Sunday, October 28, 2018

Industrial Engineering

Sangat menarik membaca artikel dari Vincent Gaspersz mengenai Industrial Engineering Body of Knowledge.

Dalam artikel tersebut dijelaskan denga gamblang ruang lingkup pengetahuan Teknik Industri (sekarang Teknik Sistem dan Industri), dimana didalamnya sebenarnya tidak hanya belajar Ekonomi, namun juga IPTEK Teknik Industri.


Dalam kurikulum baru Teknik Industri yang dipublikasikan oleh organisasi profesi Institute of Industrial & Systems Engineers, USA,  pada tahun 2016, Body of Knowledge (BoK) Teknik Industri terdiri dari 12 area pengetahuan, yaitu:

1. Work Design and Measurement
2. Operations Research and Analysis
3. Engineering Economic Analysis
4. Facilities Engineering and Energy Management
5. Quality & Reliability Engineering
6. Ergonomics and Human Factors
7. Operations Engineering & Management
8. Supply Chain Management
9. Engineering Management
10. Safety
11. Information Engineering
12. Related Topics
1. Product Design & Development
2. Systems Design & Engineering

Jadi berbeda antara Ilmu Ekonomi Mikro atau Makro vs Engineering Economics. Engineering Economics (Ekonomi Teknik) adalah bidang pengetahuan khusus tentang ekonomi yang berfokus pada proyek-proyek teknik (engineering projects).

Juga berbeda antara Ilmu Manajemen vs Engineering Management. Engineering Management (Manajemen Teknik) adalah bidang manajemen yang berfokus menangani penerapan prinsip-prinsip teknik (engineering principles) untuk praktek bisnis. Sedangkan Teknik dan Manajemen Operasi (Operations Engineering and Management) berfokus pada perancangan dan analisis proses produksi dan pelayanan (service). Dengan demikian Manajemen Teknik (Engineering Management) ini berkaitan dengan sisi bisnis dari organisasi.


Sumber :
https://www.facebook.com/vincent.gaspersz/posts/2133914139966086
http://www.vincentgaspersz.com/2017/12/08/industrial-engineering-body-of-knowledge/

Sumber foto :
https://www.youtube.com/watch?v=Ww9hDlwjeF4

Thursday, September 27, 2018

Apa Itu Teknik Industri?


“Tidak ada cara yang terbaik, tetapi selalu ada cara yang lebih baik”

Industrial Engineering concerned with the design, improvement and installation of integrated systems of people, materials, equipment and energy. It draws upon specialized knowledge and skill in the mathematical, physical and social sciences together with the principles and methods of engineering to specify, predict and evaluate the results to be obtained from such a system.

Teknik industri berfokus kepada perancangan, peningkatan dan instalasi dari sistem terintegrasi yang terdiri atas manusia, material, peralatan dan energi untuk ini dibutuhkan pengetahuan dan keahlian dalam bidang matematika, fisika dan ilmu-imu sosial serta prinsip dan metodologi teknik/rekayasa untuk menspesifikasikan, memprediksi dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sebuah sistem terintegrasi.

Teknik industri adalah sebuah disiplin ilmu yang mengintegralkan antara manusia (sebagai operator) dan mesin-mesin yang digunakan dengan Efektif dan Efisien untuk meningkatkan produktivitas, sehingga semakin efektif penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga kerja, modal, informasi, teknologi) dan semakin efisien untuk mencapai tujuan maka produktivitasnya tinggi.

Kekuatan yang ada pada seorang insinyur teknik industri ada pada keilmuannya yang merupakan gabungan antara manajemen dan engineering. Itu berarti seorang ahli teknik industri memiliki cakupan yang luas di dunia kerja nantinya karena ia bisa kemana-mana dan bisa dimana-mana.

Implikasi dari banyaknya disiplin ilmu yang dipelajari di teknik industri akan menjadikan seorang ahli teknik industri memiliki pandangan sistemik. Dia akan berbeda dari disiplin manajemen atau engineering lainnya karena keputusan dan analisis yang dibuat akan mempertimbangkan banyak factor dan variable secara sistemik.

Seorang ahli teknik industri juga bobotnya akan lebih berat dan, memiliki competitive advantage pada masalah optimasi (seperti riset operasi), supply chain, ergonomi, simulasi, kualitas, dan beberapa keilmuan lainnya.


