Sunday, May 23, 2021

Center of Gravity

Metode Center of gravity dalam Penentuan Lokasi

Metode ini adalah metode paling populer dan banyak digunakan pada aplikasi sesungguhnya. Metode ini biasa disebut juga centroid method atau center of area. Nilai keluaran metode ini dihitung dari jumlah hasil kali antara luasan wilayah dari fungsi keanggotaan yang ada pada fuzzy output dengan masing-masing centroid point (titik tengah) yang bersesuaian kemudian dibagi dengan jumlah luasan area fungsi keanggotaan yang ada pada fuzzy output.

Metode Center of gravity adalah sebuah teknik matematis yang digunakan untuk menemukan lokasi yang paling baik untuk suatu titik distribusi yang dapat meminimalkan biaya distribusi. 

Metode ini memperhitungkan jarak lokasi pasar, jumlah barang yang akan dikirim ke pasar tersebut, dan biaya pengiriman untuk menemukan lokasi terbaik untuk sebuah pusat distribusi. Langkah awal metode pusat gravitasi adalah menempatkan lokasi pada suatu sistem koordinat. 

Proses ini akan diilustrasikan pada Contoh 1. Titik asal sistem koordinat dan skala yang digunakan keduanya memiliki sifat berubah-ubah, selama jarak relatif (antar lokasi) dinyatakan secara tepat. Hal ini dapat dikerjakan dengan mudah dengan menempatkan titik-titik pada peta biasa. Pusat gravitasi ditentukan dengan persamaan (2-1) dan (2-2):


Koordinat-x pusat gravitasi = Persamaan (2-1)

∑i dixQi

∑i Qi


Koordinat-y pusat gravitasi = Persamaan (2-2)

∑i diyQi

∑i Qi

Di mana dix = koordinat-x lokasi i

Di mana diy = koordinat-y lokasi i

Qi = kuantitas barang yang dipindahkan ke atau dari lokasi i


Perhatikan bahwa Persamaan (2-1) dan (2-2) mengandung istilah Qi yang merupakan banyaknya pasokan yang dipindahkan ke atau dari lokasi i.

Karena jumlah kontainer yang dikirim setiap bulan mempengaruhi biaya, maka jarak tidak dapat menjadi satu-satunya kriteria utama. Metode pusat gravitasi mengasumsikan bahwa biaya secara langsung berimbang pada jarak dan jumlah yang dikirim. 

Lokasi yang ideal adalah lokasi yang meminimalkan jarak berbobot antara gudang dan toko ecerannya, di mana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan jumlah kontainer yang dikirim.


Sumber :

https://www.youtube.com/watch?v=doeAz-x-rTE

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11337/2/T1_612011009_BAB%20II.pdf

https://rahmanjakarta.wordpress.com/2010/04/21/metode-center-of-gravity-dalam-penentuan-lokasi-strategis-kppn-benteng/

Siklus 5 Fase DMAIC

Konsep Six Sigma sendiri mengikuti siklus 5 fase DMAIC. Apa itu DMAIC? DMAIC merupakan fase Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control. Berikut adalah penjelasan kelimanya beserta rumus dan contoh kasusnya.


Define

Seperti namanya, define merupakan tahap mendefinisi. Tahap ini bertujuan untuk menentukan objek masalah, mengidentifikasi critical to quality, serta mendefinisikan proses kunci. 

Sebagai contoh, didapatkan data bahwa rata-rata jumlah produk cacat pada Bulan Januari 2019 adalah 6%. Data ini didapatkan dari rumus jumlah defect (cacat) per jumlah produk yang dihasilkan (output).

%Defect = Jumlah Defect / Output

Kategori cacat sendiri disesuaikan dengan kriteria yang ditetapkan perusahaan berdasarkan perspektif pelanggan.


Measure

Measure artinya tahap pengukuran. Tahap kedua dari Six Sigma ini dilakukan untuk menganalisa kondisi yang terjadi serta pengukuran performa kinerja sebelum melakukan perbaikan. Pada tahap ini menggunakan acuan Critical to Process (CTP) yang sudah didefinisikan pada tahap define serta menghitung DPO (Defect Per Opportunities), DPMO (Defect Per Million Opportunities) dan Sigma Level.

DPMO = DPO x 1.000.000 = (D/(U x O)) x 1.000.000

dimana, D = Jumlah Defect (produk cacat), U = Jumlah Unit yang Diproduksi, dan O = Opportunities of defect per unit atau jumlah kesempatan yang mengakibatkan produk cacat.

Contohnya adalah dalam sebuah proses produksi, terdapat 4 langkah proses yang dianggap paling berpeluang terjadi kegagalan atau cacat. Jumlah input yang dimasukkan dalam proses adalah 500 unit dengan 5 produk cacat. Maka DPMO produksinya adalah sebagai berikut.

DPMO = (5/(500x4)) x 1.000.000 = (0,0025) x 1.000.000 = 2.500 DPMO

Sedangkan untuk sigma levelnya dihitung menggunakan rumus excel dengan konversi DPMO sebagai berikut.

DPMO = NORMSINV((1.000.000-DPMO)/1.000.000) + 1,5


Analyze

Merupakan tahap untuk mengukur dan menganalisa penyebab timbulnya masalah atau cacat. Alat yang digunakan untuk metode Six Sigma tahap Analyze kini adalah check sheet, diagram sebab-akibat, histogram, diagram pareto, run chart, control chart, dan scatter diagram. Hasil dari tahap ini berupa informasi mengenai penyebab cacat produk.


Improve

Setelah mengetahui penyebab terjadinya cacat produk, maka tahap selanjutnya adalah dengan menentukan usulan perbaikan. Pada tahap ini bisa dilakukan usulan perbaikan dengan melakukan pelatihan atau brainstorming bersama manajer, supervisor, dan pemimpin tim. Melalui kolaborasi ini, diharapkan bisa memberi usulan perbaikan yang tepat untuk perusahaan.


Control

Tahap terakhir dalam Six Sigma adalah upaya pengawasan. Tahap ini berupa pengawasan kinerja, khususnya setelah dilakukan perbaikan agar tidak terjadi rejection atau penolakan barang karena kecacatan produksi. Pada tahap ini juga dibuat laporan kualitas yang disebarluaskan ke setiap unit perusahaan agar setiap pihak yang berkepentingan bisa menindaklanjuti hasil yang dicapai.


Sumber :

https://ukirama.com/en/blogs/pengertian-tujuan-manfaat-dan-contoh-konsep-metode-six-sigma-dalam-produksi

Critical To Quality Tree

CTQ Tree


Sebuah CTQ Tree (Critical To Quality tree) adalah sebuah tools yang biasa digunakan untuk menguraikan atau mendekomposisi requirement customer yang cukup luas menjadi requirement yang terkuantifikasi dan lebih mudah memprosesnya. CTQ tree sering digunakan jika Anda menerapkan metodologi Six Sigma pada organisasi Anda.

CTQ akan Anda dapatkan berdasarkan kebutuhan dari customer. Tingkat kepuasan konsumen dapat menjadi nilai tambah ketika Anda mendapatkan parameter-parameter Critical To Quality. Sebagai pertimbangan terhadap cost, Anda mungkin saja harus tetap memfokuskan pada kebutuhan customer pada tahapan inisiasi awal.

CTQ adalah kunci karakteristik yang dapat diukur dari sebuah produk atau proses yang harus mencapai performansi standard atau batas/limit dari spesifikasinya agar dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan dari customer. Dengan adanya CTQ ini maka improvement atau upaya desain yang dilakukan akan bersekutu dan searah dengan requirement dari customer.


Bagaimana cara menggunakan tools ini? Berikut kami berikan juga proses step-by-step untuk memudahkan Anda mengembangkan CTQ tree.

1.       Identifikasi kebutuhan penting

Pertama-tama Anda harus mengidentifikasi kebutuhan utama yang harus dimiliki oleh produk Anda. Lakukanlah CTQ tree untuk semua kebutuhan yang identifikasi. Dalam langkah pertama Anda, pada dasarnya Anda akan bertanya,”Hal apa yang merupakan hal penting dalam produk atau service ini?”. Sangat baik untuk menentukan kebutuhan ini dalam pembahasan yang luas; ini akan membantu memastikan bahwa Anda tidak melewatkan hal penting apapun pada langkah berikutnya.


2.       Identifikasi quality drivers

Selanjutnya, Anda perlu mengidentifikasikan kualitas spesifik dari driver yang harus ditempatkan agar bertemu dengan kebutuhan yang telah Anda identifikasi pada langkah sebelumnya. Ingatlah bahwa ini adalah faktor-faktor yang harus ditujukan pada customer agar mereka berpikir bahwa Anda membawa produk dengan kualitas yang tinggi.

