Wednesday, February 5, 2020

Kaizen vs. Kaikaku

Jika kita bertanya kepada praktisi industri maupun akademisi tentang apa itu Kaizen, maka hampir 100% akan menjawab sebagai budaya continuous improvement. Tetapi jika ditanyakan tentang apa di sana bagaimana Kaikaku itu diterapkan? Belum tentu banyak orang memahaminya.


Kelemahan kita di Indonesia hanya mengadopsi Kaizen dari Jepang tanpa mengadopsi dan memahami Kaikaku yang diterapkan menggunakan Hoshin Kanri. Padahal Kaikaku melalui Hoshin Kanri yang dibuat oleh Top Management ini yang menggulirkan program-program perbaikan baik berupa Kaizen (Gradual Improvement) maupun Kaikaku (Innovation/Dramatic Improvement).

Proses transformasi manajemen hanya mungkin dilakukan oleh Top Management BUKAN oleh karyawan. Itulah penting Hoshin Kanri dibuat selama periode 5-10 tahun ke depan untuk mengakomodasi program-program peningkatan kinerja, mana yg bersifat Kaizen (gradual improvement) dan mana yang Kaikaku (dramatic/breakthrough improvement).

Tanpa sistem manajemen terintegrasi dalam Hoshin Kanri, maka hanya ada random improvement sekedar melalui Kaizen itu. Jadi pemahaman konseptual sistem dari suatu teori harus lengkap dan terintegrasi bukan sekedar pemahaman operasional secara parsial.

Sayangnya pembelajaran iptek di Indonesia baik di lembaga PT maupun pusdiklat hanya bersifat LOTS (Lower Order Thinking Skills) bukan HOTS (Higher Order Thinking Skills).

Salam SUCCESS

Vincent Gapersz


Sumber foto :
https://marketbusinessnews.com/financial-glossary/kaikaku/

No comments:

Post a Comment

Related Posts