Sumber :
https://nurrahmanarif.wordpress.com/tag/teknik-industri/
http://triarniyuniputriutami.blogspot.com/2016/11/lika-liku-mahasiswa-teknik-industri.html
https://www.kompasiana.com/inatiara/552e52bc6ea8348f478b459a/ingin-jadi-pengusaha-kuliah-di-teknik-industri-aja
https://herilarium.wordpress.com/2007/09/06/definisi-teknik-industri/

Sunday, July 8, 2018

Competitive Strategy

Daya Saing
Dalam analisanya tentang strategi bersaing (competitive strategy atau disebut juga Porter’s Five Forces) suatu perusahaan, Michael A. Porter (mengintrodusir 3 jenis strategi generik, yaitu: Keunggulan Biaya (Cost Leadership), Pembedaan Produk (Differentiation), dan Focus.


Strategi Biaya Rendah (cost leadership)
Strategi Biaya Rendah (cost leadership) menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan.

Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku low-involvement, ketika konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan.

Terutama dalam pasar komoditi, strategi ini tidak hanya membuat perusahaan mampu bertahan terhadap persaingan harga yang terjadi tetapi juga dapat menjadi pemimpin pasar (market leader) dalam menentukan harga dan memastikan tingkat keuntungan pasar yang tinggi (di atas ratarata) dan stabil melalui cara-cara yang agresif dalam efisiensi dan kefektifan biaya. Sumber dari keefektifan biaya (cost effectiveness) ini bervariasi. Termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan skala ekonomi (economies of scale), investasi dalam teknologi yang terbaik, sharing biaya dan pengetahuan dalam internal organisasi, dampak kurva pembelajaran dan pengalaman (learning and experience curve), optimasi kapasitas utilitas, dan akses yang baik terhadap bahan baku atau saluran distribusi.

Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu: sumber daya (resources) dan organisasi. Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang sumber daya perusahaan, yaitu: pemasaran produk, kreativitas dan bakat SDM, pengawasan yang ketat, riset pasar, distribusi yang kuat, ketrampilan kerja, serta biaya distribusi dan promosi rendah.

Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus kuat dan mampu untuk melakukan: koordinasi antar fungsi manajemen yang terkait, merekrut tenaga yang berkemampuan tinggi, insentif berdasarkan target (alokasi insentif berbasis hasil).


Strategi Pembedaan Produk (Differentiation)
Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya.

Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya.

Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai tingkatan diferensiasi. Diferensiasi tidak memberikan jaminan terhadap keunggulan kompetitif, terutama jika produk-produk standar yang beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan konsumen atau jika kompetitor/pesaing dapat melakukan peniruan dengan cepat. Contoh penggunaan strategi ini secara tepat adalah pada produk barang yang bersifat tahan lama (durable) dan sulit ditiru oleh pesaing.

Resiko lainnya dari strategi ini adalah jika perbedaan atau keunikan yang ditawarkan produk tersebut ternyata tidak dihargai (dianggap biasa) oleh konsumen. Jika hal ini terjadi, maka pesaing yang menawarkan produk standar dengan strategi biaya rendah akan sangat mudah merebut pasar. Oleh karenanya, dalam strategi jenis ini, kekuatan departemen Penelitian dan Pengembangan sangatlah berperan.


Strategi Fokus (Focus)
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya terutama pada perusahaan skala menengah dan besar , strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi pembedaan karakteristik produk.

Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup (market size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya. Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu, wilayah geografis tertentu, atau produk barang atau jasa tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik.


Sumber :
https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-daya-saing-atau-heightened-competition/6286/2

Friday, May 25, 2018

5 Prospek Kerja Teknik Industri

Ini 5 Prospek Kerja Teknik Industri Menjanjikan buat Kamu!


Masih bingung menentukan program studi (prodi) apa yang akan kamu pilih untuk kuliah nanti? Memilih prodi enggak bisa sembarangan karena apa yang kamu pelajari selama 4 tahun nanti akan memengaruhi masa depanmu.

