Friday, December 26, 2014

Teori Pareto untuk Strategi Bisnis

Teori Pareto untuk Menyusun Strategi Bisnis yang Lebih Efisien


Teori Pareto juga dikenal sebagai aturan 80-20, menyatakan bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Prinsip ini diajukkan oleh pemikir manajemen bisnis Joseph M. Juran, yang menamakannya berdasarkan ekonom Italia: Vilfredo Pareto yang pada 1906 mengamati bahwa 80% dari pendapatan di Italia dimiliki oleh 20% dari jumlah populasi. Anda boleh bilang kalau teori ini lemah. Namun pada kenyataannya, ada banyak fenomena dalam dunia bisnis yang membuat teori ini justru begitu solid, meskipun tidak serta merta kita boleh menerapkannya begitu saja pada semua aktivitas kita. Contohnya:

Tanyakan pada seorang Food & Beverage Manager tentang menu yang paling laku di restorannya. Bisa jadi secara rata-rata dari semua menu yang ada, hanya 20% dari daftar tersebut yang paling sering terjual. Dan uniknya lagi, 20% dari menu yang sering terjual tersebut pasti juga menjadi sumber pemasukan yang menyumbangkan 80% dari total pendapatan di restoran tersebut.
Sekarang cek market share Anda sendiri. Bisa jadi total revenue Anda dihasilkan oleh 20% dari total customer Anda.

Ada banyak aktifitas promosi yang sering kita lakukan, seperti flier, billboard, koran, radio. Cobalah untuk membuat statistik dari mana tamu anda mendapatkan informasi mengenai promosi Anda. Bisa jadi, 80% dari tamu tersebut akan menunjuk kepada satu atau dua aktifitas advertising anda yang apabila kita bandingkan hanya mewakili 20% dari semua aktifitas advertising anda.
Begitu juga pada website traffic. Seringkali kita mendapati di dalam log kita hanya sedikit (sekitar 20%) dari banyak keyword yang ada yang memberikan kontribusi di dalam share trafic kita (sekitar 80%).

Namun demikian, kembali lagi bahwa teori ini tidak bisa begitu saja diartikan secara harfiah. Misalnya, 80% pekerjaan hanya dilakukan oleh 20% karyawan. Kalau kita yakini secara membabi buta, teori ini akan menimbulkan gangguan pada dinamika kinerja yang ada. Anda perlu alat ukur yang lebih pas. Misalnya KPI (Key Performance Indicator).

Daripada untuk menghakimi, penerapan teori Pareto lebih baik digunakan sebagai upaya efisiensi saja. Misalnya di dalam banyak aplikasi management, hukum pareto sering kali digunakan dan biasanya berhasil. Contohnya ketika kita membuat daftar sepuluh aktifitas yang perlu dilakukan untuk meningkatkan quality control, maka kita hanya memakai dua yang terpenting dari sepuluh daftar aktifitas tersebut.


Sumber :
http://mediabisnisonline.com

Sunday, October 19, 2014

Mengenal Jurusan Teknik Industri


Apa itu Jurusan teknik industri?
Jurusan teknik industri itu sebenarnya belajar mengenai banyak hal. Kita tidak hanya belajar mengenai sains, namun juga sosial. Cakupannya luas, bahkan banyak juga pelajaran jurusan lain yang kami pelajari meskipun tidak sedetail jika dipelajari di jurusan khusus. Intinya, jurusan ini mengajarkan bagaimana kita bisa membuat segala sesuatu menjadi lebih efisien, baik dari segi sistem, biaya, waktu, dll, sehingga pada akhirnya bisa memberi keuntungan lebih dan menekan biaya yang dibutuhkan. Hal yang kami pelajari di teknik industri juga adalah pola pikir dan cara kami menyelesaikan masalah (problem solving skill) dan juga kemampuan analisa. Teknik industri bukanlah mengenai teori-teori saja, tapi juga mengenai cara berpikir dan menganalisa dan memecahkan masalah. Hal ini dapat kami pelajari karena pelajaran-pelajaran di teknik industri sangat realistis dan dapat diterapkan di berbagai bidang.

Apa aja yang dipelajari di jurusan ini?
Yang dipelajari di jurusan ini sangat bervariasi dan juga sangat luas. Kami belajar banyak hal dimulai dari hal-hal teknis hingga hal-hal manajerial, sehingga kami dapat memiliki kemampuan untuk melihat sebuah persoalan dari perspektif yang lebih luas, yaitu dari beberapa sisi dan juga dapat melihat suatu persoalan secara lebih komprehensif dibandingkan dengan jurusan-jurusan lainnya. Pelajaran-pelajaran yang kami pelajari juga bervariasi, ada yang hitungan, logika, konsep, pengertian, hafalan, dan lainnya.

Apa skill yang lebih diutamakan untuk jurusan ini?
Karena jurusan teknik industri ini mencakup banyak sekali hal, maka tidak dapat disebutkan secara spesifik skill yang paling diutamakan di jurusan ini karena sebenarnya kami justru menggabungkan semua skill yang ada dalam jurusan teknik industri ini. Namun demikian, mungkin ada 1 skill yang hampir digunakan dalam semua mata kuliah teknik industri, yakni skill berpikir secara logis dan analitis untuk dapat memecahkan sebuah masalah (problem solving). Apabila kita mempunyai skill tersebut, maka semua pelajaran teknik industri tidak akan menjadi hal yang sulit.

Setelah lulus nanti, bidang pekerjaan apa saja yang potensial dari jurusan teknik industri?
Bidang pekerjaan yang potensial dari jurusan teknik industri sangatlah luas. Pekerjaan-pekerjaan potensial teknik industri bervariasi dari bidang manufaktur, manajerial, keuangan, konsultasi, entrepreneur, dan lain-lain. Alumni-alumni Teknik Industri UPH sendiri juga banyak yang bekerja di perbankan, perusahaan konsultan, perusahaan perminyakan, dan lainnya.

Apa yang menurut kalian paling berat kuliah di jurusan ini?
Sebenarnya untuk pertanyaan yang satu ini kembali ke mahasiswa masing-masing. Ada mahasiswa yang mungkin merasa pelajaran yang berbau logika membuat mereka lebih tertarik ketimbang pelajaran yang banyak hafalan dan konsepnya, dan ada juga yang sebaliknya. Kalau untuk kami, yang paling berat mata kuliah yang mewajibkan kami membuat banyak sekali laporan, paper, pengamatan dan lain sebagainya seperti Entrepreneurship dan Enterprise Resource Planning.