Langkah ini sebaiknya dilakukan tanpa terburu-buru, sangat penting untuk mengidentifikasi bahwa semua driver sangat penting untuk customer. Anda juga dapat bertanya pada customer mengenai faktor apa saja yang penting terkait dengan kebutuhan mereka.


3.       Identifikasi requirement dari performansi

Akhirnya, Anda harus mengidentifikasi minimum requirement dari performansi Anda yang harus memuaskan masing-masing quality driver dengan tujuan untuk mengediakan quality product yang sebenarnya. Setelah Anda menyelesaikan CTQ tree untuk masing-masing kebutuhan utama, Anda akan memiliki daftar dari requirement yang dapat diukur yang harus Anda penuhi untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.


Contoh CTQ tree


Misalkan seorang pengusaha bernama Joko meluncurkan sebuah toko yang menjual perlengkapan anak kecil. Setelah berbicara dengan calon pembeli yang ada, ia mengidentifikasi satu kebutuhan pokok yaitu “good customer service”. Jadi, Joko menggunakan CTQ tree untuk membuat daftar requirement performansi yang dapat diukur yang akan menolongnya dalam mencapai good quality service yang tadi.

Contoh di atas dibuat untuk memudahkan Anda dalam menganalogikan masalah (kebutuhan) tersebut dengan kebutuhan utama yang terdapat pada organisasi Anda masing-masing.  CTQ merepresentasikan karakteristik produk atau service yang ditentukan oleh customer. Karakteristik ini dapat terdiri dari batas spesifikasi upper dan lower  atau faktor lainnya yang terkait dengan produk tersebut. Biasanya CTQ harus diinterpretasikan dari pernyataan kualitatif customer menjadi sesuatu yang dapat dikerjakan (actionable) dan spesifikasi bisnis yang kuantitatif. Customer sering mengekspresikan keinginan mereka dalam bahasa percakapan biasa, namun ahli CTQ dapat mengkonversinya sehingga menjadi bentuk besaran yang dapat diukur menggunakan berbagai tool lain seperti DFMEA dan lain sebagainya.


Sumber :

http://sixsigmaindonesia.com/ctq-tree/

Thursday, May 20, 2021

Jurusan Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa Industri

Mengenal Jurusan Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa Industri serta Prospek Kerjanya

Kompas.com - 19/05/2021, 14:10 WIB


Jurusan Teknik menjadi salah satu jurusan populer bagi calon mahasiswa. Pasalnya, prospek kerja jurusan ini cukup luas sehingga dinilai menjanjikan. Selain menjanjikan masa depan yang cerah, jurusan ini juga menawarkan konsentrasi dalam bidang yang beragam.

Bagi kamu yang berminat berkuliah di Jurusan Teknik, ada cabang ilmu teknik yang relatif masih cukup asing bagi calon mahasiswa, yaitu Manajemen Rekayasa Industri. Apa perbedaan jurusan tersebut dengan Teknik Industri?

Institut Teknologi Batam (Iteba), yakni institusi pendidikan tinggi di bidang sains, teknologi dan desain, berbasis di Batam, Kepulauan Riau, yang peduli pada peningkatan kualitas dan kapabilitas SDM pada Sains, Teknologi, Engineering dan Matematika (STEM), mengulas perbedaan dan prospek kerjanya.


Jurusan Teknik Industri

Teknik Industri atau Industrial Engineering adalah ilmu yang mempelajari proses industri dengan ilmu teknik. Jurusan ini adalah anak atau cabang dari Teknik Mesin.

Mata kuliah dalam jurusan ini menekankan pada sisi manajemen sebuah industri sehingga kamu tak hanya dituntut untuk memahami bidang manufaktur, kamu juga harus paham tentang sistem manajemen sebuah pabrik.

Dalam jurusan ini, selain memperkuat ilmu di bidang Fisika, Kimia, Kalkulus, dan Matematika, kamu juga akan mempelajari ilmu Psikologi Industri, Analisis Biaya, serta Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja.

Jurusan ini juga akan menjadikanmu seorang Quality Controller, Project Manager, Engineering Manager, dan Health and Safety Officer.


Manajemen Rekayasa Industri

Manajemen Rekayasa Industri adalah pengembangan ilmu teknik dan manajemen. Jurusan ini adalah kolaborasi antara ilmu teknik dan manajemen untuk menghasilkan inovasi produk.

Dalam jurusan ini, kamu akan mempelajari dasar-dasar ilmu teknik, manajemen, dan industri. Jurusan ini membuatmu perlu melakukan perancangan mulai dari awal hingga akhir produksi dengan mempertimbangkan customer.

Dalam sebuah sektor industri, dibutuhkan kolaborasi yang tepat antara ranah teknik dan manajemen karena kamu tak hanya mengerjakan hal-hal teknis, namun juga merangkap sebagai Project Manager.

Jurusan ini dapat menjadikanmu seorang Analyst Production, Manager Produk Industri, Cost Control Industri.


Perbedaan Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa Industri

Pada mulanya, dua jurusan tersebut adalah dua entitas yang sama. Namun, kini dua jurusan tersebut dipisahkan karena mempertimbangkan customer fit.

Meskipun kedua ilmunya berkaitan dengan sistem di lingkungan industri, tapi keilmuan dari Jurusan Manajemen Rekayasa dan Jurusan Teknik Industri amat berbeda.

Teknik Industri lebih berfokus pada proses produksi dan operasional atau product life cycle. Dengan kata lain, Teknik Industri secara garis besar mempelajari cara menjalankan sebuah perusahaan yang pada umumnya adalah perusahaan manufaktur.

Manajemen Rekayasa Industri fokus dalam aspek planning sebelum masuk ke sistem industri. Ilmu-ilmu yang dipelajari dalam jurusan ini lebih mengarah ke riset pasar, product development yang berkaitan dengan konsumen. Hal itu bertujuan agar produk dapat diterima dengan baik oleh konsumen.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Teknik Industri berfokus pada product oriented dan didukung dengan ilmu-ilmu lainnya untuk memperluas gambaran tentang produk.

Sementara itu, Jurusan Manajemen Rekayasa Industri mempelajari hal-hal terkait planning, operasional, dan orientasi konsumen.

Kamu ingin menempuh pendidikan pada jurusan Teknik Industri atau Manajemen Rekayasa Industri? Kampus Iteba memiliki fakultas Teknologi Industri, yang menjadi payung untuk dua jurusan, baik Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa Industri, untuk menjadi pilihanmu.


Sumber :

https://www.kompas.com/edu/read/2021/05/19/141008771/mengenal-jurusan-teknik-industri-dan-manajemen-rekayasa-industri-serta?page=all#page2

Thursday, April 15, 2021

The Factory Management Institute

An excellent website for learning production management, Lean/Toyota Production System, etc. from Sensei Koichi Kimura.

"Sensei Koichi Kimura worked in the Production Gemba for 40 years at SUMITOMO Corp., in which he developed the factory management systems together with the pioneers of these systems in TOYOTA, HONDA, etc. 

Since 2010 he has been transmitting and developing this knowledge in more than 11 countries around the world, in lectures and conferences that he distributes directly to his students worldwide, and now through the Factory Management Institute website and Internet Archive.

Sensei Koichi Kimura is the root of the knowledge that The Factory Management Institute spreads for free.

The motto chosen by Sensei Koichi Kimura is his path to excellence within the Factory Management Institute, and which summarizes his statement of his philosophy is: "Contribute to the world's factories with the best factory management system"


Source:

https://www.thefactorymanagementinstitute.com/

Monday, March 15, 2021

Metode Lean Manufacturing

Metode Mengurangi Pemborosan

Cara apa saja yang bisa dilakukan untuk mengurangi Pemborosan ? Beberapa metode yang bisa digunakan untuk Lean Manufacturing, seperti :

  • Muda, Mura, Muri
  • 5R dan Standarisasi proses kerja
  • Kanban , FIFO coin system
  • Mengurangi waktu setup
  • Mengurangi downtime (melalui program Preventive Maintenance, TPM)
  • Balancing / penyeimbangan proses
  • Perbaikan layout kerja, layout stock dll.
  • Pencegahan defect
  • Perbaikan variasi produk


Metode berdasarkan Lean Manufacturing

Berikut ini akan kita bahas bersama beberapa metode untuk mengurangi Pemborosan didalam konsep Lean Manufacturing.


Muda, Muri, Mura (むだ、むり、むら)

Pengertian “Muda, Mura, Muri”

Muda, Mura, Muri adalah 3 istilah yang berasal dari bahasa jepang, sering digunakan didalam metode perbaikan proses yang terkait dengan aktifitas penurunan pemborosan di proses.

