitas vs Efisiensi.

Efisiensi dirumuskan dengan actual output dibagi standard output.

Sedangkan produktifitas adalah rasio output terhadap input. Untuk menaikkan produktifitas kita bisa naikkan output atau turunkan input. Biasanya biaya merupakan input.

Banyak hal yang dikupas di Surabaya Study Group. Untuk lebih mengenal mengenai Surabay Study Group silahkan klik blog berikut Surabaya Study Group.

Sunday, August 2, 2015

Perkembangan Operation Research


Digunakan tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen disuatu kota di Inggris digunakan oleh pemimpin militer Inggris untuk mencari cara-cara yang efisien untuk menggunakan alat yang baru ditemukan untuk menghadapi serangan udara.

Setelah perang, keberhasilan kelompok peneliti operasi-operasi dibidang militer menarik perhatian para industriawan yang mencari penyelesaian masalah-masalah yang rumit
Akhirnya, pada tahun lima puluhan, di Inggris dan di Amerika,tehinik-tehnik program linier dan dinamik ditemukan dan diperluas

Pada saat ini OR mulai mendapat pengakuan sebagai pelajaran yang bermanfaat di Perguruan Tinggi dan materi menjadi makin banyak dan penting bagi mahasiswa

Arti Operation Research
Adalah memutuskan secara ilmiah bagaimana merancang dan menjalankan sistem manusia-mesin dengan yang terbaik, yang biasanya membutuhkan alokasi sumber daya yang langka

Model dalam OR
Model adalah abstraksi atau penyederhanaan realistis sistem yang komplek dimana hanya komponen-komponen yang relevan atau factor-faktor yang dominan dari masalah yang dianalisa diikutsertakan

Model dapat diklasifikasikan menurut jenisnya
Iconic Model
Analogue Model
Mathematical Model


Tahap-tahap Dalam OR

Merumuskan Masalah
Pertama kali suatu difinisi persoalan yang tepat harus dirumuskan. Dalam perumusan masalah ini ada tiga pertanyaan penting yang harus dijawab

1. Variabel Keputusan
Tujuan (objective)
Kendala (constraint)

2. Pembentukan model
sesuai dengan difinisi persoalan, pengambil keputusan menentukan model yang paling cocok untuk mewakili sistem, karena jika model yang dihasilkan cocok dengan salah satu model matematik yang biasa maka solusinya dengan mudah diperoleh

3. Mencari penyelesaian masalah
Pada tahap ini bermacam-macam tehnik dan metode solusi kuantitatif memasuki proses

4. Validasi Model

5. Penerapan hasil akhir

Ciri-ciri OR
1. OR merupakan pendekatan kelompok antar disiplin untuk mencari hasil yang optimum
2. OR menggunakan tehnik penelitian ilmiah untuk mendapatkan solusi optimum
3. OR hanya hanya memperbaiki kualitas solusi

Kelemahan OR
1. Perumusan masalah dalm suatu program OR adalah suatu tugas yang sulit
2. Jika organisasi mempunyai beberapa tujuan yang bertentangan maka organisasi tidak dapat mencapai yang terbaik secara serempak
3. Suatu hub yang non linier yang diubah menjadi linier dengan program linier dapat menggganggu solusi yang disaranka

LINIER PROGRAMMING
Linier Programming merupakan suatu model yang dipergunakan untuk pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal
LP mencakup perencanaan kegiatan-kegiatan untuk mencapai suatu hasil yang optimal yaitu suatu hasil yang mencerminkan tercapainya sasaran tertentu paling baik diantara alaternatif-alternatif yang mungkin dengan mempergunakan funsi linier

Di dalam model LP dikenal 2 macam fungsi yaitu
1. Fungsi tujuan (objectiv function) adalah fungsi yang menggambarkan tujuan permasalahan LP yang terkait dengan pengaturan secara optimal sumber daya-sumberdaya, untuk memperoleh keuntungan mak atau biaya yang minimal dinyatakan dengan Z
2. Fungsi batasan (constraint function) merupakan bentuk penyajian secara matematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang dialokasikan secara optimal keberbagai kegiatan

Asumsi LP
1. Proportionality : naik turunnya nilai Z dan penggunaan sumber atau fasilitas yang tersedia akan berubah secara proporsional
2. Additivity : nilai tujuan tiap kegiatan tidak saling mempengaruhi atau setiap kenaikkan nilai Z yang diakibatkan oleh kenaikkan suatu kegiatan dapat ditambahkan tanpa mempengaruhi bagian nilai Z yang diperoleh dari kegiatan lain
3. Divisibility : Output yang dihasilakn oleh setiap kegiatan dapat berupa bilangan pecahan
4. Deterministic : semua parameter yang ada pada model LP dapat diperkirakan dengan pasti.

Contoh soal 1
Perusahaan sepatu “Ideal” membuat dua macam sepatu. Macam pertama merek X1, dengan sol dari karet, dan macam kedua merek X2, dengan sol dari kulit. Untuk membuat sepatu-sepatu itu perusahaan memiliki 3 macam mesin. Mesin 1 khusus membuat sol dari karet, mesin 2 khusus membuat sol dari kulit, dan mesin 3 membuat bagian atas sepatu dan melakukan assembeling bagian atas dengan sol.

Setiap lusin sepatu merek X1 mula-mula dikerjakan di mesin 1 selama 2 jam, kemudian tanpa melalui mesin 2 terus dikerjakan di mesin 3 selam 6 jam.
Sedangkan untuk sepatu merek X2 tidak diproses di mesin 1, tetapi pertama kali dikerjakan di mesin 2 selama 3 jam kemudian di mesin 3 selam 5 jam

Jam kerja maksimum setiap hari untuk mesin 1 = 8 jam, mesin 2 = 15 jam, dan mesin 3 = 30 jam. Sumbagan terhadap laba untuk setiap lusin sepatu merek X1 = Rp. 30.000,00 sedangkan merek X2 = Rp. 50.000,00.

Masalahnya adalah menentukan berapa lusin sebaiknya sepatu merek X1 dan merek X2 dibuat agar bisa memaksimumkan laba.

Langkah-Langkah metode Grafik
1. Menentukan fungsi tujuan dan memformulasikannya dalam bentuk matematis
2. Mendifinisikan batasan-batasan yang berlaku dan memformulasikannya dalam bentuk matematis
3. Menggambarkan masing-masing fungsi batasan dalam satu sistem salib sumbu
3. Mencari titik yang paling menguntungkan dihubungkan dengan fungsi tujuan


Sumber :
http://materikuliah.blogspot.com/2007/09/operation-research-pendahuluan.html

Pengertian Operation Research

Pengertian Operation Research dan Metodenya


Pengertian operation research telah banyak dijelaskan dan diartikan oleh banyak ahli. Ada yang mengungkapkan jika operation research merupakan metode atai peralatan yang dipakai untuk mencari solusi dari berbagai masalah yang ada pada operasi perusahaan. Ada juga yang menyebutkan jika operation research merupakan sebuah cara yang membuat para pemimpin perusahaan mampu menentukan keputusan tentang kegiatan atau proyek  yang mereka bawahi

Ada juga yang membahas pengertian operation research sebagai sebuah cara dalam memberikan keputusan-keputusan krusial. Namun pengertian tersebut masih bias dan kurang kuat. Miller dan M.K Starr sendiri menganggap operation research sebagai sebuah tools  manajemen yang dipakai untuk menggabungkan ilmu-ilmu  pasti  dalam struktur masalah kehidupan nyata. Tujuan dari metode ini sendiri adalah agar suatu kemelut atau soal dapat diselesaikan dengan sangat baik.

S.L Cook berbeda pandangan tentang operations research  atau riset operasi ini. Baginya, riset operasi bukanlah sebuah metode tetapi sebuah pendekatan, sesuatu yang lebih luaw dari sekedar sains. S.L Cook menganggap bahwa riset operasi adalah suatu disiplin ilmu sendiri. Bahkan lebih tegas lagi beliau menganggap riset operasi sebagai sebuah agama.