Jadi gimana supaya tetap enjoy selama kuliah?
Secara spesifik, karena kami berkuliah di teknik industri UPH, menurut kami hal yang paling membuat kami enjoy berada di jurusan ini adalah teman-temannya yang seru dan kompak. Keberadaan teman-teman inilah yang membuat kami semakin semangat untuk belajar karena mereka bisa membuat kami lupa sejenak akan pelajaran-pelajaran di yang terkadang sangat sulit. Selain itu, hal yang membuat kami enjoy di teknik industri UPH juga karena pelajarannya sangat realistis dan kami bisa menggunakannya hampir dalam segala bidang yang kami tekuni. Tidak hanya kami belajar mengenai teori, namun juga teori tersebut mengasah logika kami dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber :
http://infokuliah.com

Friday, September 5, 2014

Mengurus Infrastruktur Logistik


I Nyoman Pujawan  ;   Guru Besar Bidang Supply Chain Engineering ITS; Anggota Tim Pengembangan Sistem Logistik Nasional di Bawah Kementerian Koordinator Perekonomian

KOMPAS, 29 Agustus 2014
                                      

BEBERAPA minggu yang lalu, saya berkesempatan melintasi jalan dari Bangkok menuju ke sebuah universitas di wilayah Nakhon Ratchasima.

Jalan yang panjangnya sekitar 275 kilometer kami tempuh sekitar 3,5 jam. Jarak ini lebih kurang sama dengan jarak Surabaya-Banyuwangi. Tahun lalu, Surabaya-Banyuwangi saya lalui dengan lama perjalanan sekitar 6,5 jam. Apa yang membedakan? Jelas lebar dan kualitas jalan ataupun kepadatan lalu lintas. Jalan dari Bangkok menuju Nakhon Ratchasima di Thailand hampir sepenuhnya jalan tol yang lebar, lurus, dengan lalu lintas lebih lengang dibandingkan dengan lalu lintas Surabaya-Banyuwangi.

Ini hanya satu contoh ruas jalan yang begitu bagus di Thailand. Masih banyak ruas jalan lain yang dibangun dengan kualitas yang sama menghubungkan titik-titik ekonomi di Thailand. Hal yang sama akan kita jumpai di Malaysia. Jalan tol yang mulus, misalnya, akan kita temukan dari Johor Bahru ke Kuala Lumpur yang jaraknya sekitar 330 kilometer. Dari sekilas contoh ini, kita bisa tahu perbedaan infrastruktur logistik di Indonesia dengan beberapa negara tetangga. Belum lagi kalau kita membandingkan infrastruktur pelabuhan serta efisiensi kerja mereka.

Sudah sering sejumlah pihak di negara ini membahas pentingnya infrastruktur transportasi dan logistik. Bahkan, tahun 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor  26 Tahun 2012 tentang Sistem Logistik Nasional. Tim kerja untuk implementasi ini berada di bawah Kementerian Koordinator Perekonomian dan melibatkan beberapa kementerian teknis. Namun, perkembangan infrastruktur transportasi dan logistik di negara kita masih demikian lambat. Pertumbuhan jumlah truk dan mobil yang melintas serta kapal yang lalu lalang tak diimbangi peningkatan ruas dan kualitas jalan serta pelabuhan. Kalau ekonomi kita mau tumbuh lebih cepat dan lebih merata, suatu keharusan untuk secara serius dan besar-besaran kita meningkatkan konektivitas antarwilayah, antarpulau, dan antarsimpul-simpul ekonomi.

Infrastruktur logistik dan daya saing

Infrastruktur transportasi dan logistik yang buruk di negara kita telah menjadi penyebab tidak kompetitifnya produk domestik, terutama hasil-hasil pertanian dan perkebunan, serta maraknya produk-produk impor. Bayangkan saja, biaya untuk mengangkut kontainer dari Sumatera Barat ke Jakarta lebih mahal dibandingkan dengan biaya mengangkut kontainer yang sama dari Hongkong ke Jakarta. Artinya, kalau ada produk seperti jeruk, pisang, dan apel yang ada di wilayah Indonesia, harganya tidak akan bersaing di pasar kita sendiri karena biaya mengangkutnya sampai ke pasar lebih mahal ketimbang untuk mendatangkan produk kompetitor dari luar negeri.

Belum lagi dengan tidak adanya jaringan logistik berpendingin yang sangat diperlukan dalam pengangkutan dan penyimpanan produk-produk segar. Pembaca yang pernah lewat daerah Kintamani di Bali pasti pernah menjumpai begitu banyak petani yang menjajakan jeruk dan buah yang lain untuk dijual di pinggir jalan. Pedagangnya terlalu banyak dan yang membeli terlalu sedikit. Mungkin 80-90 persen buah itu akhirnya busuk dan terbuang. Penduduk perkotaan kita menikmati jeruk impor. Bukanlah ini ironis?

Infrastruktur transportasi dan logistik kita yang buruk sudah banyak ditulis sebagai laporan berbagai kajian, baik oleh peneliti lokal maupun internasional. Data dari USITC (2005) menunjukkan, infrastruktur logistik kita paling buruk dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Skor untuk pelabuhan laut, misalnya, nilai kita 5,91 (paling besar, yang berarti paling buruk) dibandingkan dengan Malaysia (4,98), Thailand (5,50), Vietnam (5,09), Filipina (4,85), dan Singapura (4,36).

Bank Dunia juga secara periodik merilis apa yang mereka namakan sebagai logistics performance index (LPI), di mana untuk 2014 kinerja logistik Indonesia di urutan ke-53 dunia. Bandingkan, misalnya, dengan Malaysia yang ada di urutan ke-25, Thailand (35), Singapura (5), dan Vietnam (48). Salah satu elemen yang menjadi dasar dalam penilaian LPI adalah infrastruktur.

Besaran biaya logistik untuk negara-negara seperti Amerika berkisar sekitar 10 persen dari produk domestik bruto (PDB) mereka. Sementara Indonesia, menurut perkiraan beberapa kalangan, lebih dari 20 persen dari PDB. Infrastruktur yang buruk dan kemampuan pengelolaan yang rendah membuat begitu banyak truk yang berjalan lambat, kapal yang antre lama di pelabuhan, produk-produk yang rusak di perjalanan, ditambah lagi biaya-biaya pungutan di jalan yang membuat biaya untuk mengirim barang dari satu wilayah ke wilayah lain di Indonesia menjadi mahal.