Berikut ini adalah hubungan istilah  “Muda, Mura, Muri” dengan Lean Manufacturing.

Lean manufacturing adalah metode untuk :

Muda berarti limbah (core of Lean),usaha untuk mengurangi “waste” (Muda) didalam sistem manufaktur, namun tanpa mengorbankan produktifitas proses.

Muri berarti overburden (focus kepada proses), mencegah “overburden” atau beban berlebih (Muri) dan ketidakseimbangan atau “unevenness” (Mura).

Mura berarti ketidakmerataan (yang dimana Lean bertemu dengan TQM), menerapkan konsep “fokus pada pelanggan” atau memprioritaskan “value” atau nilai dari produk atau proses yang menjadi perhatian pelanggan.

 

Eight Waste

Metode atau konsep Eight Waste sering digunakan sebagai alat bantu atau tool didalam penerapan Lean manufacturing. Apa itu 8 waste? Berikut ini pengertiannya :

Eight Waste adalah metode identifikasi dengan cara mengelompokkan berbagai pemborosan yang muncul di proses produksi manufaktur kedalam 8 kelompok pemborosan atau Eight Waste.

Waste atau Pemborosan adalah elemen kegiatan produksi atau jasa yang tidak memberi nilai tambah, melainkan menambah : Waktu, Upaya dan Biaya.

Kedelapan sumber pemborosan (waste) tersebut adalah :

  1. Transportation / Pengangkutan
  2. Inventory / kelebihan persediaan, misalnya : stock material, produk, informasi menunggu diproses
  3. Motion / gerakan, misalnya : gerakan yang berlebihan atau ergonomi yang buruk
  4. Waiting / Menunggu, misalnya : menunggu karena terjadi shortage, adanya mesin rusak dan lainnya.
  5. Over Produksi / kelebihan produksi : memproduksi lebih dari yang dibutuhkan
  6. Over Proses / proses berlebih : memberikan nilai lebih dari yang dibayarkan customer
  7. Defect / Rework / Repair / produk cacat
  8. People / Orang : penempatan orang yang tidak tepat, operator yang belum di training

Dalam sejarahnya, 8 Waste atau 8 Pemborosan ini pertama kali diperkenalkan oleh Taiichi Ono yang bekerja di Toyota Jepang dalam Sistem Produksi Toyota atau Toyota Production System (TPS).

Pada awalnya bernama Seven Waste, kemudian ditambahkan waste kedelapan sehingga penamaan istilah menjadi Eight Waste.


SMED – Single Minute Exchange of Dies

Salah satu permasalahan dalam manufakturing yang bisa dioptimalkan atau diefisienkan adalah waktu yang dibutuhkan untuk persiapan pergantian model produk yang diproduksi di proses produksi manufaktur.

SMED adalah suatu metode improvement dari Lean manufacturing yang digunakan untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setup pergantian produk  di proses dari memproduksi satu jenis produk kemudian diganti ke model produk lainnya.

Ada beberapa istilah lain dari SMED yaitu :

  • QCO (Quick Change Over)
  • 4SRS (Four Step Rapid Setup)
  • Setup Reduction
  • OTS (One Touch Setup)
  • OTED (One Touch Exchange of Die)

Kesemua istilah diatas mengacu pada hal yang sama yaitu sebuah strategi untuk mempercepat waktu setup pergantian produk.

Kata “Single Minute” bukan berarti bahwa lama waktu setup yang dibutuhkan hanya dalam waktu satu menit, melainkan membutuhkan waktu di bawah 10 menit (dengan kata lain “single digit minute”).


Sejarah dan konsep SMED

Konsep SMED ini diterapkan oleh Shigeo Shingo pada tahun 1960an, beliau adalah salah satu founder dari Toyota Production System (TPS).

Tujuan yang ingin dicapai dari konsep tersebut adalah untuk mempercepat waktu setup pada saat proses moulding body mobil.

Saat itu, waktu changeover atau waktu yang dibutuhkan untuk pergantian dari satu model ke model yang lain membutuhkan waktu hingga berjam-jam.

Hal ini mengakibatkan produksi harus berjalan dengan lot size yang besar untuk satu model, tujuannya adalah untuk menghindari jumlah changeover yang berulang-ulang.


Manfaat SMED

Hasil yang didapat oleh Shigeo Shingo selama melaksanakan metode SMED untuk mempercepat waktu setup changeover adalah :

  • mengurangi waktu setup changeover sampai 97%
  • menurunkan lot size, sehingga berakibat menurunnya jumlah inventory produksi dan juga berarti menurunkan jumlah working capital dan memperbaiki cash cycle.
  • Keuntungan lain adalah mengurangi penggunaan space yang diakibatkan besarnya inventori.
  • Meningkatkan indeks produktifitas karena waktu yang dipakai untuk changeover sekarang dipakai untuk waktu operational.
  • Mengurangi biaya yang ditimbulkan karena setup error dan trial run saat setup.
  • Memperbaiki safety karena proses setup yang lebih mudah.
  • Mempermudah membersihkan mesin dan peralatannya karena jumlah komponen changeover yang lebih sedikit.
  • Operator lebih nyaman dalam menjalankan changeover karena prosesnya sederhana, sehingga skill orang yang dibutuhkan untuk melakukan changeover tidak harus tinggi karena prosesnya mudah.
  • Menghilangkan stock inventori tambahan untuk mengantisipasi kesalahan saat setup.
  • Tidak ada inventori yang rusak karena terlalu lama disimpan.

Pada konsep implementasi Lean secara utuh, SMED ini adalah prasyarat wajib yang sudah harus diterapkan sebelum melakukan tahapan PULL.


Metoda Implementasi SMED

Empat langkah utama dalam penerapan SMED adalah sebagai berikut :

  1. Observasi dan dokumentasi langkah-langkah setup yang ada saat ini. Memisahkan event internal dan external setup.
  2. Mengkonversikan event internal menjadi event external.
  3. Menjadikan event internal lebih cepat.
  4. Hilangkan adjustment internal pada setup

Event internal didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan saat mesin harus dimatikan.

Sedangkan event external adalah aktifitas yang bisa dilakukan saat mesin berjalan dan memproduksi barang.

Disiplin yang harus dipegang dalam SMED adalah:

  • Pastikan bahwa event external benar-benar dilakukan saat mesin sedang berjalan memproduksi
  • Pastikan bahwa semua part berfungsi baik, dan implementasikan cara paling effisien dalam memindahkan semua part

Setelah empat tahapan SMED diatas dilaksanakan, dokumentasikan prosedure yang baru.

Yang harus dicari dan akan diimprove dalam proses setup:

  1. Kesalahan dan kekurangan peralatan, verifikasi yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan penundaan. Hal ini bisa dihindari dengan penggunaan checklist, penggunaan visual control, dan penggunaan jig perantara.
  2. Mesin yang tidak lengkap mengakibatkan penundaan dan rework
  3. Waktu penundaan dalam setiap langkah
  4. Jig moulding yang belum panas akan membutuhkan waktu pemanasan di mesin. Sehingga butuh waktu lama
  5. Membutuhkan adjustment yang lama
  6. Kurangnya penandaan visual untuk penempatan part di mesin
  7. Kurangnya standarisasi fungsi, misalnya penggunaan spanner yang berbeda-beda untuk mengencangkan.
  8. Pergerakan operator yang tidak efisien saat setup
  9. Titik penempelan yang terlalu banyak dibanding yang dibutuhkan, misalnya menggunakan 10 pengencang padahal 8 pengencang sudah cukup
  10. Proses pengencangan membutuhkan waktu yang lama, misalnya mengencangkan mur
  11. Membutuhkan adjustment setelah setup pertama selesai
  12. Harus memanggil tenaga ahli khusus saat setup
  13. Adjustment untuk alat bantu seperti gages, guides, switches

Konsep SMED ini berdasarkan logika common sense, dan menuntut orang untuk berpikir kreatif dalam upaya menyederhanakan proses.


5R atau 5S

Pengertian atau definisi dari 5R / 5S

5R adalah suatu cara atau metode untuk mengatur atau mengelola tempat kerja menjadi lebih baik secara berkelanjutan.

 

Konsep 5R didalam perusahaan

Kerapihan tempat kerja dan kedisiplinan pekerja untuk menata area kerjanya menjadi faktor penting untuk meningkatkan efisiensi kerja.

Tempat kerja yang tidak tertata dan penempatan peralatan atau perkakas yang tidak rapi dapat menghambat kelancaran pekerjaan, dan akan membuat waktu penyelesaian pekerjaan juga semakin lama.

Konsep 5R atau 5S yang yang merupakan budaya kerja negara Jepang memberikan solusi untuk mengatasi problem housekeeping ini.