Perjalanan Riset Operasi

Terlepas dari pengertiannya yang luas, riset operasi memiliki sejarahnya tersendiri.  Jika saat ini riset operasi adalah sebuah ilmu yang berguna dan bermanfaat bagi kaum akademik,  maka pada zaman dulu riset operasi tidak lebih dari sebuah metode yang dikembangkan dari operasi perang dunia.  Saat itu para tentara melakukan serangkain operasi berdasarkan riset operasi. Mereka mampu memanfaatkan kemampuan terbaiknya secara efisien.

Kesuksesan penggunaan riset operasi pada kalangan militer, membuat riset operasi dicoba untuk diaplikasikan pada dunia industri. Berkat hal ini, tepatnya tahun 1951,  dunia industri memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap dunia . Riset operasi pun mulai populerr  dan kemudian diterapkan pada disiplin ilmu  manajemen.

Kini riset operasi dipakai pada hampir semua bidang ilmu. Terutama di perusahan-perusahaan. Aspek seperti  pembagian kerja, pemilahan tanggungjawab, sudah diterappkan dalam  manajemen organisasi. Riset operasi pun kini mempengaruhi  kemajuan teknologi informasi  bahkan berdampak pada keadaan ekonomi, hukum, politik, sosial, dan budaya.

Jenis-jenis Riset Operasi

Dari penjelasan pada awal paragraf serta sejarahnya, pengertian Operation Research mengacu pada bagaimana mengambil sebuah tindakan atau putusan dengan cara  ilmiah untuk menggerakan kemampuan manusia dan sistem mesin dengan sangat optimal. Karena umumnya sbeberapa sumber daya langka, langkah riset operasi adalah solusi agar tetap produktif dan bersaing.

Dalam dunia riset operasi dikenal istilah model.  Model merupakan gambaran dari  sebuah sistem yang rumit. Dalam sebuah model, hanya unsur-unsur yang yang dominan dari suatu masalah yang dihadirkan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang model dalam riset operasi, maka perlu diktahui jenis-jenis riset operasi.

•    Model Ikonik

Model ikonik   dapt dijelaskan dengan contoh seperti potret, mainan anak, boneka, maket dan sebagainya. Jika diperhatikan, barang-barang tersebut memiliki ciri yang sama. Ciri tersebut adalah  visualisasi fisik yang tampak mirip dengan aslinya namun dihadirkan dengan  skala yang berbeda.

•    Model Analog

Jika model ikonik terlihat nyata, maka model analog terlihat lebih abstrak, bahkan hampir tidak terlihat. Contoh untuk model ini adalah peta. Sebuah peta memiliki beragam  warna  yang merupakan pembeda yang satu dengan yang lainnya.  Misalnya warna hijau pada sebuah peta merupakan daratan atau daerah hutan dan  biru menunjukan air atau samudera.

•    Model Matematik (simbolik)

Diantara ketiga model, model matematik merupakan model yang sangat abstrak. Dalam model ini dikenal dua istilah penting. Pertama, determistic yang sangat erat kaitannya dengan situasi pasti. Sedangkan yang kedua yang berhubungan dengan asumsi ketidakpastian, yaitu probabilistic. Dalam model matematik digunakan berbagai perangkat simbol matematik untuk menunjukan visualisasi aslinya. . Sayangnya sistem ini memiliki  kekurangan yaitu terkadang banyak hal yang tidak dapat disimbolkan oleh rumusan matematik.

Lima Tahapan Dasar Riset Operasi

Setelah mengetahui pengertian operation research dan jenisnya, selanjutnya perlu dilihat apa yang menjadi dasar dari berkembangnya riset operasi. Beberapa sumber mencatat setidaknya terdapat dua hal yang sangat berpengaruh dalam perkembangan riset operasi. Kedua faktor tersebut adalah perekembangan dasar awal dari teknik riset operasi. Faktor yang kedua adalah majunya teknologi informasi yang membawa banyak sekali perubahan.

Kedua hal tersebut memang berpengaruh terhadap berkembangnya  riset operasi. Meskipun terus berkembang, dalam riset operasi terdapat lima tahapan dasar jika ingin melakukan studi pada bidang ini. Kelima tahapan dasar tersebut adalah

•      Identifikasi masalah

Dalam Identifikasi masalah, ada cara menentukan rumusan yang jelas dari permasalahan yang dihadapi. Dalam tahap ini dikumpulkan berbagai data yang berupa hambatan-hambatan yang berpengaruh pada fungsi model yang dipeahami. Kriteria mengambil keputusan didapatkan dari identifikasi perubah yang dapat dikontrol maupun tidak dapat dikontrol.

•     Pembangunan/Penyusunan model

Dalam tahap penyusunan model terdapat hal-hal terkait  : sesuai tidaknya atau cocok tidaknya model dengan segala  permasalahannya. Tahap ini juga menguraikan faktor-faktor yang berhubungan dengan model dan merumuskannya ke dalam model simbol  matematika. Selain itu tahapan ini juga membahas penetapan fungsi dan hambatan dengan nilai ukuran yang tidak samar.

•     Penyelesaian/Analisis Model

Pada tahapan analisis model, terdapat  tiga langkah yang harus dilakukan. Pertama, menganalisis model yang sudah terpili dan tersusun dengan baik. Kedua, memilah-milah secara optimal hasil analisis yang terbaik dari yang terbaik.  Langkah terakhir adalah analisis penyempurnaan. Pada tahap ini dilakukan uji kepekaan hasil-hasil berdasarkan analisis model.

•    Validasi/Pengesahan model

Hasil analisis pada tahap sebelumnya ditinjau kembali untuk disahkan pada tahap ini. Proses  validasi  ini meliputi penilaian dalam kecocokan  situasi asli dengan model tersebut. Dalam tahap ini pun dilakukan validasi terhadap opini, teori atauoun asumsi- yang membuat model tersebut terbentuk.

•    Implementasi hasil akhir

Dalam tahap ini didapatkan hasil-hasil yang diperoleh  berupa analisis yang dapat dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Hasil yang diperolah akan beragam dan bisa jadi alternatif  yang diajukan kepada pengambil keputusan untuk segera merumuskannya.

Teknik-teknik pemecahan masalah

Setelah mengetahui pengertian operation research dan lima tahapan dasar riset operasi, pembahasan akhir akan membahas tentang teknik memecahkan masalah. Dalam riset operasi terdapat beberapa metode penyelesaian masalah yang tidak dapat dipisahkan dari riset operasi.

Metode pertama adalah Linear programming (LP)  atau bisa disebut juga program linier. Metode ini merupakan sebuah cara hal-hal  yang bisa berubah menjadi fungsi linier. Permasalahan-permasalahan yang menghambat pun hadir dalam  bentuk yang  linier.

Kedua adalah metode dualitas. Metode ini merupakan metode bantu dalam persoalan Linier Programing (LP). Metode dualitas  merupakan metode yang berangkat dari proses hasil LP Primal. Sedangkan metode ketiga adalah metode  transportasi.  Metode tranportasi bekerja untuk menyalurkan produk dengan kinerja yang baik menuju  ke tempat-tempat yang membutuhkan. Sumber tertentu yang menyediakan bermacam-macam produk diatur oleh metode yang satu ini.

Untuk lebih melengkapi pemahaman dan pengertian operation research, akan dijelaskan dua metode lain selain ketiga metode yang sudah disebutkan.  Kedua metode tersebut adalah teori jaringan kerja dan metode simpleks. Dalam teori i teori jaringan kerja, diuraikan dua teknik analisis yaitu Critical Path Method (CPM) dan Project Evaluation and Review Technique (PERT). Metode ini diperuntukan untuk pengambilan keputusan terhadap proses kegiatan yang sedang dilaksanakan. Proses tersebut dapat meliputi  rencana kerja, time schedule dan juga pengamatan. Sedangkan metode terakhir yaitu metode simpleks, bekerja secara  matematis dari  suatu pemecahan dasar ke pemecahan dasar yang lain secara berulang.


Sumber :
http://www.anneahira.com/pengertian-operation-research.htm

Monday, June 29, 2015

Blue Ocean Strategy

3 Cerita tentang Blue Ocean Strategy


Blue Ocean Strategy, digagas oleh profesor asal Korea, Chan Kim dan rekannya dari Perancis Renee Mauborgne, tema ini hendak mengajarkan kepada kita tentang bagaimana memenangkan kompetisi bisnis yang kian dinamik.