Singapura adalah salah satu negara yang meraup pendapatan yang sangat besar dari sektor transportasi dan logistik. Pelabuhan laut dan bandar udara mereka ciptakan untuk menjadi hub di Asia. Pelabuhan Singapura memang dirancang untuk menjadi persinggahan kapal-kapal besar yang membawa barang dari Eropa atau benua lain untuk tujuan Asia atau sebaliknya. Tulisan seorang dosen MIT (Sheffi, 2012) menyatakan, pelabuhan ini melayani sekitar 200 perusahaan pelayaran (shipping lines) dan memiliki koneksi dengan sekitar 600 pelabuhan lain di dunia. Tak mengherankan jika negara yang penduduknya hanya sekitar 5 juta ini mencatat nilai impor dua kali nilai impor Indonesia.

Tentu saja impor yang besar itu tidak dimaksudkan hanya untuk memenuhi kebutuhan penduduknya karena sekitar 85 persen kontainer yang datang di pelabuhan Singapura sebenarnya adalah untuk dikirim lanjut (transshipment) ke negara-negara di sekitarnya, termasuk Indonesia. Artinya, kapal-kapal yang membawa barang untuk tujuan Indonesia kebanyakan harus singgah dulu (dan membayar jasa) ke pelabuhan Singapura. Hal ini tentu saja terjadi karena pelabuhan Singapura memang sudah lama menjalin hubungan yang baik dengan shipping lines, pelabuhan lain di dunia, serta memang memiliki infrastruktur yang sangat memadai dan prosesnya efisien.

Di samping pelabuhan yang besar dan efisien, Singapura juga memiliki infrastruktur pendukung, seperti pusat-pusat pergudangan yang memadai dan dikelola oleh perusahaan-perusahaan logistik kelas dunia. Tulisan seorang peneliti bidang logistik (Tongzon, 2011) menyatakan bahwa ada sekitar 8.000 perusahaan logistik yang beroperasi di Singapura dan 17 di antaranya masuk dalam 25 perusahaan logistik terbesar di dunia.

Agenda ke depan

Salah satu rencana aksi dari sistem logistik nasional adalah membangun pelabuhan hub internasional di Kuala Tanjung. Secara posisi, tempat ini memang strategis karena dekat dengan Selat Malaka yang dilalui sekitar 30 persen kargo laut dunia. Namun, pertanyaannya, cukup besarkah energi pemerintah untuk membangun pelabuhan sekelas dengan Tanjung Pelepas atau sedikit di bawah pelabuhan Singapura? Pertanyaan kedua, cukup besarkah kemampuan menarik perusahaan pelayaran kelas dunia untuk membawa kapalnya merapat di sana nanti? Tentu ini tergantung dari apakah pelabuhannya cukup mentereng, apakah pelayanannya cukup prima, serta apakah tersedia layanan pendukung yang cukup memadai, seperti alat penampungan peti kemas yang luas dan area pergudangan (termasuk yang berpendingin).

Tentu senang mendengar berita-berita bahwa salah satu fokus pada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla adalah membangun infrastruktur. Pembangunan infrastruktur haruslah menaruh prioritas yang sangat tinggi pada penciptaan konektivitas simpul-simpul ekonomi. Ini adalah prasyarat mahapenting untuk menciptakan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

Tanpa konektivitas yang baik, pertumbuhan ekonomi hanya akan terkonsentrasi di daerah-daerah tertentu, sedangkan daerah-daerah yang terisolasi akan semakin tertinggal dari kemajuan ekonomi. Saya membayangkan ada jalan tol yang mulus dan panjang yang menghubungkan Sumatera dari utara sampai ke selatan, antarprovinsi di Sulawesi, begitu juga di pulau-pulau lain.

Gagasan yang dilontarkan oleh presiden terpilih Joko Widodo di sejumlah kesempatan kampanye dan debat mengenai tol laut juga sesuatu yang menarik. Namun, tentu pembangunan sistem transportasi dan logistik harus dilakukan secara terintegrasi. Kapal laut yang mondar- mandir barat-timur melalui beberapa titik pelabuhan di sepanjang Nusantara membutuhkan keseimbangan muatan dari satu titik ke titik lain. Jika tidak, kapal yang kembali ke arah barat dari wilayah timur Indonesia akan sering kosong, yang lagi-lagi mengakibatkan biaya angkut yang tinggi. Pembangunan wilayah timur harus lebih cepat, pusat-pusat produksi harus digenjot agar ada keseimbangan muatan antara barat dan timur. Di samping itu, perlu dipikirkan pula membangun pintu impor di wilayah timur sehingga kargo yang datang dari sebagian Asia Pasifik dan Amerika masuk di pintu Indonesia timur. Ini akan menyeimbangkan muatan barat-timur dan memberikan peluang untuk munculnya pusat-pusat pertumbuhan di wilayah timur.

Tentu ini bukanlah gagasan yang mudah untuk direalisasikan. Ada banyak fasilitas pendukung yang juga harus dibangun. Saya teringat hasil wawancara saya terhadap sebuah pelaku usaha yang mengirim barang ke banyak pelabuhan di wilayah timur Indonesia yang mengeluhkan sering listrik pada dan mengganggu kelancaran operasi pelabuhan. Artinya, infrastruktur harus dibangun sebagai suatu sistem yang terintegrasi, termasuk pasokan listrik yang juga harus mencukupi. Untuk merealisasikan hal yang sangat penting, besar, dan kompleks ini, pemerintah membutuhkan kementerian yang khusus menangani permasalahan infrastruktur, transportasi, dan logistik secara terintegrasi. Tugas-tugas ini sekarang mungkin tersebar di banyak kementerian, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan. Namun, harus dibuat lebih fokus dan terintegrasi dengan anggaran yang jauh lebih besar.

Tuesday, September 2, 2014

Forecasting (Metode Peramalan)


Peramalan (forecasting) : adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dengan menggunakan data historis dan memproyeksikannya ke masa depan dengan beberapa bentuk model matematis.

Untuk melakukan peramalan diperlukan metode tertentu dan metode mana yang digunakan tergantung dari data dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang hendak dicapai. Dalam prakteknya terdapat berbagai metode peramalan antara lain :


Peramalan berdasarkan jangka waktu :
1. Peramalan jangka pendek ( kurang satu tahun, umumnya kurang tiga bulan : digunakan untuk rencana pembelian, penjadwalan kerja, jumlah TK, tingkat produksi),
2. Peramalan jangka menengah ( tiga bulan hingga tiga tahun : digunakan untuk perencanaan penjualan, perencanaan dan penganggaran produksi dan menganalisis berbagai rencana operasi),
3. Peramalan jangka panjang ( tiga tahun atau lebih, digunakan untuk merencanakan produk baru, penganggaran modal, lokasi fasilitas, atau ekspansi dan penelitian serta pengembangan).