Konsep 5R adalah konsep pemanfaatan tempat kerja yang mencakup peralatan, dokumen, bangunan atau ruangan, untuk menciptakan area kerja yang rapi dan meningkatkan disiplin kerja.

Manfaat dari penerapan budaya 5R (5S) di tempat kerja adalah untuk meningkatkan :

  • Efisiensi kerja
  • Produktifitas
  • Kualitas Kerja
  • Kinerja Keselamatan dan Kesehatan kerja
  • Rasa kedisiplinan
  • Citra perusahaan

 

Penjelasan Konsep 5R atau 5S

R1 : Ringkas / S1 : Seiri

Ringkas dapat dilakukan dengan cara menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan dan memisahkan antara barang yang sering digunakan dengan yang jarang digunakan.

Kebiasaan menyimpan atau mengumpulkan barang tanpa mengetahui kapan akan digunakan akan menjadikan penimbunan atau tumpukan barang di area kerja sehingga membuat area kerja tidak ringkas.

Kebiasaan seperti itu akan membutuhkan ruang yang semakin luas seiring dengan bertambahnya tumpukan barang yang tidak diperlukan tersebut.


R2 : Rapi / S2 : Seiton

Jika kita pernah mengalami kehilangan alat tulis disaat mendesak atau kesulitan mencari berkas, baik karena tertinggal di ruangan lain atau karena lupa meletakkan. Itu adalah tanda bahwa tempat kerja kita tidak rapi.

Rapi dapat dilakukan dengan pengaturan barang pada tempat yang telah disiapkan dengan label sebagai penanda agar mudah di akses dan lebih efektif.


R3 : Resik / S3 : Seiso

Resik bisa dilakukan dengan membersihkan seluruh area kerja, mengganti barang atau perlengkapan yang mungkin sudah tidak layak seperti : kabel, lantai kerja yang rusak, selang yang bocor, keran yang rusak, dan lain sebagainya.


R4 : Rawat / S4 : Seiketsu

Rawat dilakukan dengan menjaga kondisi area kerja yang sudah rapi dan resik secara konsisten, hal ini bisa dilakukan dengan membuat standar prosedur untuk dijadikan acuan bagi seluruh karyawan.

Membuat standar seperti warna label atau garis demarkasi di area kerja, kemudian disahkan dan diletakkan pada area yang mudah dilihat oleh seluruh karyawan.


R5 : Rajin S5 : Shitsuke

Rajin adalah menjaga semua konsep yang telah diterapkan ini, untuk membantu agar penerapan 5R ini dapat terus dijaga dapat dilakukan dengan cara :

  • Pengembangan kesadaran karyawan
  • Inspeksi atau Audit 5R
  • Mengadakan perlombaan 5R dan Kampanye 5R, seperti : rambu, spanduk, banner
  • Lomba membuat Ide perbaikan (Continuous Improvement)

Dalam membangun budaya 5R di perusahaan dibutuhkan peran serta dari level managemen, karena  sangat penting untuk memberi contoh dan menjadi panutan dalam membangun budaya 5R di perusahaan.

Dibutuhkan juga aturan yang jelas dan pelaksanaan audit yang terus menerus, kemudian juga diperlukan adanya aturan mengenai sanksi terhadap karyawan yang tidak melaksanakannya.


Teknik lain

Berikut adalah beberapa teknik lainnya dari konsep Lean Manufacturing yang bisa di terapkan ke beberapa industri :


JIT

JIT (Just In Time inventory management), teknik ini  secara spesifik ditujukan untuk  industri manufaktur.


Kanban (かんばん)

Kanban diadopsi sebagai konsep inti di Lean Startup dan Agile, adalah aktifitas untuk memantau peningkatan produktifitas dengan menjalankan Kanban Board.


Genchi-Genbutsu (現地現物)

Ketika kecelakaan atau kegagalan terjadi, hal pertama yang harus dilakukan adalah pergi ke Genchi (tempat terjadinya masalah) dan Genbutsu (adanya produk yang rusak atau gagal).


Gemba (現場)

Gemba  adalah aktifitas untuk memeriksa kegiatan manager atau leader dan operator di proses produksi, mereka adalah orang yang paling familiar dengan proses manufaktur dan kemungkinan besar akan mampu memunculkan ide-ide perbaikan yang berkesinambungan.


Kaizen (改善)

Kaizen adalah aktifitas untuk melakukan perbaikan- perbaikan kecil setiap hari, hal ini identik dengan konsep perbaikan berkelanjutan.


Kakushin (革新)

Kakushin berarti baru secara revolusioner, istilah untuk inovasi di Jepang.


Sumber :

https://standarku.com/metode-lean-manufacturing/

Monday, January 25, 2021

Bidang Manajemen Bisnis

7 Bidang Manajemen Bisnis yang Harus Anda Ketahui

7 Bidang manajemen bisnis yang harus Anda ketahui. Dalam dunia bisnis selalu berkaitan dengan ilmu manajemen, dapat dikatakan dunia bisnis tidak dapat dipisahkan dari ilmu manajemen. Namun, tahukah Anda, apa yang dimaksud dengan ilmu manajemen? 

Bagi Anda yang memiliki latar belakang pendidikan manajemen mungkin tidak asing lagi dengan ilmu manajemen tetapi bagi Anda yang tidak memilikinya akan mengalami sedikit kesulitan bagaimana memahami ilmu manajemen.

Ilmu manajemen jika diartikan secara etimologis merupakan ilmu yang mengatur dan melaksanakan segala sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ilmu manajemen ini biasa dikenal dengan kata manajemen saja.

Manajemen selalu berkaitan dengan dunia bisnis sehingga banyak usahawan dalam menjalankan bisnisnya berpegang teguh kepada ilmu manajemen ini. 


Apa itu Manajemen?

Manajemen adalah suatu ilmu atau seni mengatur. Banyak para ahli mendefinisikan manajemen. Adapun pengertian manajemen menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.

Pengertian manajemen menurut Koontz dan Cyril O’donnel merupakan usaha yang dilakukan dengan cara melakukan koordinasi dengan orang lain untuk melakukan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Menurut Henry Fayol, manajemen merupakan ilmu yang memberikan ide atau gagasan berdasarkan kegiatan yang berpedoman kepada 5 kegiatan utama manajemen, yaitu merencanakan, mengarahkan, mengorganisasi, melakukan koordinasi serta mengendalikan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Pengertian manajemen menurut Ricky W. Griffin adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan setiap sumber daya manusia yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Efektif yang dimaksud adalah tujuan bisa dicapai sesuai dengan rencana yang ada sedangkan efisien berarti dilaksanakan secara benar dan terorganisasi berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan bersama.


Nah, berdasarkan pengertian yang dikemukakan para ahli tersebut, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu yang mengatur, melaksanakan dan mengelola segala sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Jadi, manajemen bisnis merupakan ilmu yang mengatur, melaksanakan, mengelola  serta menjalankan bisnis dengan benar dan tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.


Apa Saja Fungsi Manajemen?

Seperti ilmu lainnya, manajemen juga memiliki fungsi dalam mengatur bisnis yang akan dijalankan oleh pelaku usaha. Apa saja fungsi manajemen? Berikut adalah 5 fungsi manajemen yang dapat diterapkan dalam menjalankan bisnis atau usaha.

  1. Perencanaan (Planning)
  2. Pengorganisasian (Organizing)
  3. Pengarahan (Directing)
  4. Pengendalian (Controlling)
  5. Pengevaluasian (Evaluating)


Setelah Anda mengetahui 5 fungsi manajemen, Anda juga perlu mengetahui 7 bidang manajemen bisnis dalam menjalankan bisnis. Tujuan dibentuknya bidang manajemen bisnis ini adalah agar fungsi manajemen dapat terlaksana dengan baik sesuai tujuan manajemen bersama.

Dalam hal ini bidang manajemen bisnis dapat dikelompokkan menjadi 7 bidang, antara lain sebagai berikut.


1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia dapat disebut juga dengan manajemen personalia. Manajemen sumber daya manusia meupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dalam suatu perusahaan.

Kegiatan sumber daya manusia ini terdiri atas perekrutan karyawan yang dibutuhkan oleh perusahaan, peningkatan dan pengembangan mutu karyawan, sistem upah dan gaji serta upaya pemeliharaan sumber daya manusia sesuai dengan visi dan misi perusahaan yang telah ditetapkan.


2. Manajemen Produksi

Manajemen produksi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan faktor produksi dalam usaha menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan tujuan perusahaan. Adapun kegiatan yang termasuk dalam manajemen produksi adalah sebagai berikut.