Blue ocean strategy pada dasarnya merupakan sebuah siasat untuk menaklukan pesaing melalui tawaran fitur produk yang inovatif, dan selama ini diabaikan oleh para pesaing. Fitur produk ini biasanya juga berbeda secara radikal dengan yang selama ini sudah ada di pasar.
Dengan cara seperti diatas, blue ocean mendorong pelakunya untuk memasuki sebuah arena pasar baru yang potensial, dan yang selama ini “dilupakan” oleh para pesaing.

Hal ini tentu berbeda dengan red ocean, dimana semua kompetitor memberikan tawaran fitur produk yang seragam, sama, dan semua saling memperebutkan pasar yang juga sama. Alhasil, yang acap terjadi adalah pertarungan yang berdarah-darah, lantaran arena persaingan diperebutkan oleh para pemain yang menawarkan keseragaman produk dan pendekatan.

Contoh yang paling fenomenal dari dari kisah blue ocean ini misalnya dapat dilihat pada kisah keberhasilan Yamaha dengan skutik Mio-nya. Dulu sebelum motor jenis ini muncul, pasar sepeda motor didominasi oleh jenis konvensional dengan Honda sebagai penguasanya.

Melalui skutik Mio, Yamaha mengintroduksi motor dengan fitur yang berbeda secara radikal dengan produk yang selama ini ada di pasaran. Ia juga segera membidik segmen pasar baru (new market segment) yakni para pelanggan perempuan (female bikers). Dengan pendekatan blue ocean ini, saat itu praktis Yamaha berenang dalam arena pasar baru, yang tidak ada players lain didalamnya. Dengan mudah Yamaha memimpin pasar baru itu, dan itu terus bertahan hingga kini. Keberhasilan ini memang fenomenal, sebab melalui Mio-lah, Yamaha kemudian pelan-pelan merangsek singgasana yang sudah puluhan tahun digenggam sang jawara, Honda.

Contoh blue ocean strategy yang juga legendaris adalah drama kemenangan produk iPod dari Apple yang merebut habis pasar musik digital. Produk iPod ini sungguh inovatif, dan sama sekali berbeda dengan produk sebelumnya, seperti walkman atau CD music player yang dikuasai oleh Sony. Digitalisasi musik adalah fitur kunci dari iPod, selain kemudahan penggunaannya. Dengan segera iPod menguasai pasar baru musik digital, dan jauh meninggalkan Sony yang terpuruk dalam debu keterpurukan dan luka kekalahan.

Contoh lain blue ocean strategy yang tak kalah dramatis tentu saja adalah kisah mendiang mbah Surip dengan lagu Tak Gendong-nya. Ketika arena musik tanah air didominasi oleh musik pop yang mendayu-dayu, ia hadir menawarkan produk dengan fitur yang secara radikal berbeda dengan yang selama ini ada di pasaran : sepotong lagu reggae yang jenaka dalam balutan gaya bohemian. Plus selarik tagline yang amat brilian : I love you full.

Dengan segera ia menjelma menjadi ikon baru, menciptakan new market space, dan dalam arena ini ia dengan mudah menaklukkan pasar.
Kisah Yamaha Mio, iPod, dan mbah Surip adalah sepenggal kisah tentang bagaimana konsep blue ocean strategy dibentangkan dalam kenyataan. Semua kisah ini selalu diawali dengan kejelian melihat potensi pasar yang selama ini diabaikan oleh para kompetitor. Dan kemudian semuanya segera disertai dengan tawaran produk dengan fitur yang unik, inovatif dan berbeda (different) dengan yang selama ini ada di pasar.

Melalui cara itulah, para pelaku blue ocean strategy kemudian bisa menciptakan ruang pasar baru, menjangkau new market demand dan sekaligus membuat kompetisi menjadi tidak relevan. Atau mungkin lebih tepatnya : mereka kemudian bisa meninggalkan para pesaingnya dalam rintihan kekalahan. Mio melesat jauh meninggalkan Honda Beat. iPod membuat produk audio Sony tergeletak sekarat dalam ambang kehancuran. Dan nama mbah Surip tiba-tiba melambung, sebelum akhirnya benar-benar melesat menembus langit tuju bidadari.

Strategi blue ocean tak pelak merupakan salah satu siasat yang barangkali mesti dilakukan manakala sebuah perusahaan hendak terus memenangkan kompetisi bisnis yang kian keras. Sebab dengan inilah, mereka kemudian bisa terus menciptakan produk inovatif yang akan digemari para pelanggannya. Dengan cara ini pula, para pelanggan akan senantiasa bisa jatuh hati dengan beragam produk yang ditawarkan; dan kemudian secara serentak berseru “We love your products full !”

Sumber :
http://strategimanajemen.net/2009/08/10/sepenggal-kisah-tentang-blue-ocean-strategy/#sthash.ueaTsoIG.dpuf

Friday, June 5, 2015

Lean Enterprise


Bangun Kualitas, Manufaktur Wajib Kerja Cerdas!

Di tengah kekacauan ekonomi dunia, nilai ekspor Jepang pada Februari 2015 malah tumbuh di atas perkiraan. Data perdagangan barang Departemen Keuangan Jepang menunjukkan, pada Februari 2015, nilai ekspor Negeri Sakura itu tumbuh 2,4 persen lebih tinggi dari Februari tahun lalu.

Bahkan, ekspor Jepang ke Amerika Serikat menanjak 14 persen dibanding tahun lalu. Kebanyakan komoditinya adalah kendaraan bermotor, peralatan listrik, dan mesin-mesin logam. Jepang semakin mantap menjadi salah satu negara industri manufaktur terbesar di dunia.

Jepang berhasil membangun lean production system yang dipadukan dalam sebuah lean enterprise. Bagaimana menentukan pergerakan perusahaan antara demand dan suppy dengan berbagai model varian produk sesuai permintaan, dengan biaya semurah-murahnya, dan proses produksi yang efisien.

Pada industri manufaktur, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengembangkan manajemen sistem menyeluruh yang di rangkum dalam Toyota Production System (TPS).

Inti lean production ini sebenarnya sederhana. Konsep ini fokus memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menciptakan value atau nilai tinggi bagi konsumen. Dalam praktiknya, industri wajib menghilangkan pemborosan-pemborosan pada proses produksi sehingga kualitas dan nilai produk menjadi lebih baik.

Pada industri manufaktur, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengembangkan manajemen sistem menyeluruh yang di rangkum dalam Toyota Production System (TPS). Sistem ini memasukkan teknik dan metode penyelesaian masalah, kepemimpinan, operasi produksi, kolaborasi supplier, pengembangan proses produksi, serta pelayanan konsumen.

Sebuah lean production harus terbebas dari 3M, yaitu ‘Muda’ atau hal-hal yang mubazir, ‘Mura’ atau hal-hal yang tidak teratur, dan ‘Muri’ atau hal-hal yang berlebihan.

Ryanair, salah satu maskapai asal Irlandia, berhasil memangkas pengeluaran dengan cara mengurangi beban pesawat selama mengudara. Strategi ini berhasil menghemat pemakaian bahan bakar pesawat.

Walau begitu, maskapai low-cost ini tak pernah berkompromi dengan keselamatan penumpang. Selama 20 tahun lebih terbang mengudara, Ryanair tak pernah mengalami kecelakaan berat.

Tak hanya Ryanair. Bahkan, fashion retail asal Spanyol, Zara, juga menggunakan lean production dan lean logistik. Mereka mengganti koleksi desain dan mengantarkannya ke toko hanya dalam dua minggu.

Untuk menekan biaya, Zara juga mengoperasikan kargo yang disewa seminggu sekali dari Bangladesh. Taktik jitu ini terbukti mampu merebut posisi Gap sebagai retailer pakaian terbesar dunia.