Peramalan berdasarkan rencana operasi
1. Ramalan ekonomi : membahas siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi dan indikator perencanaan lainnya,
2. Ramalan teknologi : berkaitan dengan tingkat kemajuan teknologi dan  produk baru,
3. Ramalan permintaan : berkaitan dengan proyeksi permintaan terhadap produk perusahaan. Ramalan ini disebut juga ramalan penjualan, yang mengarahkan produksi, kapasitas dan siatem penjadualan perusahaan.


Peramalan berdasarkan metode / pendekatan :
1. Peramalan kuantitatif, menggunakan berbagai model matematis atau metode statistik dan  data historis dan atau variabel-variabel kausal untuk meramalkan permintaan,
2. Peramalan kualitatif, menggunakan intuisi, pengalaman pribadi dan berdasarkan pendapat (judment) dari yang melakukan peramalan


Metode peramalan:
Peramalan berdasarkan metode terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Metode Kuantitatif
Metode Peramalan Kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :

1.1.  Model seri waktu / metode deret berkala (time series)  metode yang dipergunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu,
1.2.  Model / metode kausal (causal/explanatory model), mengasumsikan variabel yang diramalkan menunjukkan adanya hubungan sebab akibat dengan satu atau beberapa variabel bebas (independent variable).

1.1. Model Seri Waktu / Metode deret berkala, terbagi menjadi :
1.1.1. Rata-rata bergerak (moving averages),
1.1.2. Penghalusan eksponensial (exponential smoothing),
1.1.3. Proyeksi trend (trend projection)


Penjelasan:

1.1.1. Rata-rata bergerak (moving averages),
Rata-Rata Bergerak Sederhana (simple moving averages) : bermanfaat jika diasumsikan bahwa permintaan pasar tetap stabil  :
Rata-Rata Bergerak Tertimbang (weighted moving averages) : apabila ada pola atau trend yang dapat dideteksi, timbangan bisa digunakan untuk menempatkan lebih banyak tekanan pada nilai baru :

1.1.2. Penghalusan eksponensial (exponential smoothing),
Penghalusan Eksponensial : metode peramalan dengan menambahkan parameter alpha dalam modelnya untuk mengurangi faktor kerandoman. Istilah eksponensial dalam metode ini berasal dari pembobotan/timbangan (faktor penghalusan dari periode-periode sebelumnya yang berbentuk eksponensial.

1.1.3. Proyeksi trend (trend projection)
Metode proyeksi trend dengan regresi, merupakan metode yang dignakan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Metode ini merupakan garis trend untuk persamaan matematis.


1.2. Model / metode kausal (causal/explanatory model)
Merupakan metode peramalan yang didasarkan kepada hubungan antara variabel yang diperkirakan dengan variabel alin yang mempengaruhinya tetapi buakn waktu. Dalam prakteknya jenis metode peramalan ini terdiri dari :

Metode regresi dan kolerasi, merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek dan didasarkan kepada persamaan dengan teknik least squares yang dianalisis secara statis.

Model Input Output, merupakan metode yang digunakan untuk peramalan jangka panjang yang biasa digunakan untuk menyusun trend ekonomi jangka panjang.
Model ekonometri, merupakan peramalan yang digunakan untuk jangka panjang dan jangka pendek.
Peramalan menggunakan metode regresi:

Penggunaan metode ini didasarkan kepada variabel yang ada dan yang akan mempengaruhi hasil peramalan.

Hal- hal yang perlu diketahu sebelum melakukan peramalan dengan metode regresi adalah mengetahui terlebih dahulu mengetahui kondisi- kondisi seperti :

Adanya informasi masa lalu
Informasi yang ada dapat dibuatkan dalam bentuk data (dikuantifikasikan)
Diasumsikan bahwa pola data yang ada dari data masa lalu akan berkelanjutan dimasa yang akan datang.
Adapun data- data yang ada dilapangan adalah :

Musiman (Seasonal)
Horizontal (Stationary)
Siklus (Cylikal)
Trend
Dalam menyusun ramalan pada dasarnya ada 2 macam analisis yang dapat digunakan yaitu :

Analisi deret waktu(Time series), merupakan analisis antaravariabel yang dicari dengan variabel waktu
Analisis Cross Section atau sebab akibat (Causal method), merupakan analisis variabel yang dicari dengan variabel bebas atau yang mempengaruhi.
Ada dua pendekatan untuk melakukan peramalan dengan menggunakan analisis deret waktu dengan metode regresi sederhana yaitu :

Analisis deret waktu untuk regresi sederhana linier
Analisis deret untuk regresi sederhana yang non linier
Untuk menjelaskan hubungan kedua metode ini kita gunakan notasi matematis seperti:

Y = F (x)

Dimana :

Y = Dependent variable (variabel yang dicari)
X = Independent variable (variabel yang mempengaruhinya)

Notasi regresi sederhana dengan menggunakan regresi linier (garis lurus) dapat digunakan sebagai berikut :

Y = a + b x

Dimana a dan b adalah merupakan parameter yang harus dicari. Untuk mencari nilai a dapat digunakan dengan menggunakan rumus :

a
kemudian nilai b dapat dicari dengan rumus :

b

2. Metode Kualitatif

Metode kualitatif umumnya bersifat subjektif, dipengaruhi oleh intuisi, emosi, pendidikan dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu hasil peramalan dari satu orang dengan orang lain dapat berbeda. Meskipun demikian, peramalan kualitatif dapat menggunakan teknik/metode peramalan, yaitu :

Juri dari Opini Eksekutif : metode ini mengambil opini atau pendapat dari sekelompok kecil manajer puncak/top manager (pemasaran, produksi, teknik, keuangan dan logistik), yang seringkali dikombinasikan dengan model-model statistik.

Gabungan Tenaga Penjualan : setiap tenaga penjual meramalkan tingkat penjualan di daerahnya, yang kemudian digabung pada tingkat provinsi dan nasional untuk mencapai ramalan secara menyeluruh.

Metode Delphi : dalam metode ini serangkaian kuesioner disebarkan kepada responden, jawabannya kemudian diringkas dan diberikan kepada para ahli untuk dibuat peramalannya. Metode memakan waktu dan melibatkan banyak pihak, yaitu para staf, yang membuat kuesioner, mengirim, merangkum hasilnya untuk dipakai para ahli dalam menganalisisnya. Keuntungan metode ini hasilnya lebih akurat dan lebih profesional sehingga hasil peramalan diharapkan mendekati aktualnya.