Pilihlah prodi yang memang kamu suka supaya belajarnya menyenangkan. Pertimbangkan juga masa depanmu kalau kamu mau mengambil prodi tersebut, seperti prospek kerja menjanjikan.
Berikut adalah prospek kerja Teknik Industri menjanjikan.

1. Analis Produksi
Prospek kerja Teknik Industri yang pertama adalah pada bidang produksi. Lulusan Teknik Industri punya potensi besar bekerja atau berkarier sebagai analis produksi. Sebab, ilmu yang didapatkan semasa kuliah akan sangat bersinergi dengan bidang pekerjaannya.

Sebagai analis produksi, kamu akan memiliki tanggung jawab untuk menganalisis proses produksi, pengendalian kualitas produksi, optimalisasi dan pemeliharaan alat-alat produksi, hingga pengendalian produksi. Kamu harus membuat analisis agar dapat membantu pergerakan proses produksi jadi lebih baik.

Selain itu, kamu memiliki tanggung jawab memberikan penliaian kepada keseluruhan aspek proses produksi di suatu industri. Sebab, keefektifan dan keefesienan kinerja produksi di suatu industri amat bergantung pada hasil analisismu.

2. Human Resource Development (HRD)
Bidang Human Resource Development tidak selalu identik dengan luluasan prodi Ilmu Psikologi, lho! Pasalnya, prospek kerja Teknik Industri pun bisa berada di bidang ini. Sebab,  di prodi ini kamu belajar setengah ilmu teknik dan setengah lagi ilmu manajemen.

Mempelajari kedua bidang ilmu tersebut kiranya memberikan keuntungan buat kamu! Kamu bisa melihat pengembangan manusia dari aspek pengembangan industri. Jadinya, kamu bisa merekrut orang yang tepat sesuai dengan visi dan misi perusahaan tempat kamu bekerja sebagai bagian dari divisi HRD.

Kamu pun bisa memberikan warna di dalam divisi HRD soal penilaian penerimaan seorang pekerja. Sebab, untuk potensi kerja seseorang tidak hanya dilihat dari latar belakang psikologi, latar belakang ilmu, melainkan juga potensi-potensi lainnya, seperti keterkaitan antara pengalaman di bidang industri, produksi, dan lain sebagainya.

Tentunya, sebagai lulusan Teknik Industri, tepat sekali buat kamu jadi HRD di perusahaan yang memang bergerak di bidang industri. Meski demikian, kamu juga bisa kok bekerja di perusahaan bidang lainnya dengan latar belakang ilmu manajemen yang sudah dipelajari di Prodi Teknik Industri.

3. Purchasing, Marketing, dan Sales Engineer
Lulusan Teknik Industri selama kuliah mempelajari berbagai ilmu di bidang manajemen dan ekonomi. Meski tidak terlalu detail mempelajarinya, seorang lulusan Teknik Industri kiranya cocok bekerja di bidang purchasing, marketing, dan sales engineer.

Lulusan Teknik Industri lebih mudah masuk di bidang pekerjaan tersebut karena dianggap memiliki pengetahuan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Pengetahuan tersebut tidak hanya di bidang manufaktur, tetapi juga pengetahuan di bidang keuangan, bidang manajemen, dan bidang-bidang lainnya.

Selain itu, nilai plus lulusan Teknik Industri bila bekerja di bidang ini ialah memiliki pengetahuan yang lebih detail dalam hal mengeksplorasi product knowledge dari perusahaannya. Ia akan lebih mampu menjelaskan kegunaan dan kualitas produk perusahaannya kepada klien ketimbang lulusan prodi lainnya.

4. Pengendalian Mutu atau Quality Control
Tentunya, seorang lulusan Teknik Industri dapat bekerja di bidang pengendalian mutu atau quality control. Sebagai pengendali mutu, kamu bertugas untuk memastikan sistem produksi dan hasilnya benar terpantau prosesnya. Kamu harus meminimalisir kesalahan prosedur yang membuat produk tidak memenuhi standar mutu.

Beberapa unsur yang akan kamu perhatikan sebagai pengendali mutu produk ialah unsur proses produksi, pekerjanya atau sumber daya manusia, dan peralatannya. Kamu akan memantau ketiga unsur tersebut agar kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan ekspektasi mutu perusahaan.