  • Merencanakan desain produksi yang akan dibuat.
  • Pengaturan dan pengelolaan produk, kegiatan ini berkenaan dengan tersedianya bahan baku produk, mutu produk serta jumlah produk yang akan diproduksi.
  • Pengendalian dan pengawasan proses produksi sesuai dengan prosedur yang berlaku di perusahaan.
  • Tujuan manajemen produksi adalah meminimalisir terjadinya penyimpangan dalam proses produksi sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai tujuan perusahaan. Dengan adanya manajemen produksi diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam proses produksi.


3. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan kegiatan dalam suatu perusahaan atau organisasi yang berkaitan erat dengan pengaturan dan pengelolaan cash flow. Adapun kegiatan yang termasuk dalam manajemen keuangan adalah sebagai berikut.

  • Mengatur dan mengelola aliran uang masuk dan keluar yang ada di perusahaan.
  • Melakukan investasi atau mencari suntikan dana dengan cara melakukan kerja sama dengan pihak-pihak terkait.
  • Membuat kebijakan bersama atas pembagian dividen dan laba yang diperoleh perusahaan.
  • Mengontrol dan melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan perusahaan.
  • Setiap bidang manajemen bisnis yang dibentuk dalam setiap usaha memiliki tujuan yang berbeda-beda, seperti halnya tujuan manajemen keuangan.


Adapun tujuan dibentuknya manajemen keuangan adalah sebagai berikut.

  • Mengontrol pengeluaran dana dalam perusahaan, hal ini agar pengeluaran uang dapat efektif dan efisien.
  • Meningkatkan pemasukan dana dalam perusahaan. Jika pemasukan dalam perusahaan meningkat maka perusahaan mendapatkan keuntungan atau laba yang besar. Hal itu merupakan prestasi bagi perusahaan.
  • Mengontrol pengelolaan keuangan perusahaan dengan baik dan benar. Hal ini bertujuan agar perusahaan tidak mengalami kerugian sehingga tujuan perusahaan tercapai.


4. Manajemen Pemasaran

Dalam suatu perusahan terdapat manajemen pemasaran. Nah, apa yang dimaksud dengan manajemen pemasaran? Manajemen pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan perencanaan tujuan dan kegiatan serta penentuan target yang ingin dicapai di bidang memasarkan produk.

Kegiatan manajemen pemasaran ini fokus pada bagaimana produk yang dihasilkan perusahaan dapat diminati konsumen sehingga produk diterima di pasar. Apa saja kegiatan yang mendukung pemasaran? Simak penjelasan berikut.

Riset pasar, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan hasil apakah produk yang diproduksi perusahaan diminati konsumen atau tidak.

Strategi pemasaran, kegiatan ini berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan agar produk yang diluncurkan dapat diterima di pasar dan diminati oleh konsumen.

Promosi produk merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengenalan produk kepada konsumen atau pasar. Artinya manajemen pemasaran mengenalkan produk yang diluncurkan ke konsumen dengan cara iklan produk, menyebarkan brosur, atau dapat juga campaign produk menggunakan media sosial.

Melakukan analisis pasar dan kompetitor. Analisis pasar ini agak rumit dilakukan karena perusahaan Anda harus menjaga kualitas produk Anda lebih unggul dari kompetitor.

Berdasarkan hal tersebut di atas tujuan dari manajemen pemasaran adalah mengenalkan atau mempromosikan produk ke pasar atau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kuantitas penjualan agar peningkatan pendapatan perusahaan dapat tercapai.


5. Manajemen Informasi

Manajemen informasi merupakan sistem manajemen yang berhubungan dengan kontrol internal dalam menjalankan bisnis. Adapun cakupan atau tanggung jawab manajemen informasi adalah sebagai penyedia segala macam informasi yang mendukung perkembangan dan kemajuan perusahaan.

Manajemen informasi ini dianggap penting bagi perkembangan perusahaan karena berkaitan erat dengan pengambilan keputusan di perusahaan.

Sumber daya manusia yang mendukung manajemen informasi harus memiliki hal-hal sebagai berikut.

  • Kemampuan komunikasi yang baik jika memungkinkan dapat berbahasa asing.
  • Kemampuan merencanakan program bisnis yang mendukung kemajuan perusahaan.
  • Kemampuan di bidang informasi digital. Hal ini dirasa penting karena saat ini merupakan revolusi digital yang mana masyarakat memiliki trend bisnis online. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam algoritma, bahasa pemrograman, penguasaan database serta paham SEO.


6. Manajemen Strategis

Manajemen strategis merupakan ilmu manajemen yang berkaitan erat dengan penyusunan, penerapan dan pengevaluasian kegiatan-kegiatan dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tanggung jawab manajemen strategis ini adalah sebagai berikut.

  • Menetapkan tujuan perusahaan berdasarkan kesepakatan bersama dan dijalankan bersama.
  • Merencanakan program dan kebijakan perusahaan yang tepat guna demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
  • Melakukan alokasi sumber daya manusia dan modal berdasarkan program dan kebijakan yang telah direncanakan.
  • Mengembangkan kebijakan untuk kemajuan perusahaan.


7. Manajemen Administrasi

Manajemen administrasi dalam dunia bisnis berkaitan dengan akuntansi. Kegiatan manajemen administrasi ini adalah memberikan informasi kepada bidang-bidang manajemen lainnya dalam usaha menjalankan program-program serta kebijakan perusahaan. Adapun kegiatan manajemen administrasi adalah sebagai berikut.

  • Melakukan pengumpulan berbagai macam data yang dibutuhkan oleh bidang manajemen lainnya.
  • Melakukan proses pencatatan data.
  • Melakukan pengelompokkan data yang dibutuhkan oleh bidang manajemen lainnya.
  • Melakukan penafsiran laporan administrasi.
  • Melakukan pelaporan administrasi bahkan jika dibutuhkan membantu manajemen keuangan untuk membuat laporan finansial.


Penutup

Hal-hal di atas merupakan cakupan manajemen bisnis dan 7 bidang manajemen untuk menjalankan bisnis. Manajemen bisnis sangat dibutuhkan dalam kelangsungan perusahaan.


Sumber :

https://www.folderbisnis.com/bidang-manajemen-bisnis

Monday, January 18, 2021

Objectives and Key Results

Kenali Apa itu OKR yang Membuat Google Semaju Sekarang

Dalam mengukur performa kerja, objectives and key results atau OKR adalah satu cara yang saat ini marak digunakan. Secara umum, sebenarnya terdapat berbagai metode yang bisa digunakan. Salah satu yang lazim digunakan oleh banyak perusahaan adalah KPI atau key performance indicator.

Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, ditemukan lagi metode lain yang dapat meningkatkan performa karyawan, juga mengembangkan bisnis perusahaan.

Metode OKR ini mungkin masih asing didengar olehmu. Namun, sebenarnya metode ini sudah digunakan oleh beberapa startup khususnya di bidang teknologi, dan mulai diadopsi oleh beberapa startup lainnya.


Pengertian OKR

Mengutip dari Whatmatters, OKR adalah suatu cara yang dibuat untuk tim dan individu, dengan target yang menantang dan ambisius, namun menggunakan cara yang terukur. OKR juga dapat melihat progres kinerja seseorang dengan cukup fleksibel.

Tujuan dari dijadikannya OKR sebagai metode pengukuran kinerja oleh perusahaan adalah karena OKR memungkinkan perusahaan membuat target yang cukup ambisius, namun dapat terukur segala pelaksanaannya. 

Dalam OKR, terdapat dua unsur, yaitu objective, dan key result. Objective, bisa dibilang sebagai target utama suatu kompetensi yang akan dicapai oleh perusahaan, tim, atau orang tersebut.

Objective adalah sesuatu yang bersifat ambisius, dan cenderung kualitatif. Oleh karena itu, dalam mencapainya, diperlukan tindakan yang terukur dan kuantitatif. Inilah yang kemudian disebut key result.

Setelah objective dari suatu kompetensi ditentukan, pimpinan dan tim haruslah dapat menentukan key result seperti apa yang akan dilakukan untuk mencapai objective tersebut. Hal ini membuat key result haruslah sesuatu yang dapat terukur, dan memiliki rentang waktu tertentu (time bound).

Dalam praktiknya, OKR dipilih karena dapat mengukur kinerja perusahaan, pimpinan, hingga staf di bawahnya.

Idealnya pula, OKR dari tiap tim atau divisi adalah turunan dari OKR pimpinan, dan OKR pimpinan adalah turunan dari OKR perusahaan. Sederhananya, objective tiap divisi/tim adalah key result dari pimpinannya.

Sejarah Awal OKR

Sebenarnya, OKR memiliki sejarah yang cukup panjang. Namun, penerapannya baru mulai banyak digunakan sekitar satu hingga dua dekade terakhir.