Survai Pasar (market survey) : Masukan diperoleh dari konsumen atau konsumen potensial terhadap rencana pembelian pada periode yang diamati. Survai dapat dilakukan dengan kuesioner, telepon, atau wawancara langsung.


Memantau Ramalan

Bila peramalan sudah selesai, yang paling adalah tidak melupakannya. Sangat jarang manajer yang ingin mengingat bila hasil ramalan mereka sangat tidak akurat, tetapi perusahaan perlu menentukan mengapa permintaan aktual (variabel yang diuji) secara signifikan berbeda dari yang diproyeksikan.
Salah satu cara untuk memantau peramalan  guna menjamin keefektifannya adalah menggunakan isyarat arah.

Isyarat Arah (Tracking Signal) : adalah pengukuran tentang sejauh mana ramalan memprediksi nilai aktual dengan baik

Isyarat Arah, dihitung sebagai jumlah kesalahan ramalan berjalan (running sum of the forecast error, RSFE) dibagi dengan deviasi absolut mean (MAD)


Prosedur Peramalan

Dalam melakukan peramalan terdiri dari beberapa tahapan khususnya jika menggunakan metode kuantitatif. Tahapan tersebut adalah:

Mendefinisikan Tujuan Peramalan
Misalnya peramalan dapat digunakan selama masa pra-produksi untuk mengukur tingkat dari suatu permintaan.

Membuat diagram pencar (Plot Data)
Misalnya memplot demand versus waktu, dimana demand sebagai ordinat (Y) dan waktu sebagai axis (X).


Memilih model peramalan yang tepat

Melihat dari kecenderungan data pada diagram pencar, maka dapat dipilih beberapa model peramalan yang diperkirakan dapat mewakili pola tersebut.


Melakukan Peramalan

Menghitung kesalahan ramalan (forecast error)
Keakuratan suatu model peramalan bergantung pada seberapa dekat nilai hasil peramalan terhadap nilai data yang sebenarnya. Perbedaan atau selisih antara nilai aktual dan nilai ramalan disebut sebagai “kesalahan ramalan (forecast error)” atau deviasi yang dinyatakan dalam:

et = Y(t) – Y’(t)

Dimana : Y(t)  = Nilai data aktual pada periode t

Y’(t) = Nilai hasil peramalan pada periode t

t       = Periode peramalan

Maka diperoleh Jumlah Kuadrat Kesalahan Peramalan yang disingkat SSE (Sum of Squared Errors) dan Estimasi Standar Error (SEE – Standard Error Estimated)

SSE = S e(t)2 = S[Y(t)-Y’(t)]2

Memilih Metode Peramalan dengan kesalahan yang terkecil.
Apabila nilai kesalahan tersebut tidak berbeda secara signifikan pada tingkat ketelitian tertentu (Uji statistik F), maka pilihlah secara sembarang metode-metode tersebut.

Melakukan Verifikasi
Untuk mengevaluasi apakah pola data menggunakan metode peramalan tersebut sesuai dengan pola data sebenarnya.


METODE PERAMALAN LAINNYA

Metode Market Experiment (Percobaan Pasar)
Yaitu suatu cara untuk membuat peramalan permintaan dengan melakukan uji coba pada segmen atau bagian pasar tertentu. Uji coba dilakukan dengan memberikan perlakuan tertentu terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Metode ini biasanya digunakan untuk produk baru atau produk yang mengalami inovasi atau pengembangan.

-          Contoh: Pada produk Rokok Halim diberikan kepada konsumen secara gratis selama 1 bulan di berbagai tempat untuk mengetahui respon konsumen terhadap produk tersebut atau memberi diskon saat produk ini launching. Setelah respon masyarakat bagus, lalu Hilam dijual secara bertahap yaitu Rp 2.500,00 lalu dijual secara stabil pada harga Rp 4.000,00 karena termasuk produk baru oleh karena itu tetap dijual di bawah harga pasar agar dapat menarik minat konsumen.


Metode Peramalan Dengan Pendekatan Marketing Research

Dalam melakukan peramalan permintaan konsumen, berbagai metode dapat digunakan terutama dengan pendekatan penelitian pemasaran (Marketing Research) karena bagian pemasaranlah yang secara langsung berhubungan dengan konsumen. Metode peramalan yang sering digunakan yaitu:

-          Survey Pelanggan

Survey pelanggan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui sikap dan persepsi konsumen atau pelanggan dengan cara mewawancarai konsumen secara langsung atau memberikan kuisioner yang sudah dipersiapkan. Biasanya juga disertakan nomer telephone atau alamat pada suatu produk agar konsumen bisa secara leluasa menyampaikan saran ataupun kritik.


Sumber :
http://vebyenandes.wordpress.com

Tuesday, May 13, 2014

Enterprise Resource Planning


Enterprise Resource Planning atau Perencanaan Sumber Daya Perusahaan adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan.

ERP berkembang dari MRP II (Manufacturing Resource Planning) yang ber-evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. 

Sistem ERP secara modular menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice, dan akuntansi perusahaan. 

Database yang ada dapat mengijinkan setiap departemen dalam perusahaan untuk menyimpan dan mengambil informasi secara real-time. Informasi tersebut harus dapat dipercaya, dapat diakses dan mudah disebarluaskan. Rancangan perangkat lunak modular harus berarti bahwa sebuah bisnis dapat memilih modul-modul yang diperlukan, dikombinasikan dan disesuaikan dari vendor yang berbeda, dan dapat menambahkan modul baru untuk meningkatkan unjuk kerja bisnis.
 