Adapun, sebagai pengendali mutu, kamu tidak hanya dibutuhkan di perusahaan atau industri pembuatan produk. Kamu juga bisa bekerja di rumah sakit dan perhotelan. Di kedua lini usaha tersebut, kamu bertugas untuk memastikan bahwa pelayanan yang diberikan telah sesuai prosedur, termasuk pemberian aspek makanan dan kebersihan.

5. Divisi SHE (Safety, Health and Environment)
Satu lagi prospek kerja Teknik Industri menjanjikan. Kamu bisa lho bekerja di bagian atau divisi Safety, Health and Environment atau disingkat SHE. Sebagai bagian dari divisi SHE, kamu bertugas untuk membuat program keselamatan dan kesehatan untuk para pekerja di perusahaanmu. Biasanya, divisi ini ada di industri infrastruktur yang mengharuskan standar keselamatan kerja diberlakukan ketat.

Selain membuat program keselamatan dan kesehatan tersebut, kamu juga bertugas mengecek segala peralatan dan perlengkapan pekerja agar sesuai dengan standar keselamatan kerja yang sudah dibuat. Kamu juga harus mengecek kondisi pekerja apakah layak untuk bekerja di lapangan atau tidak.

Tak hanya itu, kamu nanti juga membuat program untuk menjaga agar tidak terjadi pencemaran lingkungan dari aktivitas perusahaanmu. Sebab, bila terjadi pencemaran lingkungan maka perusahaanmu akan bermasalah dengan pemerintah dan citra perusahaan pun akan jelek di mata masyarakat. Oleh sebab itu, divisi ini sangat penting bagi perusahaan atau industri infrastruktur.

Itulah beberapa prospek kerja Teknik Industri. Kalau kamu tertarik untuk kuliah di Prodi Teknik Industri maka kamu harus mempersiapkan diri dengan maksimal.


Sumber :
https://today.line.me/id/pc/article/Ini+5+Prospek+Kerja+Teknik+Industri+Menjanjikan+buat+Kamu-kWgvq
https://video.quipper.com/id/blog/uncategorized/prospek-kerja-teknik-industri/?utm_source=LineToday&utm_medium=Referral&utm_campaign=Backlinks

Tuesday, May 8, 2018

Batch Production vs One Piece Flow

Sebuah study menunjukkan bahwa Proses Bisnis terdapat 90% pemborosan dan hanya 10% yang mempunyai added value. Untuk itu diperlukan perusahaan dengan menerapkan organisasi yang lean yaitu salah satu caranya adalah dengan menciptakan aliran yang kontinu.

Proses mengalir adalah inti organisasi lean, karena dapat mempersingkat lead time yaitu waktu yang diperlukan mulai dari material hingga menjadi barang jadi. Selain itu juga dapat mencapai tujuan yang lain yaitu quality terbaik, cost terendah, dan delivery yang tersingkat.

Proses bisnis konvensional dapat menyembunyikan inefisiensi yang besar tanpa diketahui seorang pun, orang hanya mengasumsikan bahwa proses tertentu memerlukan waktu penyelesaian selama berhari-hari atau berminggu-minggu.

Sebenarnya dengan proses yang lean pada akhirnya juga dapat mencapai hasil yang sama, namun waktu yang dicapai berbeda, yaitu hanya dalam waktu beberapa saat saja. Sehingga pemborosan terbesar adalah proses menunggu.


Organisasi yang lean ini kita dapat menerapkan sistem One Piece Flow yang dapat memangkas waktu dalam proses produksi.

Contoh implemetasi dari One Piece Flow adalah dalam industri otomotif. Dimana pada umumnya proses pembuatan mobil memerlukan waktu dua tahun. Namun Toyota mampu membuat kendaraan baru di Jepang dalam waktu kurang dari satu tahun.

Hal ini dapat dicapai dengan cara pekerjaan engineering Toyota diorganisasikan dalam satu aliran proses, dan secara konstan dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi pemborosan dalam aliran ini. Pekerjaan engineering mulai dari design, prototype, tool, komunikasi mulai dari awal hingga akhir dari proses perancangan kendaraan.

Implementasi di Toyota menggunakan batch / lot yang kecil sehingga proses produksi dapat tetap berjalan tanpa gangguan, hal ini lebih baik jika dibanding memproduksi dalam lot / batch besar karena akan ada bagian yang berhenti dan menunggu.