Melihat rentetan fakta di atas, industri-industri manufaktur Indonesia harus bergegas membenahi sistem produksi sehingga biaya dapat ditekan tanpa mengurangi kualitas produk. Dengan begitu, harga yang ditawarkan juga mampu bersaing bahkan sampai ke pasar internasional.

Harapannya, efisiensi pengurangan karyawan pun dapat dihindari. Sebaliknya, perusahaan dapat fokus meningkatan kualitas karyawan dan memaksimalkan proses produksi berdasarkan konsep lean enterprise.


Sumber :
http://edukasi.kompas.com/read/2015/05/29/15214891/Bangun.Kualitas.Manufaktur.Wajib.Kerja.Cerdas.?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=news

Monozukuri


Rahasia Sukses Jepang Bangun Kekuatan Ekonomi Dunia!

Masyarakat Jepang memiliki filosofi "Monozukuri" yang telah berakar selama satu milenium. Berbekal filosofi ini, Jepang berhasil melahirkan berbagai inovasi sistem teknologi pendukung industri. Apa itu Monozukuri?

Secara etimologis, Monozukuri berasal dari kata "mono" yang berarti produk atau barang dan "zukuri" yang berarti proses pembuatan, penciptaan atau produksi (manufaktur). Namun, secara harfiah, maknanya tak sesederhana itu.

Monozukuri berarti memiliki semangat menciptakan dan memproduksi produk-produk unggul, diimbangi kemampuan untuk terus menyempurnakan proses dan sistem produksi di dalamnya. Filosofi ini menekankan proses produksi yang penuh ketelitian, ketangguhan, dan kesungguhan.

Para pekerja di pasar ikan Tsukiji fish di Tokyo, Jepang sedang melakukan pengecekan produk makanan sebelum mengantarkannya ke pelanggan.


Menghidupkan filosofi Monozukuri

Kualitas suatu produk ditentukan oleh harga, desain, pengaruh merek terhadap konsumen, proses, dan biaya produksi. Namun, lebih dari itu, Monozukuri juga menuntut kinerja maksimal pada proses produksi, baik dari segi biaya, tingkat cacat produk atau defect rate, estimasi waktu produksi, dan pengembangan teknologi pendukung.

Belajar dari sistem produksi massal gaya barat yang montok, berat, dan panjang, Jepang kemudian berhasil menemukan sistem produksi yang lebih kompetitif. Yaitu, komitmen untuk melakukan kontrol terhadap kualitas saat proses produksi sehingga memicu perbaikan produk.

Dalam industri manufaktur otomotif, pemborosan dalam proses produksi bisa ditekan dengan konsep Toyota Production System (TPS) seperti yang dilakukan oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Salah satu konsep dalam TPS ini yaitu, efisiensi proses produksi menggunakan pilar just in time (JIT). JIT berarti, PT TMMIN hanya memproduksi sejumlah produk sesuai permintaan dan pada saat produk itu diminta.

Industri manufaktur lain seperti PT Epson Indonesia menerapkan Monozukuri dalam penggunaan teknologi hemat energi, waktu, dan tenaga kerja. Epson juga mengurangi ukuran dan berat produk, menurunkan dampak negatif terhadap lingkungan, dan memberikan presisi dan akurasi luar biasa.

Konsep Monozukuri juga telah membuat Toraya Confectionary, perusahaan pembuat makanan tradisional khas Jepang, bertahan selama 400 tahun. Padahal, pengelolaannya dilakukan secara turun-temurun.

Prinsip Toraya dalam membuat kue adalah menyenangkan konsumen, bukan hanya keuntungan semata. Mereka beranggapan, jika konsumen senang, omzet pun secara otomatis mengikuti.

Contoh nyata lain adalah keberhasilan Rustono, seorang WNI asal Grobogan Jawa Tengah dalam membangun pabrik tempe di Kyoto, Jepang. Untuk memperoleh izin produksi, dia harus lulus tes laboratorium, bertanggung jawab atas kualitas kandungan bahan produksi, dan mematuhi peraturan daur ulang kemasan. Ini membuktikan, Jepang sangat peduli dengan kualitas dari awal pembuatan sampai akhir penggunaan produk oleh konsumen.

Di Indonesia sendiri, keanekaragaman produk tradisional dan industrinya tak kalah bersaing dengan Jepang. Namun, kelemahan Indonesia adalah kurang bersungguh-sungguh dalam menyulap produk menjadi sesuatu bernilai tinggi.

Padahal, jika diterapkan dengan baik, Monozukuri dapat menghidupkan industri-industri kecil dan menengah di Indonesia. Harapannya, dengan Monozukuri, perekonomian Indonesia pun semakin mantap karena disokong oleh industri-industri yang tumbuh sehat.


Sumber :
http://edukasi.kompas.com/read/2015/05/28/13262531/Ini.Dia.Rahasia.Sukses.Jepang.Bangun.Kekuatan.Ekonomi.Dunia.?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=news

Basic Manufacturing Management


Belajar Kerja Sigap untuk Hasil Produksi Maksimal

Pada 1950-an, Eiji Toyoda, Direktur Toyota masa itu, berkelana ke negeri Paman Sam untuk mencari inspirasi. Saat berkunjung ke pabrik Ford, dia terperangah. Ford mampu memproduksi 8.000 mobil per hari. Padahal, Toyota baru bisa menghasilkan total 2.500 mobil.

Tak hanya itu. Eiji juga menemukan ide saat berjalan-jalan ke supermarket di AS. Sepulangnya ke Jepang, dia dan tim suksesnya segera merajut ide-ide tersebut bersama filosofi Jepang, “Monozukuri”

Akhirnya, lahirlah sebuah konsep lean production bergaya Jepang. Konsep yang bertujuan untuk mengeliminasi pemborosan-pemborosan dalam proses produksi itu kemudian dikenal dengan nama Toyota Production System (TPS).

Tak tanggung-tanggung. TPS sukses membawa Toyota berdiri di posisi jawara sebagai “The Biggest Auto Company” versi majalah Forbes pada 2014. Sementara itu, dalam daftar Global 2000 di tahun sama, Toyota berhasill menduduki peringkat ke-12.


Mengawinkan dua budaya

Melihat semangat Jepang menggali ilmu, tak ada salahnya Indonesia turut berguru. TPS berhasil mengikat dua budaya manufaktur bergaya Asia dan Eropa. Mungkin, industri di Indonesia pun nantinya mampu menerapkan TPS bergaya Nusantara di tanah air.

Ada dua pilar utama yang perlu dicermati dalam TPS, yaitu Just in Time (JIT) dan Jidoka. JIT artinya, perusahaan hanya memproduksi jenis produk yang dibutuhkan, ketika dibutuhkan, dan sesuai jumlah kebutuhan.

Dalam JIT harus ada kestabilan jumlah pemesanan produk. Produksi tidak boleh seperti cara kerja roller coaster, tiba-tiba tinggi, lalu seketika rendah.

Pilar kedua adalah konsep Jidoka yang berkaitan erat dengan kualitas produk. Selama proses produksi, harus dipastikan tidak ada produk cacat. Jika kejanggalan atau kesalahan terjadi, proses produksi harus segera dihentikan.

Semua karyawan Toyota harus memiliki pemahaman untuk menghasilkan produk berkualitas baik, tidak membiarkan terjadi cacat produk, atau menghasilkan produk cacat. Hal ini terlihat sederhana, namun sangat sulit diaplikasikan di lapangan.

Terkadang karyawan memilih memecahkan permasalahan sendiri ketimbang melaporkan. Sementara itu, yang lainnya terlalu takut untuk melapor.

Stop, call, and wait. Ketika terjadi masalah, mereka harus terbiasa menghentikan produksi dan memanggilsupervisor-nya.

Selain pola pikir, Toyota pun telah melakukan pencegahan cacat produk dengan melakukan pembedaan desain. Misalnya, Toyota merancang mesin dan komponen khusus yang hanya dapat dipasangkan ke jenis mobil tertentu.


Persiapan matang

Namun, jika berencana menerapkan TPS, ada beberapa hal yang perlu disiapkan oleh pelaku industri. Setidaknya empat aktivitas mendasar berikut telah luwes diaplikasikan dalam kehidupan produksi manufaktur sehari-hari.