IMPLEMENTASI ERP/ Enterprise Resource Planning:
Implementasi sistem ERP tergantung pada ukuran bisnis, ruang lingkup dari perubahan dan peran resiko kehilangan informasi sensitif, jika terdapat pembobolan sistem keamanan.
Sistem dapat terlalu kompleks jika dibandingkan dengan kebutuhan dari pelanggan
Data dalam sistem ERP berada dalam satu tempat, contohnya : pelanggan, data keuangan. Hal ini dapat meningkatkan resiko kehilangan informasi sensitif, jika terdapat pembobolan sistem keamanan

KELEBIHAN Enterprise Resource Planning /ERP:
Integrasi antara area fungsional yang berbeda untuk meyakinkan komunikasi, produktifitas dan efisiensi yang tepat.
Rancangan Perekayasaan
Pelacakan pemesanan dari penerimaan sampai fulfillment
Mengatur saling ketergantungan dari proses penagihan material yang kompleks
Pelacakan 3 cara yang bersesuaian antara pemesanan pembelian, penerimaan inventori, dan pembiayaan
Akuntasi untuk keseluruhan tugas: melacak pemasukan, biaya dan keuntungan pada level inti

KELEMAHAN Enterprise Resource Planning /ERP:
Terbatasnya kustomisasi dari perangkat lunak ERP
Sistem ERP sangat mahal
Perekayasaan kembali proses bisnis untuk menyesuaikan dengan standar industri yang telah
Dideskripsikan oleh sistem ERP dapat menyebabkan hilangnya keuntungan kompetitif.
ERP sering terlihat terlalu sulit untuk beradaptasi dengan alur kerja dan proses bisnis tertentu dalam beberapa organisasi.
Sistem dapat terlalu kompleks jika dibandingkan dengan kebutuhan dari pelanggan
Data dalam sistem ERP berada dalam satu tempat, contohnya : pelanggan, data keuangan. Hal ini dapat meningkatkan :
Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise.
Menghasilkan informasi yang real-time
Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan


TAHAPAN EVOLUSI Enterprise Resource Planning (ERP):
Tahap I : Material Requirement Planning (MRP) Merupakan cikal bakal dari ERP, dengan konsep perencanaan kebutuhan material
Tahap II: Close-Loop MRP Merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya terbatas pada MRP, terdiri atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah atau diganti jika diperlukan.
Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II) Merupakan pengembangan dari close-loop MRP yang ditambahkan 3 elemen yaitu: perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka keuangan dan simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan.
Tahap IV: Enterprise Resource Planning Merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan meliputi lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah
Tahap V: Extended ERP (ERP II) Merupakan perkembangan dari ERP yang diluncurkan tahun 2000, serta lebih konflek dari ERP sebelumnya.

Sumber :
http://id.wikipedia.org
http://idnetku.com

Wednesday, March 26, 2014

Industrial Challenge


Inchall, Diikuti oleh Teknik Industri se-Indonesia

Inchall yang merupakan kepanjangan dari Industrial Challenge merupakan lomba yang diadakan oleh HMTI (Himpunan Mahasiswa Teknik Industri) yang diikuti oleh jurusan Teknik Industri (TI) se-Indonesia. 

Inchall merupakan salah satu rangkaian acara road to 25th TI dan bertujuan untuk mengenalkan TI keluar dan untuk mengaplikasikan disiplin ilmu TI untuk mencetak SDM yang berkualitas.

Ada tiga stage dalam Inchall. 

- Seleksi online :
Merupakan tahapan seleksi online untuk mengukur sejauh mana pengetahuan peserta mengenai keilmuan Teknik Industri.

- Babak Final :
Merupakan babak eliminasi bagi 15 tim yang lolos seleksi online yang diselenggarakan di kampus Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya. Dalam babak ini peserta akan diukur kemampuannya dalam hal keberanian, analisis, dan komunikasi, serta pengetahuan yang lebih dalam tentang keilmuan Teknik Industri. 

- Grand Final :
Merupakan babak penentuan juara bagi 5 tim yang telah lolos pada babak final. 

Setiap tim yang terdiri dari tiga peserta akan diberi suatu problem industri dan dicari penyelesaiannya dan dipresentasikan.

Sumber :
http://its.ac.id
http://iefair-its.com
http://www.agendakota.co.id

Monday, March 10, 2014

Sistem yang Terintegrasi


Teknik Industri mempelajari desain, instalasi dan pengembangan dari suatu sistem yang terintegrasi dimana didalamnya saling berhubungan seperti  manusia, lingkungan, teknologi dan informasi yang dilakukan optimasi dan improvement agar menghasilkan sistem yang lebih baik lagi. 

Di teknik Industri kita hanya bisa jalan kalau suatu produksi sudah mencapai taraf & skala massal / industri. Kita akan berpikir cara mengoptimalkan system yang terintegrasi, operation Research, Design Produk, Mamajemen Sistem serta cara menyelesaikan masalah secara Holistik / menyeluruh.

Seorang Industrial Engineer itu memiliki peran yang penting dalam sebuah perindustrian, dimana Industrial Engineer yang handal dalam mengoptimasi biaya produksi pabrik skala besar, sanggup memotong biaya-biaya yang tidak diperlukan, memperbaiki alur produksi, meminimalisasi kerugian dan barang yang reject.

Start YOUR SYSTEM THINKING Think Better, Think Different. 

Sumber :
http://id.answers.yahoo.com

Sunday, January 19, 2014

Profesi Teknik Industri


by Yahya Zukarnain

Sebenarnya profesi merupakan kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa inggris yaitu Profess, yang bermakna janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen. Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memilik asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang pofesi tertentu.

Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar karakteristik ini tidak memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi. Keterampilan yang mendasar pada pengetahuan teoritis. 

1. Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan pada praktik.
2. Asosiasi profesi. Profesi biasanya memiliki badan yang di organisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggota.
3.      Pendidikan yang ekstensif. Profesi yang prostisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
4.      Ujian kompetensi. Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dati tes yang menguji terutama pengetahuan teoritis.
5.      Pelatihan institutional. Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan instutional dimana calom profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui profesional juga dipersyaratkan.

    Lisensi Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.

    Otonomi kerja. Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.

    Kode etik. Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.

    Mengatur diri. Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.

    Layanan publik dan altruisme. Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.

    Status dan imbalan yang tinggi. Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.



Dalam setiap kampus yang memiliki banyak jurusan pasti mempunyai karakteristik dan spesifikasi dalam cara mengajar. Pembahasan ini khusus membahas tentang jurusan teknik industri. Teknik Industri merupakan suatu disiplin ilmu gabungan dari ilmu keteknikan dan ilmu manajemen yang mempelajari tentang perancangan, penginstalan, dan perbaikan serta pengembangan suatu sistem yang integral yang terdiri dari manusia, material, peralatan, energi, dan informasi agar tercapai prosedur operasi/kerja sistem yang efektif dan efisien. Jadi dapat dikatakan pula Teknik Industri merupakan ilmu yang menjembatani antara ilmu keteknikan dan ilmu sosial.

Teknik Industri merupakan gabungan dari ilmu matematika, fisika, pengetahuan teknik dan aktivitas bisnis seperti system pemasaran, keuangan, pengembangan sumber daya manusia dan lain-lain, yang fundamental dengan prinsip-prinsip dan metode-metode dari desain dan analisis keteknikan.