Sumber :
https://erwinbarita.blogspot.co.id/2017/08/detik-one-piece-flow-ciptakanproses.html

Wednesday, April 25, 2018

Continuous Flow vs Batch

Sistem Produksi Menurut Aliran Proses Produksi

Sebelum melakukan perbaikan yang berkesinambungan, kita perlu mengetahui karakteristik dari sistem produksi yang ada di lantai produksi. Karena jika kita hanya sekedar melakukan perbaikan namun tidak sesuai dengan sistem produksi yang berlaku, maka akan percuma saja.

Aliran proses produksi dapat dikategorikan menjadi 5 jenis yaitu Job Shop, Flow Shop, Project, Batch dan Continous. Untuk pembahasan di artikel ini kita akan fokus ke 2 jenis aliran proses produksi yang terakhir yaitu Batch Production dan Continuous Production.


Batch Production
Batch Production adalah sistem produksi yang termasuk repetitive production volume produksi lebih rendah dan berulang-ulang.

Ciri lainnya adalah :
  1. Waktu produksi lebih pendek.
  2. Tempat dan Mesin lebih fleksibel.
  3. Tempat dan Mesin diatur untuk memproduksi produk dalam bentuk batch dan diubah lagi pengaturannya untuk batch yang berikutnya.
  4. Waktu dan biaya produksi lebih rendah dibandingkan dengan Job Shop.


Continuous Production
Continuous Production adalah sistem produksi yang proses produksinya continuously sehingga fasilitas produksi perlu disusun sesuai dengan urutan operasi dari proses pertamanya hingga menjadi produk jadi dengan aliran material yang konstan. Production line biasanya dialokasikan hanya untuk satu jenis produk saja.

Ciri lainnya adalah :
  1. Semua Tempat/Pabrik atau Mesin/peralatan kerja didedikasikan khusus untuk satu jenis produk (tidak memiliki fleksibilitas sama sekali).
  2. Material ditangani secara otomatis.
  3. Proses operasi mengikuti urutan yang telah ditentukan.
  4. Perencanaan dan Pengendalian dilakukan secara rutin.
  5. Biaya per unit yang rendah karena volume produksi yang tinggi.


Sumber :
https://ilmumanajemenindustri.com/sistem-produksi-menurut-aliran-proses-produksi/
https://www.slideshare.net/NorhasanAbdulJamil/lean-manufacturing-six-sigma
http://maaw.info/ArticleSummaries/ArtSumToyotaProductionSystem.htm

Friday, March 9, 2018

Indikator Performa Kinerja

KPI as guideline to conquer company goals.


KPI (key performance indikator) umumnya di design dari Top Management, yang menjadi salah satu tools untuk bahan evalusasi dari kinerja yang sudah dilakukan, yang harus dicapai individu untuk melaksanakan jobnya.

Oleh karena itu KPI menjadi metode untuk mengukur sejauh mana keberhasilan atau kegagalan dari apa yang kita lakukan dan menjadi parameter kerja yang dapat digunakan untuk menentukan kita dapat bonus kinerja atau tidak di akhir tahun, serta menjadi tolak ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian hasil kinerja terhadap sasaran strategi yang telah ditentukan

KPI juga menjadi alat ukur sebelum dan sesudah kegiatan dilakukan. Keberhasilan ditentukan dengan perbandingan hasil ukur tersebut. Ada yang semakin naik yang artinya berhasil, dan juga ada yang semakin turun yang artinya berhasil.

Berikut adalah KPI untuk Dept. Logistic, Dept. Production dan Dept. QC

KPI Logistic
  1. Receiving time
  2. Delivery time
  3. Akurasi stok
  4. Kesesuaian proses LOG vs SOP
  5. Pencapaian laporan QC (tepat waktu)
  6. Reject  produk

KPI Produksi
  1. Lead time produk
  2. Pencapaian terhadap target order produksi (jumlah)
  3. Pencapaian terhadap target order produksi (waktu)
  4. Downtime mesin produksi (lama)
  5. Downtime mesin produksi (jumlah)
  6. Pemakaian bahan baku per produk (yield ratio)
  7. Scrap vs output produk
  8. Reject vs output produk
  9. Kesesuaian proses produksi vs SOP
  10. Meeting bagian Produksi
  11. Temuan audit di Produksi