Empat Basic Manufacturing Management, yaitu

  • 5R yang rinciannya adalah Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin
  • Supervisory role
  • Continuous Kaizen
  • Visual control atau Mieruka


Menurutnya, semua karyawan produksi harus memiliki kebiasaan 5R saat bekerja. Hasilnya, pekerjaan menjadi lebih cepat karena semua alat selalu diletakkan sesuai tempatnya. Karyawan tidak akan menghabiskan banyak waktu mencari saat membutuhkannya.

Urusan keselamatan karyawan kerja pun terjamin. Jalur kerja bersih dari barang-barang yang mungkin bisa menyebabkan kecelakaan.

Selanjutnya, pembagian kerja pimpinan harus jelas agar efektif dan efisien. Selain itu, seluruh karyawan harus memiliki semangat inovasi. Perbaikan selalu dapat dilakukan agar mempermudah pekerjaan.

Terakhir, budaya visual control wajib melekat erat di semua lini. Artinya, semua karyawan di level manapun harus melihat langsung proses produksi. Jika masalah muncul, pengecekan TKP, atau biasa disebut ‘genba’, wajib dilakukan sebelum memutuskan tindakan solutif.



Sumber :
http://edukasi.kompas.com/read/2015/06/03/15143571/Belajar.Kerja.Sigap.untuk.Hasil.Produksi.Maksimal.?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=news

Filosofi Kaizen


"Kaizen", Filosofi Gelas Setengah Kosong…

Dalam membangun bisnis, memupuk optimisme memang sangat diperlukan. Tapi, jangan lupa, kesempurnaan tidaklah mutlak. Perusahaan beromzet miliaran rupiah pun pasti akan terbentur berbagai masalah. Jadi, perbaikan berkesinambungan atau dalam bahasa Jepang akrab disebut “Kaizen”wajib menjadi agenda tetap mereka.

Kaizen mirip dengan filosofi gelas setengah kosong. Untuk membangun industri, “kekosongan” sangat diperlukan agar pelaku usaha memiliki pola pikir untuk terus mencari inovasi yang belum pernah dilakukan. Dalam penerapannya, pelaku industri wajib sigap mengidentifikasi masalah, jeli menganalisa penyebab, dan kreatif mencari solusinya.

Kaizen lebih bersifat lapangan dan digunakan dalam proyek perbaikan jangka pendek. Artinya, perombakan tidak dilakukan secara massif, tetapi fokus, tepat sasaran, dan membutuhkan hasil cepat.

Sebagai salah satu metode yang sejalan dengan konsep lean production, Kaizen fokus menghilangkan pemborosan-pemborosan dalam proses produksi sehingga kualitas dan nilai produk menjadi lebih baik.

Salah satu contohnya adalah konsep Toyota Production System (TPS). TPS melekatkan Kaizen sebagai fondasinya, dan bahkan diadopsi oleh industri restoran. Perubahan kecil, jika dilakukan secara tepat dan konsisten akan menghasilkan keuntungan di luar perkiraan

Sebuah fasilitas restoran non-profit di New York mulai menerapkan TPS pada 2011 lalu. Setiap hari, restoran sebagai bagian dari ‘Food Bank for New York City’ itu memberi makanan gratis bagi warga yang membutuhkan di West Harlem, NYC.

Awalnya, restoran itu mulai kewalahan karena harus menyajikan sekitar 50.000 makanan setiap bulan. Saking sibuknya, pelanggan harus antre selama 75 menit. Namun, setelah menerapkan TPS, restoran tersebut mampu mengurangi waktu tunggu menjadi hanya 18 menit saja.

Sementara itu, contoh nyata lainnya adalah perjalanan industri kosmetik asal Jepang, Saishunkan Cosmetics, yang melakukan perbaikan pada sistem penjualan dan produksi. Saishunkan memutuskan hanya menjual delapan produk kosmetik saja.

Mereka juga berhenti menelepon pelanggan dalam memasarkan produk. Sekitar 800 staf operator telepon disiapkan untuk memberi pelayanan dan merespon pesanan atau keluhan apapun dari pelanggan dengan cepat. Hasilnya, 70 persen penjualan produk justru berasal dari telepon pelanggan, sedangkan 30 persennya lewat penjualan di situs mereka.

Pada industri kesehatan, Park Nicollet’s Heart and Vascular Center di Minnesota, AS, juga melakukan berbagai perbaikan untuk meningkatkan efisiensi. Setelah tergoda menerapkan prinsip-prinsip lean production dalam TPS, pusat pengobatan jantung itu sukses mengurangi jarak pasien berjalan kaki sebanyak 73 persen dan 30 persen bagi staf.

Dengan jarak lebih pendek, pasien dan staf dapat menghemat banyak waktu dalam proses pengobatan. Selain itu, mereka berhasil menghemat biaya sekitar 400 ribu dollar AS atau setara Rp 5,3 miliar. Biaya pegawai pun dapat ditekan sebesar 140 ribu dollar AS atau Rp 1,86 miliar per bulannya.


Membangun manusia Kaizen

Para konsultan Kaizen mengamini agar dapat menerapkan konsep ini secara maksimal. Komponen manusia di dalamnya harus dibentuk sejak dini.

Namun, SDM berpengalaman yang memiliki kualitas skil tinggi tidak selalu menjadi patokan. Seorang manusia Kaizen harus punya keinginan belajar yang tinggi dan tak kunjung surut. Mereka harus siap menerima kritik dan perubahan ketika dibutuhkan.

Pelaku industri wajib sigap mengidentifikasi masalah, jeli menganalisa penyebab, dan kreatif mencari solusinya. Contohnya ada pada PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Hampir 100 persen proses manufaktur di TMMIN dijalankan tenaga ahli asal Indonesia.

Memang, industri otomotif saat ini lebih sering merekrut fresh-graduated. Namun, TMMIN memilih menggodok dan mendidik sendiri SDM mereka agar memiliki pola pikir dan budaya sesuai konsep Toyota.

Dalam membudayaan konsep Kaizen, TMMIN berusaha merangsang inovasi karyawan. Mereka mewajibkan karyawan menulis ide apapun untuk mempermudah pekerjaan mereka.

“Para operator di pabrik Toyota wajib mengumpulkan dua ide dalam satu bulan. Tentu, hal ini kita lakukan secara bertahap. Jika idenya bagus dan aplikatif, perusahaan akan memberikan penghargaan. Harapannya, karyawan terbiasa berfikir dan menerapkan Kaizen dalam pekerjaan sehari-hari,” ucap Yui Hastoro, Technical Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) saat ditemui KOMPAS.com di kantornya, Senin (1/6/2015).

Sejatinya, sebuah industri akan tumbuh sehat, jika memiliki sumber daya manusia yang kaya akan ide. Mereka tak hanya kreatif, tapi juga mampu mengidentifikasi masalah sekecil apapun, bertahan dari gempuran masalah itu, dan mampu mencari jalan keluarnya.

Kaizen!


Sumber :
http://edukasi.kompas.com/read/2015/06/05/08000031/.Kaizen.Filosofi.Gelas.Setengah.Kosong.?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Ktkwp

Sunday, May 10, 2015

Strategic Management


Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas divisi. Manajemen strategis berfokus pada proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

Ada tiga tahapan dalam manajemen strategis, yaitu
1. Perumusan strategi,
2. Pelaksanaan strategi, dan
3. Evaluasi strategi.

Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.

Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis.

Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi. Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.

Manajemen strategi (strategic management) adalah seperangkat keputusan dan tindakan yang digunakan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi-strategi yang berdaya saing tinggi dan sesuai bagi perusahaan dan lingkungannya untuk mencapai sasaran organisasi.

Beberapa pertanyaan yang sering diajukan para manajer seperti:
1) Perubahan dan tren apa yang terjadi pada lingkungan yang kompetitif?
2) Siapakah konsumen kita?
3) Produk atau pelayanan apa yang seharusnya kita tawarkan?
4) Bagaimana kita dapat menawarkan produk dan pelayanan seefisien mungkin?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas dapat membantu manajer membuat pilihan mengenai bagaimana memposisikan organisasi yang penuh dengan perusahaan pesaing.