Meskipun merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu, tetapi Teknik Industri tetap berakar pada keilmuan teknik yaitu proses perancangan (design). Obyek yang dirancang dalam Teknik Industri adalah sebuah sistem, bukan sesuatu yang konkret seperti jembatan, gedung, pesawat terbang, atau yang lain. Pada dasarnya, ilmu Teknik Industri dapat dibagi ke dalam tiga bidang keahlian, yaitu :

1.   Sistem Manufaktur. Bidang ini memanfaatkan pendekatan Teknik Industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan efisiensi sistem integral (manusia, mesin, material, energi, dan informasi) melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerjanya.

2.   Bidang keahlian Manajemen Industri. Bidang ini cenderung bergerak ke arah persoalan-persoalan yang bersifat makro dan strategis. Persoalan yang dihadapi seringkali sudah tidak ada lagi bersangkut-paut dengan problem yang timbul di lini produksi (sistem produksi) ataupun manajemen produksi/industri; melainkan sudah beranjak ke persoalan diluar dinding-dinding pabrik.

3.   Bidang keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi. Bidang ini memanfaatkan pendekatan Teknik Industri untuk meningkatkan daya saing sistem integral (tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktur) yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah.

            Prospek seorang lulusan teknik industri sangatlah luas. Beberapa bidang yang bisa dimasuki oleh lulusan teknik industri adalah sebagai berikut:

1.      Bidang produksi/ operasi dan penjaminan mutu
2.      Bidang teknologi informasi
3.      Bidang pemasaran/manajemen bisnis
4.      Bidang industri manufaktur
5.      Bidang konsultasi manajemen
6.      Bidang manajemen sumber daya manusia
7.      Bidang pendidikan (dosen/peneliti)

Deksripsi kerja teknik industri yang lainnya adalah memastikan jalannya produksi dan operasi secara efisien dan efektif hingga mendapatkan sebuah sistem produksi atau operasi yang terbaik (excellence). Ini mencakup (walaupun tidak terbatas pada):

    evaluasi standard waktu kerja: Berapa waktu sesungguhnya dalam mengerjakan suatu urutan pekerjaan yang normal, dengan menyeimbangkan antara kemampuan manusia normal dg tuntutan organisasi.

    merancang bagaimana cara kerja manual terbaik: bagaimana memastikan sebuah desain kerja dapat mengoptimalkan kemampuan manusia dan hukum alam – memanfaatkan gravitasi misalnya.

    merancang dan memperbaiki layout baik dari pabrik maupun stasiun kerja: Bagaimana susunan dan urutan fasilitas kerja terbaik sehingga aliran barang atau proses bisa berjalan dengan tanpa hambatan atau berbelit-belit sehingga memakan waktu yang berharga. Facility Layout and Plant Designer

    penyusunan jadwal produksi dan pengadaan/pembelian dari setiap seluruh fasilitas produksi serta bagaimana menyimpannya: untuk memastikan bebas hambatannya proses produksi, tentunya anda harus memperhatikan bahwa semua material utama dan pendukung harus tersedia ketika produksi dilakukan. Jangan seperti masak di dapur untuk nasi goreng, ketika sudah mulai ternyata nasinya nggak cukup (atau masih dalam bentuk beras) – PPIC Officer/Manager – PPIC: Production Planing and Inventory Control.

    menjaga tingkat operasi dari setiap sumber daya (mesin, peralatan dsb) dalam kondisi optimal melalui manajemen pemeliharaan: (Maintenance Officer/Manager)

    menjamin mutu produk yang berasal dari mutu proses yang baik: (QA (Quality Assurance) Officer/Director)

Hal-hal diatas menjadi sebuah pekerjaan, yang hampir dapat dikatakan rutin, harus dilakukan dengan kecepatan perubahan produk yang saat ini terjadi. Dulu untuk merubah sebuah produk kita membutuhkan waktu 3-5 tahun, sekarang untuk produk-produk tertentu yang sarat dengan teknologi (HP/Mobile Phone), kita perlu mengubahnya dalam hitungan 1-2 tahun bahkan bulanan. Bayangkan anda harus memproduksi ribuan dan jutaan produk yang lama tetapi sudah mulai memproduksi ribuan produk baru dalam sebuah fasilitas produksi. Toyota terkenal dengan kemampuannya untuk memproduksi beberapa produk sekaligus dalam satu fasilitas. Artinya mobil kijang, corolla, dan lainnya, dirancang sedemikian rupa untuk menggunakan fasilitas yang sama.

Melebar ke Jasa. Tetapi seiring dengan kebutuhan akan hal yang sama terhadap efisiensi dan efektivitas dibidang industri lainnya, termasuk industri jasa, maka semakin berkembang pulalah ruang lingkup kerja Teknik Industri. Saat ini dari penelusuran yang dilakukan kepada para lulusan TI-UI, diketahui mereka lebih banyak bekerja di sektor jasa dibandingkan manufaktur. Hal ini diakibatkan memang kebutuhan akan efisiensi dan efektivitas ternyata tidak hanya dituntut di industri manufaktur, tetapi juga industri jasa.

Jabatan yang sering diambil menyangkut QA (Quality Assurance), Business Excellence Team, Standard and Procedure Development Officers, dan Pemasaran, Operations Officer hingga Directors – (Kata Operations menggantikan kata Productions karena dalam dunia jasa memproduksi jasa merupakan sebuah konsep operasi). Mereka terserap di perbankan, stasiun televisi, telekomunikasi, teknologi informasi, pemerintahan, konsultan, asuransi, energi, rumah sakit, pendidikan dan sebagainya.

Kembali, kebutuhan akan efisiensi dan efektivitas sebenarnya ada disemua sektor industri. Kata industri bahkan diletakkan untuk menjelaskan industri pendidikan, industri pariwisata dan industri telekomunikasi. Tergantung dari para alumni teknik industri untuk mendefinisikan dan menterjemahkan kemampuan mereka untuk bekerja multisistem, multifungsi dan multipendekatan terhadap sektor-sektor industri baru. Saya sudah mengimplementasikan pendekatan dan ilmu teknik industri di bidang pemerintahan (yang paling sering dituding tidak efisien dan efektif) dan rumah sakit. Di negara referensi Teknik Industri, Amerika, melalui lembaga profesi Institute of Industrial Engineers – www.iienet.org, terlihat bahwa alumni TI disana dibagi menjadi beberapa perkumpulan mencakup perkumpulan sistem kesehatan (SHS – Society of Health Systems), SEMS (Society of Engineering and Management Science), Engineering Economy,Quality and Reliability Management, Operations Excellence dan lainnya.