KPI QC
  1. Reject vs output produk
  2. Scrap vs output produk
  3. Tingkat kepuasan customer
  4. Kesesuaian proses QC vs SOP
  5. Pencapaian laporan QC (tepat waktu)

Thursday, March 8, 2018

Tata Letak Fasilitas


Layout produksi atau tata letak fasilitas produksi merupakan kunci utama bagi produksi untuk mencapai efisiensi kerja industri, dengan tujuan agar aliran proses serta pemindahan bahan yang ada di dalam suatu perusahaan berjalan dengan lancar.

Biaya yang perlu diminimalkan dari layout produksi adalah :
  • biaya untuk kontruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin, maupun fasilitas produksi lainnya. biaya pemindahan bahan,
  • biaya produksi, perbaikan, keamanan,
  • biaya penyimpanan produk setengah jadi dan barang jadi
Tujuan lain adalah untuk meminimumkan biaya dan mengoptimalkan keuntungan, serta mengoptimalkan hubungan antar aktivitas. Layout produksi diatur letaknya menjadi 2 hal, yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik.

Selain tujuan meminimalkan biaya, tujuan yang lain yang diperoleh dari layout produksi yang baik adalah :
  • kenaikan jumlah produksi,
  • mengurangi waktu tunggu,
  • mengurangi waktu proses pemindahan bahan,
  • penghematan penggunaan area untuk produksi, gudang, dan pelayanan,
  • pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi.
  • mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator, memperbaiki moral dan kepuasan kerja,
  • mempermudah aktivitas supervisi,
  • mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran,
  • mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi.

Material handling sangat berpengaruh sebagai 50% penyebab kecelakaan yang terjadi dalam industri dan merupakan 40% dari 80% seluruh biaya operasional.

Terdapat 4 tipe tata letak dalam desain tata letak, yaitu :

1.  Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Aliran Produksi
layout produksi yang memproduksi suatu macam produk atau kelompok produk dalam jumlah besar dan waktu produksi yang lama

2.  Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Lokasi Material Tetap
layout produksi berdasarkan proses tetap, material atau komponen produk utama akan tetap pada posisi/lokasinya, sedangkan fasilitas produksi seperti alat, mesin, manusia serta komponenkomponen kecil lainnya akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama tersebut.

3.  Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk
layout produksi dengan produk yang tidak identik dikelompok berdasarkan langkah-langkah proses, bentuk, mesin atau peralatan yang dipakai dan sebagainya, sehingga mesin-mesin atau fasilitas produksi nantinya juga akan dikelompokkan dan di tempatkan dalam sebuah manufacturing sel.

4.  Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Fungsi atau Macam Proses
layout produksi berdasarkan fungsi dengan pengaturan dan penempatan dari segala mesin serta peralatan produksi yang memiliki tipe atau jenis sama ke dalam satu departemen.

Terdapat 7 prinsip yang perlu dipertimbangkan pada saat merencanakan layout produksi, yaitu :
  1. Prinsip Integrasi (Principle of Integration), 
  2. Prinsip Kedekatan Jarak (Principle of minimum distance), 
  3. Prinsip Pemanfaatan Ruang (Principle of Space Utilisation), 
  4. Prinsip Aliran (Principle of Flow), 
  5. Prinsip Fleksibilitas Maksimum (Principle of Maximum Flexibility), 
  6. Prinsip Keselamatan, Keamanan dan Kepuasan (Principle of Safety, Security and Satisfaction), 
  7. Prinsip Penanganan minimum (Principle of minimum handling), 

Sumber :
http://kwdutami09.blogspot.co.id/2012/09/perancangan-tata-letak-fasilitas.html
https://ilmumanajemenindustri.com/prinsip-perencanaan-tata-letak-fasilitas-pabrik-plant-layout/

Friday, February 23, 2018

Model 5 M


Model 5 M adalah faktor produksi utama yang dibutuhkan oleh suatu organisasi agar dapat beroperasi secara maksimal, yaitu model 5M terdiri dari :
  1. Man (Manusia) : manusia sebagai tenaga kerja.
  2. Materials (Bahan baku) : bahan baku yang diolah menjadi barang jadi.
  3. Method (Metode/Prosedur) : metode / prosedur sebagai panduan proses produksi.
  4. Machines (Mesin) : mesin atau alat penunjang proses produksi.
  5. Money (Uang/Modal) : uang sebagai modal untuk biaya produksi.