Awalnya, metode OKR ini dikembangkan oleh Peter Drucker di tahun 1954. Pada saat itu, metode ini disebut dengan management by objective.

Kemudian, pada tahun 1968, Andy Grove membangun perusahaan teknologi bernama Intel. Pada saat itu, Andy Grove mengadopsi penggunaan MBO dan memodifikasinya menjadi OKR seperti yang kita kenal saat ini.

Namun, pada saat itu penggunaan OKR masih eksklusif di lingkungan Intel saja. Hingga kemudian pada 1974, seorang bernama John Doerr bergabung dengan Intel. Di sana, ia mempelajari mengenai metode OKR ini.

Perjalanan tak berhenti sampai di sini, pada 1999, John Doerr yang pada saat itu bekerja pada sebuah venture capitalist yang secara kebetulan berinvestasi di Google.

John Doerr saat itu bertanggung jawab sebagai konsultan. Kesempatan inilah yang digunakan John Doerr untuk menyampaikan mengenai OKR kepada kedua pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin. Sejak saat itu, OKR pun digunakan oleh Google dan tersebar luas hingga sekarang.

Di Indonesia sendiri, penggunaan OKR masih menjadi barang baru. Beberapa startup-lah yang menjadi pelopor penggunaan metode OKR ini. Gojek merupakan salah satu yang mempopulerkan OKR sebagai metode penilaian kinerja.

Saat ini, sudah mulai banyak startup yang menggunakan OKR, berkaca dari kesuksesan Google hingga Gojek yang dapat berekspansi menjadi sebesar saat ini. 


Contoh OKR

Penggunaan OKR dalam perusahaan dapat berjalan efektif ketika dari unsur pimpinan sudah menerapkan OKR yang jelas pula. Seperti disebutkan sebelumnya, OKR ini bersifat menurun dari unsur pimpinan ke staf.

Selain dapat mengembangkan perusahaan, hal ini juga dapat meningkatkan performa karyawan jauh lebih baik lagi. Dari hal tersebut, berikut adalah contoh OKR yang bisa diterapkan oleh perusahaan:

objective perusahaan: menjadikan perusahaan berskala global

key result:

  •  mendapatkan penjualan sebanyak 100 miliar per tahun
  •  mendapatkan kerjasama dengan 1.000 klien baru dalam setahun
  •  membuka 7 cabang baru di luar negeri dalam setahun
  •  mengurangi kesalahan produksi sebesar 30%

Dari poin-poin key result diatas, dapat diturunkan menjadi objective bagi tiap-tiap divisi yang akan dicapai dengan key result tertentu, seperti:

objective divisi business development: mendapatkan kerjasama dengan 300 klien baru dalam setahun

key result:

  •  menghubungi 100 calon klien tiap minggunya
  •  melakukan pitching dengan calon klien sebanyak 10 dalam tiap minggu

Begitu seterusnya hingga pada level personal. Karena objective yang diberikan bersifat ambisius, maka memungkinkan perkembangan perusahaan hingga personal menjadi jauh lebih baik.


Keuntungan Penggunaan OKR

Selain beberapa kelebihan yang ditunjukan di atas, menurut Workfront, terdapat beberapa hal lain keuntungan dari penggunaan OKR oleh perusahaan, di antaranya adalah:


1. Menyatukan perusahaan 

Karena OKR bersifat menurun dan saling terkait dengan antar divisinya, maka hal ini dapat menyatukan perusahaan. Komunikasi antar divisi semakin terjalin, serta dapat meminimalisir adanya ego dari tiap divisi.


2. Karyawan dapat bekerja lebih jelas dan fokus

Penggunaan OKR juga menguntungkan bagi produktivitas karyawan. Dengan adanya OKR, apa yang harus dikerjakan oleh karyawan akan lebih jelas, dan ini dapat membuat karyawan lebih fokus dalam bekerja. 


3. Transparan

OKR juga menunjukkan keterbukaan terhadap kinerja antar karyawan, bahkan pimpinannya. Dengan begini, maka sesama karyawan akan dapat lebih mudah berkolaborasi untuk hasil yang maksimal.


4. Mempercepat hasil

Dengan adanya transparansi, akan lebih mudah untuk memonitor kinerja. Dengan karyawan yang lebih fokus serta kinerja yang meningkat, maka dapat mempercepat perusahaan mencapai hasil yang diinginkan.


Ketika kamu menggunakan OKR, ada beberapa pertanyaan dasar yang harus anda tanyakan pada diri kamu sendiri:


Where do you need to go?

Kamu harus mengetahui dengan jelas dan sejelas-jelasnya goals yang kamu ingin capai itu seperti apa. Goal yang kamu capai juga harus sangat jelas.


How will you know you’re there?

Kamu harus mengetahui kondisi dimana kamu sudah mencapai goals. Hal ini sangat berguna sekali dalam proses review Key Result.


What will you do to get there?

Tugas apa saja yang akan anda lakukan untuk mencapai tujuan anda.


Kita coba simulasikan:

Where do you need to go?

Meningkatkan Kepuasan Pelanggan


How will you know you’re there?

Meningkatkan NPS dari 70 ke 80


What will you do to get there?

Menambahkan fitur chatting pada aplikasi


KPI

KPI adalah singkatan dari Key Performance Indicator. Bagaimana sih cara kerja KPI ini ? dengan cara menentukan proses/aktifitas yang bisa mendukung sebuah goal. Jika proses yang kita lakukan itu benar, maka goal diharapkan bisa tercapai juga.


Para staff mendapatkan tugas dari para managerial sesuai OKR. Para staff memberikan tugas kepada para staff yang nantinya akan dievaluasi untuk menilai performa kinerja.


Kita coba simulasikan:

Sales

  • Customer Lifetime Value
  • Trial-to-Customer Conversion Rate

Support

  • Tickets per Month
  • Average Reply Time

Marketing

  • Web traffic
  • Visitor-to-Signup Conversion Rate


Kesimpulan:

Sebenarnya kita bisa menggabungkan kedua buah tools ini. Mengapa begitu, dengan menggunakan OKR, kamu akan lebih mudah dan lebih jelas dalam menuju goals kamu. Dan dengan dibantu KPI, kamu dapat mempermudah memantau aktifitas-aktifitas yang dilakukan.

Untuk mencapai tujuan dan performa 100%,  antara penerapan OKR dan KPI harus sejalan, Dan sama-sama saling bekerja sama untuk bisa mencapai tujuan dan performa yang baik.

Itulah mengapa kamu harus menerapkan kedua buah tools tersebut untuk terus meningkatkan performa kinerja. Maka dari itu ayo mencoba untuk untuk menerapkan sistem penilaian Objective & key Result


Bagaimana menyusun OKR dengan tepat?

Metode OKR dapat berjalan efektik jika unsur pimpinan sudah menerapkan OKR dengan jelas. Berikut adalah langkah-langkah untuk menyusun OKR:

  • Menentukan timeline
  • Memilih 3-5 objective
  • Menentukan 2-5 key results per objective dan skala penilaian
  • Tentukan tool yang akan digunakan

Untuk mengukur dan mengetahui ketercapaian OKR, diperlukan sebuah tool untuk memantau dan mengelolanya. Tool yang digunakan beragam, mulai dari spreadsheet hingga aplikasi atau software. Pastikan tool tersebut dapat diakses dengan mudah oleh semua orang.


Menyusun OKR secara bertahap

Seperti yang telah disebutkan di atas, OKR menurun mulai dari perusahaan hingga perorangan. Untuk itu, penyusunan OKR juga harus dilakukan bertahap dengan dimulai dari perusahaan.


Dua pertanyaan utama yang menjadi acuan yaitu:

  • Apa tujuan yang ingin dicapai?
  • Bagaimana cara mencapai tujuan tersebut?
  • Penyusunan OKR sebaiknya melibatkan semua pihak, bukan paksaan dari atasan saja.


Mengevaluasi OKR

OKR harus dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana ketercapaiannya. Biasanya, pencapaian yang sukses berada di rentang 60-70%. Hal ini sesuai dengan konsep stretch goals seperti yang telah disebut sebelumnya.


Tujuan OKR adalah..

Agility

Tujuan dengan rentang waktu yang lebih pendek memungkinkan penyesuaian yang lebih cepat dan adaptasi yang lebih baik untuk berubah, meningkatkan inovasi, dan mengurangi risiko.


Mempercepat proses penentuan tujuan

Metode OKR yang lebih simpel membuat proses penentuan tujuan menjadi lebih cepat dan mudah. Hal ini dapat mengurangi waktu dan sumber daya yang dihabiskan dalam menentukan tujuan secara drastis


Komunikasi yang lebih jelas

Transparansi dan kesederhanaan OKR memungkinkan tim untuk memahami tujuan dan prioritas perusahaan serta bagaimana tiap individu dapat berkontribusi dalam mencapainya.