Tujuan Manajemen Strategi
Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif dan efisien.
Mengevaluasi kinerja, meninjau dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi.
Senantiasa memperbarui strategi yang dirumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal.
Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bisnis yang ada.
Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuai dengan selera konsumen.

Manfaat Manajemen Strategi
Aktivitas formulasi strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan.
Proses manajemen strategi akan memberikan hasil keputusan terbaik dikarenakan interaksi kelompok mengumpulkan berbagai strategi yang lebih besar.
Keterlibatan karyawan di dalam formulasi strategi akan dapat memperbaiki pengertian mereka atas penghargaan produktivitas di dalam setiap perencanaan strategi dan dengan demikian dapat mempertinggi motivasi kerja mereka.
Penerapan manajemen strategi membuat manajemen perusahaan menjadi lebih peka terhadap ancaman yang datang dari luar perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi yang menggunakan konsep manajemen strategi akan lebih profitable (menguntungkan) dan lebih berhasil daripada yang tidak menerapkannya.

Strategi Besar (Grand Strategy)
Adalah rencana umum berupa tindakan-tindakan besar yang digunakan perusahaan untuk meraih sasaran jangka panjang. Strategi besar dibedakan dalam 3 kategori:
Pertumbuhan (Growth), dapat dilakukan secara internal meliputi pengembangan dari produk baru atau produk lama yang mengalami perubahan dan secara eksternal dengan memperoleh tambahan divisi bisnis atau diversifikasi yang artinya mengakuisisi bisnis yang terkait dengan lini produk saat itu.
Stabilitas (Stability) atau Strategi Diam, artinya adalah bahwa organisasi ingin tetap berada pada ukurannya yang sama atau tumbuh perlahan dengan cara-cara yang masih dapat dikendalikan.
Pemangkasan (Retrenchment), berarti organisasi terpaksa melalui periode terjadinya penurunan dengan penyusutan unit bisnis yang ada saat ini atau menjual atau melikuidasi keseluruhan unit bisnis.

Strategi Global
Di arena internasional, perusahaan-perusahaan menghadapi dilema strategi antara integrasi global dan tanggung jawab nasional (national responsiveness). Organisasi harus memutuskan apakah ia ingin agar setiap afiliasinya bertindak secara otonomi atau apakah aktivitas yang dilakukan harus distandarisasi dan disentralisasikan di seluruh negara. Ada 3 kategori strategi global:
Strategi Globalisasi (Globalization Strategy), merupakan standarisasi rancangan produk dan strategi periklanan di seluruh dunia.
Strategi Multidomestik (Multidomestic Strategy), adalah modifikasi desain produk dan strategi periklanan untuk mengakomodasi kebutuhan spesifik dari masing-masing negara. Maksudnya adalah perusahaan multinasional ada di sejumlah negara, namun periklanan dan rancangan produknya disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing negara.
Strategi Transnasional (Transnational Strategy), yaitu strategi yang mengkombinasikan koordinasi global untuk meraih efisiensi dengan fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan spesifik pada berbagai negara.

TINGKATAN STRATEGI
Terdapat 3 tingkatan strategi dalam organisasi yaitu:
Strategi Tingkat Perusahaan (Corporate Strategy)
Strategi Tingkat Bisnis (Business Strategy)
Strategi Tingkat Fungsional (Functional Strategy)
Strategi Tingkat Perusahaan (Corporate Strategy)

▪ Ditetapkan oleh tingkat manajemen tertinggi di dalam organisasi dan mengarah kepada bisnis apa yang akan dilakukan serta bagaimana sumber daya dialokasikan di antara bisnis tersebut.
▪ Strategi korporasi secara umum melibatkan tujuan jangka panjang yang berhubungan dengan organisasi secara keseluruhan dan investasi keuangan secara langsung.

Strategi Tingkat Bisnis (Business Strategy)
Ditetapkan oleh masing-masing unit bisnis strategi (Strategy Business Unit=SBU). Strategi bisnis biasanya diformulasikan oleh manajer tingkat bisnis melalui negosiasi dengan manajer korporasi dan memusatkan kepada bagaimana cara bersaing dalam dunia bisnis yang ada.
Strategi bisnis harus melalui dan diperoleh serta didukung oleh strategi korporasi.

Strategi Tingkat Fungsional (Functional Strategy)
Mempunyai lingkup yang lebih sempit lagi dibandingkan strategi korporasi dan strategi bisnis.
Berhubungan dengan fungsi bisnis seperti fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi SDM, fungsi keuangan, fungsi riset dan pengembangan (R&D).
Strategi fungsional harus mengarah kepada strategi bisnis dan konsep mereka yang paling utama adalah tergantung kepada hasil jawaban bagaimana cara menerapkannya.


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_strategis
https://panduindraprakasto.wordpress.com/2011/03/25/apa-itu-manajemen-strategi/

Wednesday, May 6, 2015

Produktivitas

Pengertian Produktivitas dan Cara Menghitungnya


Untuk meningkatkan produktivitas kerja, tentunya kita perlu perhatikan faktor-faktor seperti dibawah ini :
  1. Pelatihan (Training) Karyawan
  2. Lingkungan Kerja
  3. Peralatan dan perlengkapan kerja
  4. Konsep Positif Karyawan
  5. Motivasi Karyawan
  6. Penghargaan (rewards)
  7. Komunikasi yang efektif
  8. Leadership (kepemimpinan)
  9. Rasa Tanggung Jawab
  10. Kebijakan Perusahaan

Dengan meningkatnya produktivitas kerja, tentunya akan memberikan keuntungan atau laba kepada Perusahaan dan para pemegang saham/investor, meningkatnya upah kerja karyawan, terciptanya kualitas yang unggul pada produk yang dihasilkan bahkan dapat memberikan konstribusi yang tinggi terhadap pajak dan pendapatan-pendapatan lainnya bagi pemerintah Daerah dan Negara.


Rumus Produktivitas dalam Produksi

Secara umum, Rasio produktivitas kerja merupakan hasil perbandingan atau persentase antara Output dan Input seperti rumus dibawah ini:

Produktivitas = Output / Input

Perlu diingat, Input disini bukanlah berarti Kuantitas bahan mentah yang diolah yang kemudian menjadi Output. Maksud dari Input disini adalah Sumber-sumber daya yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu Output. Misalnya : Sumber daya Manusia (Karyawan), Waktu, Perlengkapan produksi dan lain sebagainya.


Rumus untuk menghitung Rasio Produktivitas kerja adalah :

Produktivitas  = (Output x Standard Time) / (Jumlah Tenaga Kerja x Waktu Kerja) x 100

Cara Menghitung Produktivitas dan pengertian produktivitas

Satuan dalam rumus :
Produktivitas, satuannya adalah Persen (%)
Output, satuannya adalaah Unit (pcs)
Standard Time, satuannya adalah Menit (minutes)
Jumlah Tenaga Kerja, satuannya adalah orang (person)
Waktu Kerja, satuannya adalah Menit (minutes)

Catatan:
**Standard Time atau ST biasanya tidak dapat diubah, karena sudah ditetapkan oleh para perancang produk (product designer) ataupun Process Engineer sesuai dengan standar yang ada.

Berdasarkan rumus diatas, maka sangatlah jelas bahwa jika kita ingin meningkatkan Produktivitas, maka kita perlu :

  • Naikan Jumlah Output
  • Kurangi Tenaga Kerja, atau
  • Tambahkan Tenaga Kerja dan Naikan Jumlah Output, tetapi kenaikan Output harus lebih besar dari penambahan Jumlah Tenaga kerja.

Contoh Kasus :
Perusahaan A memiliki satu jalur Produksi yang memproduksi kalkulator, Standard Time (ST) yang telah diperhitungkan oleh para Product Designer adalah 10menit dalam menyelesaikan perakitan 1 (satu) unit Kalkulator. Dalam memproduksinya, Perusahaan A memakai Tenaga kerja sebanyak 23 orang, waktu kerja yang ditentukan oleh Pemerintah adalah 420 menit, Jumlah Output yang berhasil diproduksi pada hari yang bersangkutan adalah 1,000 unit. Berapakah Produktivitas yang dicapaik oleh Jalur Produksi Kalkulator Perusahaan A?