Referensi lain, model 5M terdiri dari :
  1. Manpower : people
  2. Materials : material properties
  3. Methods : rules, regulations, laws or standards
  4. Machines : equipment, machinery, computers, tools, instruments, technology
  5. Management : improper management

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/5M
https://managementmania.com/en/5-m-method

Menghitung Kebutuhan Tenaga Kerja


Standard Time (ST) / Waktu Standar
Waktu Standar adalah waktu yang diperlukan unutk mengerjakan satu unit produk, yang ditentukan oleh Designer atau R&D.

Contoh Standard Time (ST) :

Proses 1 : 3 menit
Proses 2 : 6 menit
Proses 3 : 8 menit
Proses 4 : 8 menit
Proses 5 : 10 menit


Target
Target adalah output yang diinginkan setiap hari dengan asumsi Produktivitas yang telah ditentukan.

Waktu Kerja adalah
Total waktu yang tersedia dalam 1 hari kerja, biasanya menggunakan satuan Menit.

Contoh : 1 hari kerja adalah 8 jam, jadi waktu kerja adalah 8 x 60 menit = 480 menit.


Jumlah Tenaga kerja 
Jumlah tenaga kerja adalah jumlah orang yang diperlukan untuk menghasilkan Target Output
Jumlah Tenaga Kerja  =  (ST x Output) / Waktu Kerja

Thursday, February 22, 2018

Product Positioning Strategy


Strategi Respon Produksi 

Untuk memenuhi demand konsumen, perusahaan Manufakturing menerapkan beberapa strategi respon produksi. Terdapat 5 Strategi Respon Produksi yaitu :


Make to Stock (MTS)

Strategi Make to Stock adalah strategi produsen dengan melakukan proses produksi hingga menjadi produk barang jadi sebelum menerima order dari konsumen. Barang jadi tersebut siap kirim ke konsumen ketika order diterima.

Dalam MTS yang perlu diantisipasi adalah tingginya persediaan (inventory). Sedangkan kelebihannya adalah dapat dengan cepat merespon demand konsumen.

Contoh :
Aqua
Coca Cola
Semen


Make to Order (MTO)

Strategi Make to Order (MTO) adalah strategi produsen dengan melakukan proses produksi saat menerima order dari konsumen untuk produk tertentu. Konsumen bersedia untuk menunggu produsen untuk menyelesaikan produksinya. Produsen tidak perlu mulai dari proses perancangan atau design karena produk yang diminta oleh konsumen karena produk tersebut sudah pernah diproduksi sebelumnya.

Contoh :
Spare Part Mesin
Kendaraan


Assembly to Order (ATO)

Strategi Assembly to Order (ATO), adalah strategi produsen membuat modul-modul standar atau sub-assembly yang standar sehingga dapat merespon dengan cepat order dari konsumen. Jadi Modul-modul atau Sub-Assembly Standar tersebut telah diproduksi terlebih dahulu sebelum konsumen mengkonfirmasikan order.

Produsen dengan strategi ATO memiliki resiko dalam menyimpan persediaan (inventory) modul-modul standar yang bersangkutan. Untuk itu perlu adanya sistem peramalan yang akurat.

Contoh :
Komputer
Furniture
Industri Otomotif


Engineering to Order (ETO)
Engineering to Order (ETO), adalah strategi produsen untuk memenuhi demand konsumen yang dimulai dari proses perancangan produk sesuai spesifikasi yang diminta oleh konsumen. Proses produksi akan dimulai dari proses perancangan (design) hingga menjadi barang jadi saat ada order dari konsumen. Kelebihan dari strategi ini adalah produsen tidak mempunyai persediaan (inventory).

Contoh :
Gedung,
Jembatan,
Kapal,
Pesawat Terbang,


Sumber :
http://ilmumanajemenindustri.com/strategi-respon-produksi-terhadap-permintaan-konsumen/

Related Posts