Menyatukan perusahaan dan meningkatkan kerja sama antar tim

OKR bersifat menurun dan saling terkait antar tim. Hal ini dapat menyatukan perusahaan dan meningkatkan kerja sama antar tim yang berbeda. Komunikasi dapat terjalin lebih baik dan meminimalisir adanya ego tiap tim.


Meningkatkan fokus dan disiplin

Tujuan yang lebih singkat dapat meningkatkan fokus perusahaan dan lebih disiplin dalam berusaha dan inisiatif. Tim menerima arahan dengan jelas dan bebas dalam menentukan bagaimana mencapai OKR mereka. Hal ini membuat mereka lebih bertanggung jawab dengan tujuan mereka.


OKR adalah metode yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan selain KPI. Apa pun metode yang digunakan, salah satu yang penting yang tidak boleh dilupakan oleh bisnis adalah pelanggan. Tanpa hubungan yang baik dengan pelanggan, perusahaan tidak akan bertahan. Pastikan Anda menggunakan software CRM untuk meningkatkan layanan pelanggan dan penjualan Anda.


Sumber :

https://glints.com/id/lowongan/okr-adalah/#.YAZ-vegzbIU

https://www.jagoanhosting.com/blog/pernah-dengar-okr-vs-kpi-ini-dia-penjelasannya/

https://www.qontak.com/blog/apakah-okr-adalah-kpi-apa-bedanya/

Thursday, January 14, 2021

Ekonomi Teknik

Asal Mula Ekonomi Teknik

Bidang ini pertama kali dirintis pada akhir abad ke-19 oleh Arthur M. Wellington, seorang insinyur sipil bidang keahlian khususnya adalah bangunan jalan kereta api di Amerika Serikat. Arthur menekankan aspek keuangan secara matematik untuk membuat pertimbangan dan perbandingan biaya dalam kontribusi ekonomi teknik.

Di tahun 1930, Eugene Grant menerbitkan edisi pertama dari buku teksnya. Ini merupakan tonggak sejarah perkembangan ekonomi teknik seperti kita ketahui saat ini. Ia menekankan pengembangan sebuah titik pandang ekonomi dalam engineering.

Pada tahun 1942 Woods dan De Garmo menulis edisi pertama dari buku yang berjudul “Engineering Economy”.

Ekonomi teknik merupakan ilmu yang memuat tentang cara membuat pertimbangan dalam menyelesaikan suatu masalah dalam bidang keteknikan dengan alternatif yang ada berdasar faktor-faktor dan kriteria ekonomi. Dengan mempelajari mata kuliah ini diharapkan seorang engineer dapat mengambil keputusan terbaik dari banyak alternatif yang ada.

Keterbatasan dari sumber daya (manusia, material, uang, mesin, kesempatan,dll) membuat munculnya berbagai alternatif. Berbagai alternatif tersebut memerlukan suatu perhitungan eknomi dan proses analisa teknik agar memperoleh pilihan yang terbaik untuk memecahkan berbagai macam masalah yang muncul. Layaknya ketika membandingkan berbagai alternatif rancangan, membuat keputusan dalam investasi modal, mengevaluasi kesempatan finansial dll. Konsekuensi terhadap hasil keputusan biasanya berdampak jauh ke masa yang akan datang, yang konsekuensinya itu tidak bisa diketahui secara pasti , merupakan pengambilan keputusan dibawah ketidakpastian.

Sehingga penting mengetahui:

  • Dugaan kondisi masa yang akan datang
  • Perkembangan kemajuan teknologi
  • Sinergi antara proyek-proyek yang didanai
  • Dan Lain-Lain.

Masing – masing alternatif memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda-beda jenis dan jumlahnya. Sehingga meski dengan berbagai rancangan prediksi masuk akal sekalipun, terkadang keputusan yang diambil dapat berbeda dengan kenyataan yang ada. Hal ini dikenal menjadi RISIKO. Dalam pengambilan keputusannya yang berdasar faktor-faktor (parameter) tertentu yang tidak diketahui dengan pasti mengharuskan kita menganalisa sebesara besar pengaruh faktor-faktor tersebut saling mempengaruhinya, yang dikenal analisis SENSITIVITAS.


Ekonomi teknik adalah penentuan faktor-faktor dan kriteria ekonomi yang digunakan ketika satu atau lebih alternatif dipertimbangkan untuk dipilih dalam menyelesaikan suatu masalah di bidang teknik. Bisa juga dikatakan bahwa ekonomi teknik adalah sekumpulan teknik matematika yang menyederhanakan perbandingan ekonomi dalam suatu kasus di bidang teknik. Ilmu ekonomi tidak pernah lepas dari ilmu teknik, terutama dalam perancangan dan penerapannya di masyarakat. Dalam hal tersebut, selalu ada beberapa alternatif dalam pelaksanaannya yang masing-masing alternatif memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda-beda jenis dan jumlahnya. Namun penyelesaian masalah tersebut selalu memiliki kriteria ekonomi, dan kriteria tersebut digunakan untuk memilih satu dari banyak alternatif yang tersedia tersebut.

Misal, dalam penerapan mekanisasi di suatu lahan perkebunan tebu, ada banyak alternatif yang tersedia. Apakah penerapan mekanisasinya secara menyeluruh atau hanya sebagian saja (misalnya hanya pada bagian permesinan, irigasi, atau sistem manajemennya saja), dan dana yang tersedia terbatas. Dan mekanisasi yang diterapkan itu harus memberikan tambahan profit yang sebesar-besarnya bagi perkebunan tersebut. Jika perkebunan menetapkan untuk memilih mekanisasi permesinannya saja karena dianggap dapat meningkatkan efisiensi kerja lebih besar, maka muncul alternatif lagi, apakah perkebunan akan menerapkan permesinan di fasilitas pengolahan batang tebu, pengolahan lahan, atau pemanenan. Bahkan jika sudah ditetapkan demikian, perkebunan masih harus memilih tipe mesin apa yang akan dibeli karena menyangkut daya tahan, kinerja mesin, dan kesesuaian dengan perkebunan tersebut. Semua itu harus diperhitungkan secara ekonomi dan matematis dengan tujuan untuk mendapatkan hasil dan keuntungan yang sebesar-besarnya, atau kerugian yang sekecil-kecilnya.

Tahapan analisis ekonomi teknik:

  • Definisikan masalah dan tujuannya
  • Mengumpulkan informasi yang relevan terkait kasus yang sedang dipelajari
  • Memunculkan alternatif-alternatif
  • Evaluasi masing-masing alternatif
  • Penentuan alternatif terbaik dengan beberapa kriteria
  • Menerapkan hasilnya dan memantau kerjanya

Dalam mengevaluasi beberapa alternatif yang tersedia, ekonomi teknik biasanya mempertimbangkan nilai uang terhadap waktu, estimasi pendapatan dan biaya, strategi keuangan, inflasi, depresiasi, ketidakpastian, pajak, undang-undang kebijakan, periode perencanaan, tingkat bunga modal, perhitungan nilai dan harga, hingga rate of return. Rate of return adalah seberapa besar tingkat pengembalian biaya setelah alternatif dilaksanakan.


Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_teknik

https://anditacahyakemuning.wordpress.com/2017/10/23/pengenalan-ekonomi-teknik/

Wednesday, January 6, 2021

Feasibility Study

Konsultan Feasibility Study: Pengertian & Peranannya

Bagi Anda yang ingin membuka sebuah usaha dalam bidang manufacture, trading, jasa dan usaha lainnya, maka Anda harus melakukan feasibility study atau study kelayakan. Dengan dilakukannya feasibility study ini, maka dapat membantu mencegah terjadinya kerugian yang bisa menimpa usaha Anda. 

Selain itu, dengan melakukan feasibility study ini, maka akan diperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai kelayakan sebuah usaha tersebut dijalankan. Baik ditinjau dari segi manajemen organisasinya, manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia, marketing dan akuntansi. 

Dalam melakukan feasibility study ini, maka sebaiknya Anda menggunakan jasa konsultan feasibility study.


Pengertian Studi Kelayakan

Bagi Anda yang belum memahami tentang study kelayakan atau feasibilty study, maka perlu mengetahui pengertian feasibility study terlebih dahulu sebelum mengetahui secara lebih jelas peran konsultan faesibility study. 

Feasibility study merupakan sebuah analisis yang dilakukan terhadap vaibility suatu ide. Fokus utama dari feasibility study adalah untuk menjawab pertanyaan penting mengenai ide proyek serta prosesnya.