Penyelesaiannya :

Diketahui :
Standard Time (ST)           = 10 menit
Jumlah Tenaga Kerja      = 23 orang
Waktu Kerja                      =  420 menit
Output yang dihasilkan   = 1,000 unit
Berapakah Produktivitasnya ?
Produktivitas(%) =(Output x Standard Time) / (Jumlah Tenaga Kerja x Waktu Kerja) x 100
Produktivitas(%) =(1,000 unit x 10 menit) / (23 orang x 420 menit) x 100
Produktivitas(%) =(10,000) / (9,660) x 100
Produktivitas(%) =103,52%

Jadi Produktivitas yang dicapai oleh Jalur Produksi Kalkulator Perusahaan A pada hari tersebut adalah 103,52%.

Minimal Rasio Produktivitas yang harus dicapai adalah 100%, yaitu Output yang dihasilkan sama dengan Input (sumber daya) yang dipergunakannya atau mencapai breakeven point antara Output dan Input.

Tentunya, laba atau profit yang dihasilkan oleh suatu perusahaan bukan saja ditentukan oleh Produktivitas kerja. Faktor lain yang mempengaruhi laba atau profit dari suatu perusahaan antara lain Harga Jual Produk, Biaya Tenaga Kerja, Biaya Bahan Mentah dan Bahan Pembantu, Biaya Listrik, Biaya Pemasaran, Biaya Administrasi dan Biaya-biaya operasional lainnya.

Tetapi Produktivitas sangat penting menjadi tolak ukur apakah suatu Perusahaan dapat menjalankan produksinya dengan se-efisien dan se-efektif mungkin. Semakin tinggi tingkat Produktivitasnya, semakin tinggi pula efisiensi kerja dalam produksi.


Sumber :
http://produksielektronik.com/pengertian-produktivitas-cara-menghitung-productivity/

Thursday, April 16, 2015

Knowledge, Skill dan Personality


Berikut adalah knowledge, skill dan personality dari lulusan teknik industri

TOP KNOWLEDGE'S

1.Lean and its implementation
2.Data analysis
3.Tool design
4.Layout designs
5.Ability to understand Materials
6.Six-sigma
7.Manufacturing Quality
8.Design software’s
9.Production planning
10.Production Development
11.Process planning
12.Process Development
13.Logistics
14.CAD
15.Quality control
16.CNC machining
17.Cost control
18.G codes & M codes
19.FMEA
20.3D Modeling
21.Operational improvement
22.CAM
23.Time study
24.Ergonomics


TOP SKILLS

1.Computer skills
2.Ability to analyze work flow
3.Problem solving skills
4.Analytical skills
5.Communication skills
6.Documentation Skills
7.Team building skills
8.Resource utilization skills


TOP PERSONALITIES

1.Positive attitude
2.Leadership qualities
3.Enthusiastic and trust worthy
4.Good work ethics

Teknik Industri

 Teknik dan Manajemen Pergudangan


 Knowledge yang dibutuhkan dan mata ajaran terkait:
 - Pengetahuan akan SKU dan BOM
 - Pengetahuan 5 S
 - Pengetahuan Teknik Pemeliharaan
 - Pengetahuan Manajemen Pergudangan
 - Pengetahuan Tata Letak

 Skills yang dibutuhkan dan mata ajaran terkait:
 - Skill membaca Standard Operating Procedures
 - Skill mengoperasikan & merawat forklift, handtruck dan materials handling equipment umum,
 - Skill Pengumpulan Data, Analisa dan Pelaporan

 Attitude yang diharapkan:
 - Disiplin
 - Team Work
 - Leadership (Supervisory)


Sumber :
Milis Logic-Id

Saturday, February 7, 2015

Travelling Salesman problem (TSP)


TSP pertama kali diperkenalkan oleh Rand pada tahun 1948. TSP melibatkan seorang travelling salesman yang harus melakukan kunjungan ke sejumlah kota dalam menjajakan produknya. Rangkaian kota-kota yang dikunjungi harus membentuk suatu jalur sedemikian sehingga kota-kota tersebut hanya boleh dilewati tepat satu kali dan kemudian kembali lagi ke kota awal (untuk setoran ke bosnya, hehe). Maka dari itu, penyelesaian terhadap permasalahan TSP ini membutuhkan optimasi untuk dapat memperoleh jalur terpendek.

Sejarah TSP bisa ditelusur dari Euler yang mempelajari Knight Tour’s Problem (1759), Kirkman yang mempelajari grafik polihedron (1856) maupun Hamilton yang membuat game Icosian (1856) yang bertujuan mencari jalur sirkuit berbasis grafik polihedron yang memenuhi kondisi tertentu [2]. Istilah TSP sendiri diperkirakan berasal dari buku yang diterbitkan oleh seorang veteran salesman sekitar tahun 1930an di Jerman, meski dalam buku ini masalah TSP lebih dibahas dari aspek bisnis dan belum diformulasikan secara matematis.

Bentuk formulasi umum TSP sepertinya mulai dipelajari sekitar tahun 1930 oleh para matematikawan di Vienna dan Harvard, khususnya oleh Karl Menger, yang mendefinisikan problem ini sebagai berikut:

“We denote by messenger problem (since in practice this question should be solved by each postman, anyway also by many travelers) the task to find, for finitely many points whose pairwise distances are known, the shortest route connecting the points. Of course, this problem is solvable by finitely many trials. Rules which would push the number of trials below the number of permutations of the given points, are not known. The rule that one first should go from the starting point to the closest point, then to the point closest to this, etc., in general does not yield the shortest route.”(Schrijver, A., 2005, “On the history of combinatorial optimization (till 1960)”, in Handbook of Discrete Optimization, (K. Aardal, G.L. Nemhauser, R. Weismantel, eds.), Elsevier, Amsterdam, pp. 1—68, 2005

Masalah ini pertama kali dirumuskan sebagai masalah matematika pada tahun 1930 dan merupakan salah satu masalah yang paling intensif dalam mempelajari masalah optimasi, dan digunakan sebagai patokan bagi banyak metode optimasi dalam jumlah besar dengan cara yang tepat, dan metode yang mudah untuk diketahui, sehingga beberapa kasus dengan puluhan ribu kota dapat diselesaikan dengan baik. TSP memiliki beberapa aplikasi, seperti perencanaan, logistik, dan manufaktur. Dalam aplikasi ini, TSP merupakan konsep jarak perjalanan waktu atau biaya. Dalam banyak aplikasi, dapat muncul kendala seperti keterbatasan sumber daya atau waktu.

Travelling Salesman problem (TSP) merupakan masalah kombinasi optimasi dalam operasi penelitian dan teori ilmu komputer. Dengan daftar kota-kota yang akan dikunjungi, cara ini sangat tepat untuk menemukan dengan sesingkat mungkin setiap kota yang akan dikunjungi dengan waktu, dan penggunaan biaya yang tepat, dan efisien.

Travelling Salesman Problem (TSP) adalah problem untuk mengoptimasi dan menemukan perjalanan (tour) yang paling terpendek. TSP adalah problem untuk menentukan urutan dari sejumlah kota yang harus dilalui oleh salesman, setiap kota hanya boleh dilalui satu kali dalam perjalanannya, dan perjalanan tersebut harus berakhir pada kota keberangkatannya dimana salesman tersebut memulai perjalananya, dengan jarak antara setiap kota satu dengan kota lainnya sudah diketahui. Salesman tersebut harus meminimalkan pengeluaran biaya, dan jarak yang harus ditempuh untuk perjalanannya tersebut.

Traveling Salesman Problem (TSP) adalah suatu permasalahan dimana seorang sales harus melalui semua kota yang ditunjuk dengan jarak yang paling pendek dan setiap kota hanya boleh dilalui satu kali.

Penyelesaian dalam TSP adalah jalur yang dilalui oleh salesman sesuai dengan batasan diatas. Penyelesaian terbaik adalah jalur dengan jarak terpendek. TSP adalah salah satu contoh permasalahan kombinatorial dengankemungkinan penyelesaian yang sangat banyak.