Sumber:
http://yahya29zulkarnain.blogspot.com

Implementasi Lean Manufacturing System


Sistem manufacturing ini didisain secara integrated, terdiri dari 6 modul utama dan 1 modul juklak secara umum. Modul tersebut meliputi disain manufakturing, maintenance systems, organisasi area kerja, lingkungan dan keterlibatan karyawan, elemen quality, pergerakan material, dan petunjuk umum. Sistem audit yang dilakukan untuk mengontrol implementasi dilakukan dengan interval waktu tertentu. Proses audit hampir mirip dengan audit proses, dan cukup berbeda dengan audit quality system.

Kontrol terhadap performance dilihat dari pencapaian target yang bisa ditrace pada catatan metrik. Catatan, audit adalah kontrol terhadap implementasi sistem.

Diluar itu, perlu didevelop strategic planning untuk membuat seluruh aktivitas tersebut terimplementasi secara keseluruhan. Strategic planning dilakukan secara top down force dan melakukan breakdown sekecil mungkin. Untuk melakukan budaya perbaikan, maka perlu dibentuk pula policy dari organisasi (company) agar membuat sistem bottom up dengan mekanisme yang terkontrol sehingga tidak melenceng dari strategic planning dan goal tersebut.

Definitely, keberhasilan dalam mencapai Lean Manufacturing tersebut sangat tergantung dari leadership, knowledge dan konsistensi kontrol terhadap performance.

Secara umum, apa yang disampaikan di atas adalah main body dari Lean Mfg. Sistem ini didisain terintegrasi sehingga setiap item yang tidak terkait langsung dengan mfg tetap dimasukkan karena sebagai faktor pendukung untuk membentuk lean enterprise. Sistem ini terdiri dari 7 bagian yakni:

1. Flow Manufacturing System Design
2. Employe Environtment and Involvement
3. Workplace Organization
4. Operational Avalaibility
5. Material Movement
6. Quality
7. Implementation Guide

Ketujuh item di atas tidak bisa dipisah satu sama lain, interdependent
element. Pembagian tersebut adalah untuk memudahkan pelaksanaan.
Sebagai contoh pada disain proses manufacturing harus sudah
memperhitungkan semua aspek non teknis
engineering seperti efisiensi budget, ergonomis, training, visual
kontrol, dan lain sebagainya. Berikut ini overview dari masing-masing
item.

Flow Manufacturing System Design 

Sesuai namanya, sistem ini didisain untuk membentuk disain manufacturing dengan flow base. Konsepnya ada di process flow. Perhitungan dimulai dari permintaan jumlah barang dari customer. Disain cycle time diperoleh dengan menentukan kecepatan produksi yang lebih cepat dari kecepatan konsumsi customer.

Besarnya kecepatan ini tergantung dari perkiraan permintaan selama setahun, fluktuasi, policy dan kemampuan tools dan equipment dan terakhir adalah budget.

Hasil dari disain ini antara lain proses flow, lay out, manufacturing sequence, disain pull system, disain pergerakan material, ergonomis, inventory, jumlah resources, skedul proyek, jumlah kebutuhan tools dan
equipment, pemilihan mesin, metode kerja, value stream, dan perhitungan finansial. Secara umum, disaini inilah yang dianggap sebagai core dari manufacturing system.

Employee Environment & Involvement 

Sistem ini berkaitan dengan seluruh human resources. Sub-sub elemennya antara lain adalah Belief & Value yang berkaitan dengan visi dan misi perusahaan, Multiple Skill, Suggestion System, Natural Workgroup (sejenis QCC), Training, Health & Safety, Standard Manufacturing Leadership dan lain-lain. BV berkaitan dengan konsep moral, training & multiple skill berkaitan dengan kompetensi, NWG atau QCC dan SS berkaitan dengan keterlibatan karyawan terhadapkebijakan perusahaan dan improvement, H&S saya pikir no issue, dan SML berkaitan dengan kontrol terhadap resource performance serta pelaksanaan target dan kebijakan perusahaan.

Workplace Organization 

Yakni organisasi area kerja, lebih terkait kepada pembentukan sikap dan moral dan kontrol terhadap proses produksi yang kondusif. Organisasi ini lebih dikenal dalam bentuk 5S, tetapi di kami istilahnya terjemahan dalam bahasa Inggris. Sub element lainnya adalah andon system, addressing system, organisasi area kerja di office, dan sistem komunikasi perusahaan.

Operational Availability 

Item ini berkaitan dengan planned maintenance systems, yakni kontrol terhadap peralatan, quick response, change over dan performance machine secara keseluruhan. Selain itu juga didevelop sistem dimana keterlibatan karyawan produksi dalam melakukan maintenance peralatan.

Material Movement 

Lebih detail mengenai sistem pull, levelling schedule, build to plan, production planning, warehouse, pergerakan material, sistem supply material ke area produksi, plan for every part, visual control untuk
mengatur storage, common lot theory untuk meminimasi part built up di antara proses produksi/operasi. Item ini termasuk yang mengambil porsi sistem cukup besar selain disain manufacturing.

Implementation Guide 

Implementation Guide ini lebih banyak berisi tentang petunjuk pelaksanaan untuk mendevelop strategic planning. Site plan dijadikan sebagai master pelaksanaan yang didasarkan kepada objektif perusahaan.
Seluruh strategic planning bisa didevelop berdasarkan perkembangan bisnis, policy dan target-target spesifik perusahaan. 

Value stream management & audit digunakan sebagai alat untuk melakukan proses kontrol. Selain itu, ditentukan scientific methodlogy untuk melakukan innovation & continuous improvement. Dalam contoh aktual adalah penggunaan Suggestion System untuk improvement perorangan, Natural Workgroup yang dibekali dengan 8 Step 7 Tools untuk improvement kelompok, dan 6 Sigma sebagai alat improvement dan innovation. Secara strategis, value stream dibagi ke beberapa bagian sesuai dengan jenis project/business, dan ketiga hal di atas berada dibawah payung value stream untuk mencapai lean manufacturing.

Value stream & audit dikontrol secara periodik oleh manajemen. 

Sejatinya, informasi di atas menggambarkan overview saja. Sebagai tambahan, untuk proses auditnya tidak seperti quality sistem audit, tetapi menggunakan merit system sehingga grade sebagai tolok ukur.
Besarnya target grade ditentukan oleh company. Misalnya target grade 3.5 dari skala 4.00.


Pusat Studi ERP Indonesia
www.erpweaver.com

Related Posts