Oleh karena itu dari dilakukannya feasibility study akan diketahui lebih awal jika sebuah ide tidak dapat dikerjakan sesuai dengan harapan, maka sebaiknya dapat dilakukan pencegahan penggunaan waktu, uang serta sumber daya yang akan sia-sia. 

Hal ini tentu saja dapat mencegah proyek mengalami kerugian.

Perlu diketahui pula bahwa feasibility usaha berbeda dengan business plan sehingga keduanya saling sering disalah artikan. Feasibility study memiliki fungsi untuk investigasi, berbeda halnya dengan business plan yang lebih kepada perencanaan yang berupa langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mewujudkan sebuah proposal dari sebuah ide hingga menjadi proyek. 

Feasibility study dapat memberikan beberapa alternatif, namun business plan hanya berisi satu alternatif saja.


Peran Konsultan Feasibility Study

Agar sebuah proyek dalam berjalan dengan sukses, maka dibutuhkan analisis mengenai kemampuan penyelesaian proyek tersebut sesuai dengan pertimbangan ekonomi, hukum, penjadwalan, teknologi dan faktor lain. 

Tak hanya berharap pada hal-hal yang terbaik dari sebuah proyek, maka sebaiknya dilakukan study kelayakan atau feasibility study sehingga memungkinkan manajer proyek agar mampu melakukan penyelidikan terhadap hasil positif serta negatif proyek sebelum dilakukannya investasi.

Untuk lebih jelasnya mengenai peran konsultan feasibility study, maka akan diberikan contoh sederhana yang mudah untuk dipahami. Contoh tersebut yaitu sebuah hotel yang akan diperluas sehingga dapat menambah jumlah kapasitas pengunjung. 

Dalam hal ini akan, dilakukan studi kelayakan sebagai penentu untuk tindak lanjut. Dari study kelayakan itulah maka akan terlihat jumlah ekspansi biaya, ekspansi yang akan mengganggu, respon pasar, hukum lokal dan lain sebagainya. Dari data tersebut, maka bisa dilakukan pemetaan untuk melakukan study kelayakan.

Dari study kelayakan akan diketahui bunga investasi serta berapa lama jumlah modal tersebut akan kembali. Selain itu, kondisi pesaing serta lingkungan juga dapat memberikan gambaran berdasarkan hasil study kelayakan. 

Berdasarkan hal tersebut, maka akan semakin jelas peran konsultan feasibility study adalah melakukan pemetaan yang berkaitan dengan akurasi. Oleh karena itu dalam melakukan feasibility study ini sangat dibutuhkan konsultan feasibility study yang berpengalaman. Hal ini disebabkan semakin berpengalamannya konsultan feasibilty study, maka akan semakin sedikit pula deviasi yang akan terjadi.


Sumber :

https://grapadikonsultan.co.id/konsultan-feasibility-study-pengertian-peranannya/

Studi Kelayakan Bisnis

Contoh Studi Kelayakan Bisnis Skala Kecil Sampai Besar

8 November 2019

Contoh Studi Kelayakan Bisnis

Semakin ketatnya persaingan bisnis di Indonesia saat ini membuat banyak orang yang ingin terjun menjadi seorang pebisnis mulai berfikir ulang. Mereka belum yakin apakah ide atau gagasan yang dimiliki bisa mengantarkannya menjadi seorang pebisnis yang sukses atau hanya menambah sederet daftar gagal yang pernah dialami.

Perlu diketahui pula bahwa ide atau gagasan itu bisa jadi hanya angin lalu saja, dalam berbisnis suatu ide atau gagasan harus diuji secara benar dengan studi kelayakan bisnis. Menjalankan feasibility study ini menjadi salah satu syarat wajib sebelum berbisnis.

Dalam berbisnis tidak boleh asal tanpa perhitungan yang jelas, bisa jadi kegagalan menanti Anda di depan. Dan dalam berbisnis jangan sampai karena kurangnya perhitungan yang matang diawal, bisnis yang kita jalankan ternyata tidak diminati dan tidak dibutuhkan oleh konsumen.


Apa itu Studi Kelayakan Bisnis

Feasibility study atau studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang isinya mempelajari secara mendalam tentang kegiatan bisnis atau usaha yang akan dijalankan untuk menentukan apakah layak atau tidak suatu bisnis dijalankan dari berbagai aspek yang mendukung dalam bisnis.

Tujuan utama melakukan studi kelayakan bisnis ini adalah untuk mengukur apakah bisnis bisa berjalan sesuai yang diharapkan atau berhenti ditengah jalan. Memang ada beberapa pebisnis yang tidak menggunakan studi kelayakan bisnis dalam memulai suatu bisnis. Tapi Anda perlu melihat lagi background mereka yang pasti adalah para pebisnis yang sudah berpengalaman dan memiliki insting bisnis yang kuat.

Nah untuk Anda yang baru memulai atau pernah gagal dalam menjalankan suatu bisnis, nampaknya Anda perlu melakukan studi kelayakan bisnis baik itu untuk bisnis skala kecil atau bisa juga untuk bisnis skala besar.


Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

Ketika Anda sudah membuat studi kelayakan bisnis secara benar, Anda akan mendapatkan jawaban untuk membuat suatu keputusan yang tepat. Permasalahan terbesar yang banyak ditemui oleh pebisnis yang tidak mau membuat studi kelayakan bisnis ini karena alasan membutuhkan waktu yang lama dan perlu melakukan riset yang mendalam.

Hal inilah yang menjadikan banyak para pebisnis tidak mau melakukan studi kelayakan bisnis, sehingga mereka banyak yang menggunakan prinsip asal jalan saja. Itu semua perlu mulai Anda rubah, nah bagi Anda yang ingin membuat studi kelayakan bisnis, kami sudah menyiapkan contoh studi kelayakan bisnis baik bisnis skala kecil, menengah dan besar.


Contoh Studi Kelayakan Bisnis

Dalam studi kelayakan bisnis, ada beberapa aspek yang perlu Anda tinjau, tetapi untuk bisnis satu dengan yang lainnya akan memiliki aspek yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhan. Nah berikut aspek-aspek dalam studi kelayakan bisnis:

  • Aspek legalitas
  • Aspek ekonomi
  • Aspek budaya
  • Aspek manajemen
  • Aspek lingkungan
  • Aspek pemasaran
  • Aspek teknis dan teknologi
  • Aspek finansial
  • Aspek sumber daya manusia

Perlu dicatat kembali bahwa tidak perlu semua aspek diatas kita munculkan dalam contoh studi kelayakan bisnis perusahaan. Namun ada beberapa hal penting sesuai dengan jenis bisnis yang perlu kita masukan kedalam proposal studi kelayakan bisnis, berikut contoh studi kelayakan bisnis sederhana:


Studi kelayakan panel surya

Dalam penerapan studi kelayakan bisnis pada penggunaan panel surya contohnya, aspek lingkungan tidak perlu ditinjau karena memang tidak ada efek yang mengancam terutama pada lingkungan.

Namun dari segi pemasaran apakah sudah banyak pengguna listrik yang teredukasi dengan adanya panel surya dan dari segi segmentasi apakah harga yang ditawarkan sudah sesuai dengan semua market atau hanya menyasar kalangan atas saja? Jika dari contoh studi kelayakan bisnis tersebut hanya mendapatkan tidak lebih dari 5 persen dari target apakah masih berpotensi untuk dilanjutkan?


Studi kelayakan bisnis properti

Beda sektor bisnis pastinya akan berbeda tantangannya. Dalam hal bisnis properti tentunya target market sangat besar, tetapi perlu dipertanyakan bisnis perumahan yang akan Anda jual memiliki range harga berapa dan lokasinya dimana. Tidak mungkin kalau Anda membangun bisnis properti berada didaerah pinggiran yang kebanyakan penduduknya adalah petani.

Selain itu dari segi aspek legalitas, Anda perlu menanyakan perihal status tanah tersebut apakah sudah legal untuk dimiliki? Dari mana modal awal untuk membangun bisnis properti? Dan lain sebagainnya.


Studi kelayakan bisnis minuman

Bisnis minuman sekarang ini sudah menjamur diberbagai tempat, salah satunya kopi. Tetapi sebelum Anda ikut menjadi pebisnis minuman kopi, pastikan dulu aspek lingkungannya apakah sudah sesuai dengan target market Anda seperti anak muda, mahasiswa dan pelajar atau tidak? Dari aspek pemasaran bagaimana strategi yang akan Anda lakukan karena sudah ada banyak bisnis sejenis yang berada disekitar Anda.


Sumber :

https://qwords.com/blog/contoh-studi-kelayakan-bisnis/

Related Posts