Sumber :
http://tentangpekerjaan.blogspot.com/2015/04/biaya-operasional-kendaraan.html
http://tentangpekerjaan.blogspot.com/2012/08/interaction-theory-new-paradigm-for.html
http://tentangpekerjaan.blogspot.com/2013/01/tsp-touring-united-states-115475-cities.html
http://livooz.blogspot.com/2013/04/travelling-salesman-problem-tsp.html
http://erdhs.blogspot.com/2012/07/travelling-salesman-problem.html
https://ratratr.wordpress.com/2013/02/07/travelling-salesman-problem-dengan-algoritma-clonal-selection/

Thursday, January 29, 2015

Change Management

Apa itu Change Management?


Perubahan bisnis dan lingkungannya dengan begitu cepat harus diiringi pula dengan manuver-manuver jitu jika tidak ingin terlindas atau kalah dari kompetisi. Perubahan ini tidak hanya berdampak terhadap sistem, tapi juga pelaksana sistem itu sendiri, yaitu Manusia. Yang selanjutnya menjadi masalah adalah elemen manusia merupakan bagian yang memiliki resistensi (penolakan) paling besar.

Istilahnya adalah Status Quo. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah pendekatan agar Manusia, sebagai elemen paling penting, memiliki pandangan yang positif terhadap perubahan, bahkan siap menjadi bagian di dalamnya. Pendekatan ini disebut Change Management atau Manajemen Perubahan.

Secara definisi, Change Management adalah sebuah proses terstruktur dan sistematis untuk membantu transisi individu, tim kerja, ataupun organisasi dari sebuah kondisi ke arah tujuan yang diinginkan.

Komponen yang harus ada di dalam Change Management adalah :

1. Motivating Change
Mendorong kesiapan untuk berubah dan mengatasi setiap penolakan terhadapnya.

2. Creating a Vision
Merumuskan arah perubahan yang diharapkan.

3. Developing Political Support
Mempersiapkan para Agen Perubah (Change Agent), termasuk para informal leader.

4. Managing the Transition
Menyusun rencana aktivitas, membangun komitmen dan struktur komite.

5. Sustaining Momentum
Mempersiapkan infrastruktur perubahan, membangun sistem pendukung bagi para Agen Perubah, membangun kompetensi dan keahlian baru, dan mengapresiasi kemajuan sekecil apapun.

Bila salah satu komponen di atas tidak dilaksanakan dengan baik, maka beresiko terhadap keberhasilan perubahan itu sendiri, seperti :

Langkah 1 tidak dijalankan / cukup seadanya = Status Quo akan terjaga di titik ekstrim.
Langkah 2 tidak dijalankan / cukup seadanya = Perubahan terjadi dengan arah yang tidak jelas dan terjadi kebingungan.
Langkah 3 tidak dijalankan / cukup seadanya = Akan terjadi sabotase.
Langkah 4 tidak dijalankan / cukup seadanya = Fungsi-fungsi di dalam organisasi akan sulit beroperasi.
Langkah 5 tidak dijalankan / cukup seadanya = Perubahan tidak akan mencapai titik yang diharapkan.

Dengan demikian, perubahan apapun, kebijakan, lokasi, waktu kerja, dst. harus direncanakan dengan matang dan dilaksanakan serta dimonitor dengan baik dan hati-hati.

Tahapan dalam Change Management

Melakukan proses perubahan atau transformasi secara berhasil membutuhkan sejumlah tahapan. Berikut diuraikan tahapan yang perlu dilalui. Tahapan pertama adalah membangun Kebutuhan untuk Melakukan Perubahan. Sebuah proses perubahan tidak akan berhasil tanpa ditopang oleh sebuah kebutuhan yang jelas. Mengapa kita harus berubah; inilah pertanyaan yang perlu dikelola dalam fase ini.

Dalam tahapan ini kita perlu memberikan sejumlah alasan untuk bisa menumbuhkan kesadaran untuk berubah. Kita bisa mengungkapkan gap antara situasi saat ini dengan yang dikehendaki. Dan juga melakukan komunikasi untuk menyebarkan ekspektasi yang positif terhadap perubahan.

Tahapan berikutnya adalah Menciptakan Visi dan Tujuan Perubahan. Setelah kita sadar bahwa perubahan merupakan kebutuhan yang perlu dilakukan, maka dalam fase berikutnya kita mesti membangun tujuan perubahan secara jelas. Visi dan tujuan perubahan akan memberikan arahan yang jelas bagi proses transformasi yang tengah dilakukan.

Dalam hal ini, tujuan perubahan sebaiknya disusun secara artikulatif, jelas, mudah dicerna, dan mampu memotivasi karyawan untuk bersama mencapainya. Tujuan dan visi perubahan mesti diterjemahkan kedalam sasaran (goals) yang lebih rinci dan terukur (measurable). Contoh : Menjadi Pemain No. 1 dalam Industri Selular Indonesia

Tahapan selanjutnya adalah Mengelola Implementasi Proses Perubahan. Tekad dan tujuan perubahan yang sudah dideklarasikan hanya akan sia-sia jika tidak didukung dengan impelemntasi yang jelas dan sistematis. Bahkan kadang dalam fase ini perusahaan banyak yang mengalami kegagalan.

Serangkain tindakan yang bisa dilakukan untuk mendukung proses perubahan antara lain adalah:
Menciptakan sistem penghargaan yang mendukung proses perubahan merupakan sarana manajemen yang sangat kuat untuk meningkatkan buy-in dan komitmen karyawan.
Membuat anggaran yang lebih mendukung proses perubahan menjadi bagian yang krusial dari proses implementasi
Membuat aturan dan prosedur pengoperasian yang lebih baru dan lebih sesuai dengan arah implementasi perubahan. Kebijakan dan aturan yang kondusif akan sangat membantu menciptakan iklim kerja dam kultur perusahaan yang mendukung proses perubahan.

Tahapan terakhir yang harus dilakukan adalah Memelihara Momentum Perubahan. Fase ini perlu dilakukan agar proses perubahan yang telah dijalankan tetap berada on track, dan tidak mundur lagi ke belakang.

Beberapa tindakan konkrit yang dapat dilakukan disini antara lain adalah membangun support system bagi para change agent. Selain itu juga perlu dikembangkan kompetensi dan perilaku baru yang lebih sesuai dengan tujuan perubahan yang hendak diraih.


Sumber :
http://rajapresentasi.com
http://istilah-humanresource.blogspot.com

Saturday, January 24, 2015

Lulusan Teknik Industri


Kuliah di jurusan Teknik Industri maka kita belajar banyak hal karena dalam sebuah perusahaan atau sebuah industri, kita perlu membuat sebuah system yang nanti akan berproduksi untuk menghasilkan output tertentu. Jadi mindset TI adalah berpikir generalis dan kesisteman. Sehingga perlu mempelajari bermacam-macam mata studi seperti statistik, networking, akuntansi, ekonomi, psikologi, programming, ERP, management, marketing, organisasi, dimana fungsi-fungsinya mirip dengan yang ada di sebuah perusahaan. Tentu saja hal ini ada pro & kontra.

PRO:
Lulusan TI lebih fleksible, range pekerjaan lebih lebar dibandingkan lulusan lain yang spesifik. Lulusan TI bisa jadi engineer, HRD, marketing, sales, manager. Pada level tertentu (managerial) dimana keahlian teknis sudah jarang lagi diperlukan, ilmu-ilmu pada perkuliahan TI sangat membantu dalam menjalankan tugas diperusahaan. Hal ini jika dan hanya jika kita sudah menjadi manager. Demikian juga jika kita membuat usaha sendiri, ilmu-ilmu di teknik industri juga bermanfaat sekali.

KONTRA
Sering kita lihat, karena saking generalisnya, kita akan tahu segala macam hal tapi cuman kulit-kulitnya saja, membuat lulusannya sering lupa bahwa ketika lulus status mereka adalah engineer (orang yang tahu teknis). Sehingga kita perlu mempunyai skill lain yang perlu kita tekuni agar bisa punya bekal kerja.


Sumber :
http://achmad.glcnetworks.com

Related Posts